بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
Menyebuhkan Nafsu
Syeikh
Abdul Wahab Asy-Sya’rani
TERMASUK
perilaku yang harus dilakukan murid, hendaknya berusaha menipu daya bisikan-bisikan
nafsunya,
memperbaiki
akhlaknya, menghilangkan kelalaian (ghaflah) dengan Allah dan hatinya dengan
cara selalu membiasakan berdzikir (mengingatNya). Ini bisa dilakukan dengan
cara memperbanyak bacaan al-Qur’an dan shalat. Maka seorang murid yang
benar-benar jujur tidak akan berpaling darinya, sebab al-Qur’an merupakan
dzikir yang sempurna, dan demikian pula shalat.
Maka
tugas utama seorang murid adalah membersihkan bagian lahir dan batin dari
sifat-sifat yang menghalanginya untuk masuk ke hadirat Allah Azza wa-Jalla,
seperti marah, tinggi hati, takabur, bangga dengan dirinya dan lain-lain.
Apabila seorang murid telah membersihkan dirinya dari sifat-sifat tercela
seperti itu, maka ia patut untuk membaca al-Qur’an, bermunajat dan berhadapan dengan
Tuhannya, berhenti di depan-Nya untuk shalat dan lain-lain. Inilah yang
dilakukan para salaf saleh.
BERDZIKIR
KEPADA ALLAH MENYINARKAN HATI
SAYA
pernah mendengar Tuan Guru Ali al-Murshifi berkata:
“Para
guru tarekat sufi sudah tidak mampu lagi menemukan obat yang lebih cepat
menyinarkan hati sang murid selain melanggengkan dzikir kepada Allah Azza
wa-Jalla. Maka orang yang selalu berdzikir kepada Allah ibarat orang yang
memengkilapkan tembaga yang berkarat dengan pasir, sementara orang yang
melakukan ibadah tapi tidak selalu berdzikir kepada Allah ibarat orang yang
memengkilapkan tembaga dengan sabun. Orang ini sekalipun berusaha
memengkilapkan tembaga yang berkarat dengan sabun, tapi ia butuh waktu yang
cukup lama dan itu pun tidak bisa mengkilap seperti tembaga yang digosok dengan
pasir atau debu.”
Diantara
perilaku seorang murid apabila ia tinggal di zawiyah (pemondokan) atau di
tengah keramaian pasar hendaknya yang dijadikan modal utama adalah sanggup
bersabar dengan penuh lapang dada dan memaafkan semua orang yang datang
kepadanya dengan membawa apa yang tidak disuka. Ia juga harus sanggup menerima
dengan senang hati, rela dan pasrah terhadap apa yang dibawa orang-orang yang
tinggal di pemondokan atau mereka yang tinggal di tengah keramaian pasar. Kalau
tidak, maka dengan cara bersabar. Kalau tidak sanggup bersabar atas tindakan
kasar saudara-saudaranya dan masyarakat sekitarnya maka tidak pantas masuk ke
dalam tarekat kaum sufi, dan sebaiknya keluar menuju ke kalangan orang-orang
awam dan meninggalkan tarekat kaum sufi.
Saya
pernah mendengar Tuan Guru Ali al-Murshifi bercerita:
AbuYazid
al-Bisthami tidak mau tinggal di suatu tempat kecuali bila orang-orang yang ada
di sekitarnya mengingkari, selalu menyakiti dan meremehkannya. Ini dia lakukan
untuk melatih diri (nafsu)nya. Ketika orang-orang di sekitarnya sudah mulai
menghormati dan banyak berterima kasih kepadanya, dia akan segera rneninggalkan
mereka. Barangkali ini dilakukan pada tahap awal dia masuk ke kalangan kaum
Sufi.
Apabila
seorang murid di negerinya tidak menemukan seorang guru yang bisa mendidiknya
maka hendaknya pindah ke orang yang sudah dianggap bisa memberikan petunjuk
kepada para murid pada saat itu, sekalipun jarak antara dia dengan tempat guru
tersebut memerlukan waktu setahun atau lebih (barangkali perjalanan kaki;
Pent.). Terutama apabila ia diuji dengan mencintai harta, perempuan atau
jabatan, maka ia harus hijrah meninggalkan tempat tersebut untuk menyelamatkan
diri dari bencana tersebut. Sebab segala sesuatu yang dijadikan sarana untuk
mendapatkan sesuatu yang wajib maka sarana tersebut akan menjadi wajib.
APAKAH
SEORANG MURID HARUS MENJADIKAN GURU LAIN SETELAH GURU PERTAMANYA WAFAT?
DIANTARA
kewajiban seorang murid apabila gurunya telah wafat maka ia harus menjadikan
guru lain yang menggantikan posisi guru pertamanya dalam mendidik dan merawat
apa yang telah dilakukan oleh guru pertamanya. Sebab tarekat tidak akan bisa
kokoh.
Ketika
Syekh Muhammad as-Surawi, guru dari guruku, Syekh Muhammad asy-Syanawi wafat,
dimana gurunya telah mengizinkan untuk men-talqin dan membina para murid, maka
Muhammad asy-Syanawi berkumpul dengan Tuan Guru Ali al-Murshifi dan menerima
bimbingan dzikir darinya, dimana Tuan Guru Ali al-Murshifi mengatakan
kepadanya: “Engkau —syukur alhamduliLlah— telah sampai pada tingkatan para
tokoh sufi, maka engkau tidak perlu untuk di-talqin dzikir.” Lalu ia menjawab,
“Saya tidak ingin diam sesaat tanpa bimbingan seorang guru, sekalipun saya
termasuk orang yang telah mendapatkan bimbingan dzikir darinya dan mendapatkan
izin untuk membimbing para murid.”
Kemudian
sang guru berkata, ‘Wahai anakku, engkau akan mendapatkan bimbingan dzikir lagi
dari gurunya gurumu, agar engkau dan gurumu sama-sama murid dari Tuan Guru
Ali.”
Kasus
seperti ini hanya boleh terjadi pada orang-orang yang benar-benar jujur dalam
tarekat. Adapun orang yang bukan kelompok orang-orang yang benar-benar jujur
maka dirinya tidak akan mengizinkan untuk mendapatkan bimbingan dzikir dari
guru lain setelah mereka mendapatkan izin untuk membimbing dzikir dan membina
para murid. Hal itu dianggap sebagai tanda-tanda tidak mendapatkan pertolongan,
dan merupakan tanda pertama kali bahwa gurunya telah berkhianat dalam memberi
izin. Sebab orang fakir sufi yang secara sah telah memberi izin maka ia tidak
punya ambisi, dimana ia sudah membina dan mendidik para murid, sementara ia
menganggap dirinya bukan dari bagian mereka.
Zawiyah
atau khanqah adalah pemondokan kaum fakir sufi dalam menempuh aktivitas
tarekat, seperti berkhalwat para murid yang langsung di bawah bimbingan sang
guru, dimana tempat ini biasanya berdekatan dengan tempat tinggal sang guru.
Untuk selanjutnya kami terjemahkan, pemondokan; (Pent.).
Saudara
dalam istilah kaum sufi adalah orang lain yang menjadi teman dalam menempuh
tarekat, dimana mereka dianggap sebagai saudaranya sendiri. Untuk selanjutnya,
saudara; (Pent.).
Silahkan Bagikan Artikel ini
Mohon Maaf, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih. Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar (Cara Download) dibawah postingan. apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.
Related Posts :