بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
Dalil mencium tangan orang shalih – orang tua – penguasa
muslim yg shalih
mencium tangan orang yang saleh, penguasa yang bertakwa dan orang kaya yang
saleh adalah perkara mustahabb (sunnah) yang disukai Allah. Hal ini berdasarkan
hadits-had
its Rasulullah dan dan atsar para
sahabat, yang akan kita sebutkan berikut ini.
Di antaranya, hadits riwayat al-Imam at-Tirmidzi
dan lainnya, bahwa ada dua orang Yahudi bersepakat menghadap Rasulullah. Salah
seorang dari mereka berkata: “Mari kita pergi menghadap -orang yang mengaku-
Nabi ini untuk menanyainya tentang sembilan ayat yang Allah turunkan kepada
Nabi Musa”.
Tujuan kedua orang Yahudi ini adalah hendak mencari kelemahan
Rasulullah, karena beliau adalah seorang yang Ummi (tidak membaca dan tidak
menulis). Mereka menganggap bahwa Rasulullah tidak mengetahui tentang sembilan
ayat tersebut. Ketika mereka sampai di hadapan Rasulullah dan menanyakan prihal
sembilan ayat yang diturunkan kepada Nabi Musa tersebut, maka Rasulullah
menjelaskan kepada keduanya secara rinci tidak kurang suatu apapun. Kedua orang
Yahudi ini sangat terkejut dan terkagum-kagum dengan penjelasan Rasulullah.
Keduanya orang Yahudi ini kemudian langsung mencium kedua tangan Rasulullah dan
kakinya. Al-Imam at-Tarmidzi berkata bahwa kualitas hadits ini Hasan Shahih#.
Abu asy-Syaikh dan Ibn Mardawaih meriwayatkan dari
sahabat Ka’ab ibn Malik, bahwa ia berkata: “Ketika turun ayat tentang
(diterimanya) taubat-ku, aku mendatangi Rasulullah lalu mencium kedua tangan
dan kedua lututnya”#.
Al-Imam al-Bukhari meriwayatkan dalam kitabnya
al-Adab al-Mufrad bahwa sahabat ‘Ali ibn Abi Thalib telah mencium tangan
al-‘Abbas ibn ‘Abd al-Muththalib dan kedua kakinya, padahal ‘Ali lebih tinggi
derajatnya dari pada al-‘Abbas. Namun karena al-‘Abbas adalah pamannya sendiri
dan seorang yang sholeh maka dia mencium tangan dan kedua kakinya tersebut#.
Demikian juga dengan ‘Abdullah ibn ‘Abbas, salah
seorang dari kalangan sahabat yang masih muda ketika Rasulullah meninggal.
‘Abdullah ibn ‘Abbas pergi kepada sebagian sahabat Rasulullah lainnya untuk
menuntut ilmu dari mereka. Suatu ketika beliau pergi kepada Zaid ibn Tsabit,
salah seorang sahabat senior yang paling banyak menulis wahyu. Saat itu Zaid
ibn Tsabit sedang keluar dari rumahnya. Melihat itu, dengan cepat ‘Abdullah ibn
‘Abbas memegang tempat pijakan kaki dari pelana hewan tunggangan Zaid ibn
Tsabit. ‘Abdullah ibn ‘Abbas menyongsong Zaid untuk menaiki hewan tunggangannya
tersebut. Namun tiba-tiba
Zaid ibn Tsabit mencium tangan ‘Abdullah ibn ‘Abbas,
karena dia adalah keluarga Rasulullah. Zaid ibn Tsabit berkata: “Seperti inilah
kami memperlakukan keluarga Rasulullah”. Padahal Zaid ibn Tsabit jauh lebih tua
dari ‘Abdullah ibn ‘Abbas. Atsar ini diriwayatkan oleh al-Hafizh Abu Bakar ibn
al-Muqri dalam Juz Taqbil al-Yad.
Ibn Sa’d juga meriwayatkan dengan sanad-nya dalam
kitab Thabaqat dari ‘Abd ar-Rahman ibn Zaid al-‘Iraqi, bahwa ia berkata: “Kami
telah mendatangi Salamah ibn al-Akwa’ di ar-Rabdzah. Lalu ia mengeluarkan
tangannya yang besar seperti sepatu kaki unta, kemudian dia berkata: “Dengan
tanganku ini aku telah membaiat Rasulullah”. Oleh karenanya lalu kami meraih
tangan beliau dan menciumnya”#.
Silahkan Bagikan Artikel ini
Mohon Maaf, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih. Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar (Cara Download) dibawah postingan. apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.
Related Posts :