بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
Menjaga Diri Dari kekasaran kalbu
SEPATUTNYALAH bagi seorang Mukmin ketika dia melihat rain (kekelaman) pada
kalbunya sebagai sanksi atas dosa yang dilakukannya; hendaknya dia merasa
was-was tatkala Allah menutup kalbunya dengan kekelaman dan kekasaran, kelak
akan menjadi tirai penutup (hijab) yang menghalanginya dari perjumpaan
(melihat) Allah.
Karena
Dia telah memberitahukan bahwa Dia akan menghukum orang yang dikeluarkan dari
perlindungan (wilayah)-Nya dengan cara menutup kalbu orang tersebut dari
Diri-Nya di dunia, dan akan menutup penglihatan orang itu untuk dapat melihat
Keagungan-Nya di akhirat. Maka, Dia Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi berfirman:
“Sekali-kali
tidak (demikian), sesungguhnya apa yang selalu mereka lakukan telah membuat
hati mereka kelam (tertutupi dari nur Allah). Sekali-kali tidak, sesungguhnya
mereka pada hari ini benar-benar terhalang dari (melihat) Tuhan,” (Q.s.
al-Muthaffifin: 14-15); yang satu mengikuti lainnya, hijab yang bermakna ganda
disebut bersamaan dalam ayat hijab (tertutupnya) kalbu di dunia, dan tertutupnya
penglihatannya dari memandang Allah di akhirat.
Dan
ketika suatu bisikan dari setan terbersit dalam dirinya untuk membuatnya
berhenti dari rasa takut (khauf) kepada Allah Yang Maha Agung, hendaklah dia
mewaspadai kedua sanksi di atas yang akan menimpanya.
Dan
jika setan terus berbisik dengan mengatakan, “Sesungguhnya ayat di atas
berkaitan dengan orang-orang kafir.”
Hendaklah
dia menampiknya dengan mengatakan, “Sekalipun Dia telah menurunkannya berkaitan
dengan orang-orang kafir, maka sesungguhnya Allah tidak memberi jaminan kepada
sebagian besar kaum Mukminin bahwa mereka terlepas dari kedua hal tersebut,”
dan telah melihat bahwa salah satunya telah menimpa sebagian besar kaum
muslimin.
Allah
Swt. telah memperingatkan kaum Mukminin, kalau mereka berbuat maksiat, Dia akan
menyiksa mereka sebagaimana Dia menyiksa orang-orang kafir. Oleh karena itulah,
Dia Swt. berfirman:
“Dan
peliharalah dirimu dari api neraka, yang dijanjikan kepada orang-orang kafir.”
(Q.s. Ali Imran: 131), artinya: Aku akan menyiksa kalian bersama mereka yang
kafir.
Dan
Allah sungguh menyebutkan tentang orang-orang kafir pada ayat itu dengan
kepastian (mereka berada dalam neraka), kemudian Dia memberitahukan bahwa Dia
bermaksud —dengan ayat tersebut— sebagai ancaman (takhwif) bagi hamba-hamba-Nya
yang beriman. Dia berfirman:
“Katakanlah,
‘Hanya Allah saja yang aku sembah, den gan memurnikan ketaaran kepada Nya dalam
(menjalankan) agamaku.’ Maka sembahlah olehmu (hai orang-orang musyrik) apa
yang kamu kehendaki selain Dia. Katakanlah, ‘Sesungguhnya orang-orang yang rugi
adalah orang-orang yang merugikan diri mereka sendiri dan keluarganya pada hari
kiamat.’ Ingatlah, yang demikian itu adalah kerugian yang nyata. Bagi mereka
lapisan-lapisan dari api di atas mereka dan di bawah mereka pun lapisan-lapisan
(dari api). Demikianlah, Allah memberi ancaman kepada hamba-hamba-Nya dengan
azab itu. Maka, bertakwalah kepada-Ku, wahai hamba-hamba-Ku,” (Q.s. az-Zumar:
14-16), maka Dia memperingatkan mereka akan azab neraka, sebagaimana yang telah
menjadi azab bagi orang-orang kafir.
‘Aisyah
(semoga Allah meridhainya) berkata:
Adalah Rasulullah Saw. ketika melihat al-muhkhilah (mendung menggumpal) tampak
di langit, beliau gelisah dan keluar masuk rumah. Lalu aku bertanya: “Wahai
Rasulullah, mengapa engkau tampak gelisah dan keluar-masuk rumah?” Beliau
berkata, “Tidak ada yang bisa menjamin bahwa aku akan selamat dari azab
sebagaimana yang Allah ‘azza wa-Jalla firmankan. ‘Maka tatkala mereka melihat
azab itu berupa awan yang menuju ke lembah-lembah mereka, kata mereka, ‘Inilah
awan yang akan menurunkan hujan kepada kami.’ Bukan, bahkan itulah azab yang
engkau minta supaya datang dengan segera!” — yaitu angin yang mengandung azab
yang pedih. (Q.s. al-Ahqaf: 24).’
Sayyidina
Umar (semoga Allah meridhainya) berkata, “Tidakkah kalian melihat bahwa aku
berhenti menjalani hidup dalam kemewahan?” Dan beliau juga pernah berkata
kepada pelayannya, “Tuangkan bubur tepung dan minyak sapi itu dengan air,
karena sesungguhnya ia dapat menetralisir panasnya minyak. Sesungguhnya aku
telah mendengar Allah azza wa-Jalla merubah suatu kaum, maka Dia berfirman,
‘Engkau telah menghabiskan rezekimu yang baik dalam kehidupan duniawimu saja’.
(Q.s. al-Ahqaf: 20).”
Dengan
alasan tersebut, beliau memperingatkan orang yang terjerumus dalam syahwat akan
mengalami azab yang menimpa orang-orang kafir, dan orang-orang Mukmin belum
tentu terjamin aman dari ancaman itu.
Karenanya,
suatu kewajiban bagi orang-orang beriman agar takut bila (kelak) mereka akan
disatukan dalam kehinaan dan azab bersama orang-orang kafir.
by; sufinews.com
Silahkan Bagikan Artikel ini
Mohon Maaf, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih. Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar (Cara Download) dibawah postingan. apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.
Related Posts :