بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
Empat Ruh Islam dalam
Kehidupan
الحمد لله رب العالمين وبه نستعين على امورالدنيا والدين. أشهد أن
لا إله إلا الله وحده لا شريك له وأشهد أن سيدنا محمدا عبده ورسوله. اللهم صل على
سيدنا محمد وعلى أله وصحبه أجمعين. اما بعد
فياعباد الله أوصيكم وإياي بتقوى الله فقد فاز المتقون, وقال الله
تعالى "ياأيهاالذين أمنوا اتقوالله حق تقاته ولاتموتن إلا وأنتم مسلمون" وقال النبي
صلى الله عليه وسلم: اتق الله حيثما كنت واتبع السيئة الحسنة تمحوها وخالق الناس
بخلق حسن. صدق الله العلي العظيم وصدق رسوله النبي الحبيب الكريم, والحمد لله رب
العالمين.
Hadirin
Jama’ah Jum’ah rahimakumullah
Pada hari ini, marilah kita meningkatkan taqwa
kita kepada Allah swt. Semoga dalam perjalanan kehidupan kita setiap perilaku
kita senantiasa dalam naungan rahmat dan hidayah-Nya. Tak lupa juga kita
senantiasa bertabarruk kepada manusia yang paling utama, yang hanya karenanya
Allah swt menciptakan alam seisinya. Muhammad saw. junjungan dan panutan kita
umat muslim semua.
Hadirin Jama’ah Jum’ah yang Dimuliakan
Allah...
Manusia mempunyai peran cukup penting di dunia. Kondisi baik dan
buruk kehidupan di dunia tergantung pada baik buruknya prilaku manusia sebagai
penghunianya. Inilah tugas manusia selaku khalifatullah seperti yang
diterangkan. Allah dalam Surah al-Baqarah ayat: 30 yang dilanjutkan dengan ayat
31
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي
الْأَرْضِ خَلِيفَةً قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ
الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ
مَا لَا تَعْلَمُونَ
Artinya:
Ingatlah ketika
Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan
seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak
menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak
kamu ketahui."
Maksud kata ‘khalifah’ dalam ayat di atas adalah
manusia. Sedangkan kata asma’ dalam ayat selanjutnya bermakna ‘nilai’.
Maksudnya, Allah SWT menciptakan manusia di muka bumi sebagai ‘manifestasi’
Allah SWT yang berkewajiban mengembangkan asma’ (nilai) ilhiyah. Di antara
‘nilai-nilai ilahiyah di muka bumi adalah wujudnya keberagaman makhluk baik
binatang ataupun tumbuhan. Misalnya ayam ada ayam kate, ayam pedaging, ayam jawa
dan lain sebagainya. Tumbuhan apalagi, anggrek saja mempunyai berbagai farian,
jenis rumput-rumputan. Begitulah sunnatullah yang selalu menjadikan sesuatu
dengan beragam. Apalagi manusia, Allah SWT menjadikan manusia dalam berbagai
etnis, ras, bangsa, suku, bahasa, status sosial dan sebagainya. Hal itu
merupakan manifestasi Allah SWT sebagai rabb bagi alam semesta (rabb
al-‘aalamin).
Jama’ah Jum’at
yang di rahmati Allah...
Sepertinya, Allah SWT sengaja tidak menjadikan
komunitas manusia dalam kondisi yang seragam, karena Allah SWT ingin menguji
kwalitas manusia, apakah mereka mampu membangun keharmonisan dalam perbedaan?
Sehingga tercipta kehidupan yang saling menghormati dalam persaingan yang sehat.
Padahal bisa saja Allah SWT menciptakan manusia dalam satu macam saja, Allah SWT
berfirman dalam surah al-Ma’idah 48 Artinya: “Sekiranya Allah menghendaki,
niscaya Allah menciptakan kalian dalam kondisi satu komunitas saja. Tetapi Allah
hendak menguji kalian dengan pemberian-Nya itu (heterogenitas) kepada kalian.
Maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan.”
Dalam menyikapi perbedaan ini,
baik kiranya kita bercermin kepada laku Nabi Muhammad saw selama hidup di
Madinah. Betapa beliau menghormati kelompok agama lain tanpa harus mengurangi
semangat berdakwah Islam kepada mereka. Begitu pula Indonesia, Indonesia
mempunyai bangsa yang majemuk. Mungkin di atas bumi ini hanya Indonesia yang
dikaruniai Allah SWT. sebagai sebuah bangsa yang mempunyai ratusan suku,
bahasa, tradisi dan budaya. Keragaman tersebut bukanlah tragedi, tetapi sebuah
potensi yang dapat dijadikan instrumen untuk menciptakan kehidupan yang kreatif,
inovatif dan kompetitif. Karena itu perlu adanya langkah pemahaman dalam
menghadapi perbedaan ini. Sehingga kita sebagai manusia sukses menjalankan tugas
Allah SWT dengan mengolah perbedaan menjadi harmonisitas sosial.
Oleh karena itu para haidirin semua,
perlu kiranya kita melihat beberapa konsep dalam Islam mengenai perbedaan agar
kiranya kita dapat memahami dan memaknai kehidupan yang berbeda-beda ini.
Pertama ;
1. Ruh al-ta’addudiyyah yaitu upaya memahami orang lain.
Keragaman manusia bukanlah petaka. Maka keragaman Indonesia merupakan potensi.
Untuk mengoptimalkan potensi tersebut perlu kesadaran rakyat negeri ini untuk
saling mengenal dan memahami orang lain di sekitarnya, “Sesungguhnya Allah
menciptakan kalian terdiri dari laki-laki dan perempuan dan menjadikan kalian
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kalian saling mengenal.” QS. Al-Hujurat:
13
2. Ruh al-wathaniyya, upaya mengembangkan dan melestarikan tradisi.
Sudah menjadi kemakluman bersama bahwa luasnya Indonesia dengan berbagai pulau
secara geografis juga menjelaskan bahwa negeri ini kaya akan tradisi.
Menghormati budaya sendiri dan melestarikannya merupakan upaya menanamkan sikap
kebangsaan yang kuat terhadap diri sendiri. Sehingga tercipta suatu identitas
individu/komunitas yang dapat melahirkan karakter sebuah
bangsa.
3. Ruh al-insaniyyah, yaitu upaya menjaga komitmen
kemanusiaan dalam berbangsa dan bernegara. Yaitu k omitmen menjaga esensi
kemanusiaan dalam berbangsa dan negara di tengah realitas kemajemukan. Maka kita
perlu menyadari bahwa seseorang tidak mungkin dapat melangkah sendirian tanpa
orang lain. Semua kelompok masyarakat mempunyai hak dan kewajiban yang sama di
mata hukum. Komitmen berbangsa dan bernegara berarti komitmen untuk tidak
melakukan penindasan, diskriminasi, serta aksi kejahatan lainnya terhadap
kelompok anak bangsa sendiri, hingga bangsa dan negara lain.
4. Ruh
al-tadayyun (Memahami ideologi lain) upaya menanamkan kesadaran pada diri
sendiri bahwa setiap manusia mempunyai ideologi yang tidak harus sama dengan
ideologi kita. Di tengah keragaman ideologi, yang paling ideal adalah memahami
substansi ideologi sebagai sebuah ajaran yang mencita-citakan kedamaian. Yaitu
ideologi ahlussunnah wal Jama’ah.
Empat langkah di atas merupakan
tahapan upaya kita menjalin hidup ditengah masyarakat ini biar lebih islami.
Sehingga pada tahap ideal akan terbentuk sebuah tatanan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara yang sesuai dengan hakikat kemanusiaan. Maka perjuangan
yang meletakkan ‘nilai-nilai’ di atas sebagai dasar perjuangan, akan melahirkan
sebuah iklim yang ideal, yaitu terciptanya sebuah bangsa yang menempatkan
hakikat kemanusiaan di atas segala-galanya.
Para hadirin Jam’ah Jum’ah yang
dimuliakan Allah
Di akhir
khutbah ini saya mengajak diri saya sendiri dan jamaah sekalian, agar terus
merenung bertafakkur, menimbang keadaan di sekitar kita. Merenungkan berbagai
fenomena dan kejadian di sekitar kita, sudahkan kita melakukan sesuatu demi
kebaikan bersama? Marilah kita jawab dalam hati kecil kita
بَارَكَ الله
لِى وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ, وَنَفَعَنِى وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ
مِنْ آيَةِ وَذْكُرَ الْحَكِيْمَ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ
وَاِنَّهُ هُوَالسَّمِيْعُ العَلِيْمُ, وَأَقُوْلُ قَوْلى هَذَا فَاسْتَغْفِرُ
اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم
Silahkan Bagikan Artikel ini
Mohon Maaf, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih. Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar (Cara Download) dibawah postingan. apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.
Related Posts :