بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
Ada Amal, Ada
Balasannya
ألحَمْدُ لِلّهِ. ألحَمْدُ
لِلّهِ الذِي جَزَى العَامِلِيْنَ. وأحَبَّ الطَّائِعِيْنَ. وَأبْغَضَ العَاصِيْنَ.
أشْهَدُ أنْ لاَ اِلهَ اِلااللهُ. وَأشْهَدُ أنَّ مُحَمّدًا رَسُوْلُ اللهِ.
اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمّدٍ الهَادِي اِلَى صرَاطِكَ
المُسْتَقِيْمِ. وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَالمُجَاهِدِيْنَ فِي سَبِيْلِكَ
الْقَوِيْمِ. أمَّا بَعْدُ. فَيَا عِبَادَاللهِ اتَّقُوْاللهَ الّذِي لا اِلهَ
سِوَاهُ وَاعْلَمُوا أنَّ اللهَ أمَرَكُمْ بِالطَّاعَةِ والْعِبَادَةِ. وَنَهَاكُمْ
بِالظُّلْمِ وَالْمَعْصِيَةِ. فَلا يَكُوْنُ ذلِكَ اِلاَّ لِخُسْرَانِكُمْ
وَهَلالِكُمْ. وَلَكِنِّ اللهَ يَرْحَمُكُمْ وَأنْزَلَ نِعَمَهُ عَلَيْكُمْ.
فَأَطِيْعُوْهُ وَاعْمَلُوا الصَّالِحَاتِ وَاجْتَنِبُوا عَنِ السَّيِّئَاتِ.
لِأَنَّ اللهَ جَزَى أَعْمَالَكُمْ. أَثَابَكُمْ بِصَالِحِ أَعْمَالِكُمْ.
وَعَذَّبَكُمْ بِسَيّءِ أَفْعَالِكُمْ
Jama’ah Shalat Jum’at yang
berbahagia
Umat Islam tentu mengetahui, mengakui dan menyadari dengan
sepenuhnya, bahwa dirinya diciptakan oleh Allah SWT dari tidak ada menjadi ada;
dari tidak berdaya menjadi berdaya, dan berdaya upaya; dari lemah menjadi dapat
berbuat sesuatu; dari menangis menjadi kuat dan perkasa serta menguasai alam
ini. Itu semua bertujuan agar manusia selalu mengabdi kepada-Nya. Kita
diciptakan bukan supaya bermusuh-musuhan, bukan untuk saling membunuh, bukan
untuk berfoya-foya, bukan untuk bersanang-senang yang dapat melupakan Sang
Pencipta AllahRabbul ‘Alamin, juga bukan untuk berbuat kerusakan. KIta
diciptakan semata-mata untuk beribadah dan mengabdi kepada-Nya.
Pengabdian hamba yang baik dan ihlas pasti tidak akan sia-sia.
Karena disamping hal itu merupakan bukti kepatuhan dan ketaatan kepada
penciptanya, kita juga akan diberi imbalan, balasan yang berupa kebahagiaan di
dunia dan akhirat.
Jama’ah Shalat Jum’at yang
berbahagia
Manusia adalah makhluk sosial, makhluk bermasyarakat yang tida bisa
hidup sendiri, tapi membutuhkan orang lain. Manusia yang menginginka keturunan
pun membutuhkan manusia yang lain.
Manusia yang baru dilahirkan dari rahim ibunya tidak berdaya dan
tidak dapat berbuat sesusatu, kecuali bergerak dan menangis. Nah, pada saat-saat
demikian inilah ia membutuhkan pertolongan orang lain, seperti: bidan, dan
lain-lain.
Manusia yang meninggal dunia tidak bisa memandikan diri sendiri,
membungkus dirinya dengan kain kafan, bersembahyang dan mengubur dirinya
sendiri, akan tetapi harus dimandikan dibungkus dan dikafan, disembahyangkan dan
dikubur oleh orang lain
Bahkan untuk makan sesuap nasi pun manusia membutuhkan kerja sama
dengan berbagai orang. Mereka akan menerima pahala dan siksa dari Allah besok di
akhirat, menurut baik dan buruk yang dikerjakannya.
Oleh karena itu, manusia yang akan mengerjakan sesuatu pekerjaan,
pasti akan berfikir terlebih dahulu, apakah yang akan dikerjakan itu termasuk
kebaikan ataukah keburukan, ketaatan atau kemaksiatan dan kedurhakaan? Apabila
yang dikerjakan itu ternyata kebaikan dan ketaatan, pasti ia mendapat pahala.
Tapi apabila ternyata keburukan, kemaksiatan dan kedurhakaan, pasti akan
mendapat siksa dari Allah SWT.
Jama’ah Shalat Jum’at yang
berbahagia
Jadi manusia akan mendapat pahala karena amal baiknya, dan mendapat
dosa dan siksa karena amal jeleknya. Seperti yang difirmankan Allah SWT dalam
Al-Qur’an surat az-Zalzalah ayat 7-8:
فَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ
خَيْراً يَرَه. وَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرّاً
يَرَهُ
“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarrah pun,
niscaya dia melihat (balasan)nya . Dan barangsiapa yang mengerjakan kejehatan
seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya
(pula).”
Yang tersebut tadi adalah pahala dan dosa akibat perbuatan sendiri,
bukan karena orang lain.
Dalam Islam memang tidak ada dosa warisan. Sehingga anak tidak akan
menerima bagian sedikit pun dari dosa dosa orang tuanya. Nabi adam AS dan ibunda
Hawa pernah melanggar larangan Allah SWT, sedikit pun kita umat manusia sebagai
keturunannya tidak diberi dosa warisa dari beliau.
Siapa yang berbuat kebaikan, akan mendapat balasan pahala dari
Allah SWT, dan siapa yang berbuat kejahatan, akan mendapat siksa
dari-Nya.
Allah berfirman dalam surat al-Baqarah ayat 286 :
لَهَا مَا كَسَبَتْ
وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ
“Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakan dan ia
mendapat siksa (dari kejahatan ) yang dikerjakannya.”
Islam menegaskan, bahwa setiap bayi yang keluar dari rahim ibunya
itu suci, tidak berdosa sampai ia dewasa. Dan apabila ia telah menjadi orang
yang dewasa, maka barulah amal perbuatannya itu dicatat sebagaimana lainnya,
yang baik diberi pahala dan yang jahat diberi dosa.
Hadis Nabi Muhammad SAW Yang diriwayatkan Abu Ya’la dalamMusnad
Tabrani dan Baihaqi menerangkan
sebagai berikut :
كُلُّ مَوْلُوْدٍ يُوْلَدُ عَلَى
الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أوْ
يُمَجِّسَانِهِ
“Tiap-tiap bayi itu dilahirkan dalam keadaan suci bersih
sehingga menjadi fasih lisannya, lalu ayah ibunya menjadikan orang beragama
Yahudi, Kristen atau Majusi.”
Dan hadis lain yang diriwyatkan oleh Imam Ahmad bin Hanbal, Abu
Dawud dan al-Hakim menerangkan sebagai berikut:
رُفِعَ الْقَلَمُ عَلَي ثَلَاثَةٍ
عَنِ الْمَجْنُوْنِ الْمَغْلُوْبِ عَلَي عَقْلِهِ حَتَّى يَبْرَأَ وَعَنِ
النَّائِمِ حَتَّى يَسْتَيْقِظُ وَعَنِ الصَّبِيِّ حَتَّى
يَحْتَلِمَ
“Pena (malaikat) itu diangkat (maksudnya: perbuatan manusia
tidak ditulis, tidak dicatat) dari tiga macam orang : 1. Orang gila hingga ia
sembuh gilanya. 2. Orang yang tidur hingga ia terjaga (bangun dari tidurnya),
dan 3. Anak kecil hingga ia menjadi baligh (dewasa)."
Dalam surat an-Najm ayat 38-41diterangkan sebagai berikut
:
أَلَّا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَى. وَأَن
لَّيْسَ لِلْإِنسَانِ إِلَّا مَا سَعَى. وَأَنَّ سَعْيَهُ سَوْفَ يُرَى. ثُمَّ
يُجْزَاهُ الْجَزَاء الْأَوْفَى
“Bahwasannya seseorang yang berdosa tidak akan memikul dosa
orang lain. Dan bahwasannya seorang manusia tidak memperoleh selain apa yang
diusahakannya.Dan bahwasannya usahanya itu kelak akan diberi balasan yang paling
sempurna.”
Jama’ah Shalat Jum’at yang
berbahagia
Dengan demikian, kita dituntut untuk berbuat kkebajikan
sebanyak-banyaknya. Karena kita sendirilah yang akan menerima balasan pahala
darinya disamping kebehagiaan duniawi.
Kita juga dituntut menjauhi kejahatan, kedurhakaan dan kemaksiatan
agar menjadi orang yang selamat di dunia dan akhirat.
Apabila kita perhatikan firman-firman allah SWT dan sabda-sabda
Nabi Muhammad SAW tadi, kita akan dapat memetik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Manusia dilahirkan dalam keadaan suci, tidak mempunyai dosa, baik
akibat perbuatannya sendiri maupun akibat perbuatan orang tua atau
leluhurnya.
2. Semua pahal atau siksa yang diberikan Allah SWT kepada manusia
adalah balasan yang setimpal dari perbuatannya sendiri, baik secara langsung
maupun tidak.
مَنْ سَنَّ فِيْ الْاِسْلاِمِ
سُنَّةً حَسَنَةً فَلَهُ أَجْرُهَا وَأجْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا بَعْدَهُ مِنْ غَيْرِ
أنْ يَنْقُصَ مِنْ اُجُوْرِهِمْ شَيْئٌ وَمَنْ سَنَّ فِي الْاِسْلاَمِ سُنَّةً
سَيِّئَةً كَانَ عَلَيْهِ وِزْرُهَا وَوِزْرُمَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ بَعْدِهِ مِنْ
غَيْرِ أنْ يَنْقُصِ مِنْ أوْزَارِهِمْ شَيْئٌ
“Barangsiapa memberikan contoh yang baik dalam Islam maka
baginya pahala dan pahala orang yang mengerjakannya sesudahnya tanpa dikurangi
sedikit pun dari pahala mereka, dan barangsiapa yang memberikan contoh jelek
dalam Islam maka atasnya dosanya dan dosa orang yang mengerjakan sesudahnya
tanpa dikurangi sedikit pun dari dosa dosa mereka."
Sehubungan dengan hadis tersebut, Allah SWT berfirman dalam surat
Yasin Ayat 12 sebagai berikut :
إِنَّا نَحْنُ نُحْيِي الْمَوْتَى
وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوا وَآثَارَهُمْ وَكُلَّ شَيْءٍ أحْصَيْنَاهُ فِي إِمَامٍ
مُبِينٍ
“Sesungguhnya kami menghidupkan orang orang mati dan kami
menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas bekas yang mereka
tinggalkan. Dan segala sesuatu kami kumpulkan dalam kitab induk yang nyata
(lauh-mahfudz)."
Jama’ah Shalat Jum’at yang
berbahagia
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa:
1. Kita hendaknya
memperbanyak amal shalih demi keselamatan dan kebahagiaan didunia dan
akhirat.
2. Kita hendaknya menghindar dari berbuat maksiat agar selamat dari
siksa Allah SWT
3. Kita dituntut memberikan contoh-contoh yang baik menurut
pandangan Islam, agar mendapatkan pahala perbuatan itu dan pahala orang-orang
yang meniru serta mengikutinya sampai hari kiamat
4. Kita dilarang berbuat
maksiat atau memberikan contoh-contoh yang jelek menurut pandangan Islam, agar
tidak mendapatkan dosanya dan dosa-dosa orang orang yang mengikuti jejaknya
sampai hari kiamat.
اِنَّ أَحْسَنَ الْكَلاَمِ كَلامُ
اللهِ الْمَلِكِ الْعَلّامِ. وَاللهُ يَقُوْلُ وَبِقَوْلِهِ يَهْتَدِي
الْمُهْتَدُوْنَ. وَإِذَا قُرِئَ الْقُرْآنُ فَاسْتَمِعُواْ لَهُ وَأَنصِتُواْ
لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ. أعُوْذُ باللهِ مِنَ الشّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. فَمَن
يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْراً يَرَه. وَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ
شَرّاً يَرَهُ. بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ.
وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بما فيه مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. اِنّهُ
تَعَالَى جَوَّادٌ كَرِيْمٌ رَحْمَانٌ رَحِيْمٌ
Silahkan Bagikan Artikel ini
Mohon Maaf, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih. Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar (Cara Download) dibawah postingan. apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.
Related Posts :