بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
Terjemah Kitab
Tanwir al Qulub
fi Mu’amalati Allami al-Ghuyub
Syaikh Muhammad Amin al Kurdi
PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji bagi Allah Yang Menyendiri dengan keagungan malakutNya
dan Manunggal dengan keindahan jabarut-Nya. Yang memiliki sifat sifat istimewa
yang tidak dimiliki oleh siapa pun. Yang memiliki tanda-tanda yang menunjukkan
bahwa Dia tidak serupa dengan makhlukNya. Dialah Dzat Yang Mahasuci dari
sesembahan yang membingungkan akal hingga akal tidak mampu memahami hakikat
Dzat-Nya yang abadi, Mahasuci Dia dari sesembahan yang membingungkan hati
hingga hati tidak bisa memahami keagungan sifat-sifat-Nya yang sempurna nan
lestari. Dialah Yang dikenal dengan sifat rubribiyyah dan disifati dengan sifat
uliihiyyah.
Barangsiapa telah merasakan manis keakraban dengan-Nya, niscaya dia
akan melihat berbagai keajaiban dari kelembutanNya, akan memperoleh segala yang
dia dambakan. Sedangkan orang yang mengharap selain Dia, niscaya akan dijauhi
dan dicelakakan-Nya.
Aku memuji-Nya dengan pujian seorang hamba yang tenggelam dalam
lautan nikmat-Nya. Aku bersyukur kepada-Nya dengan syukur seorang hamba yang
ikhlash dalam ketaatan kepada-Nya serta larut dalam kecintaan kepada-Nya.
Aku bersaksi tidak ada tuhan selain Allah semata, Dia Yang tidak
ada sekutu bagi-Nya, Dia Yang Mahasuci dari kesertaan dan keserupaan, dengan
kesaksian yang karenanya aku bisa selamat dari berbagai petaka dan terus
mendaki hingga mencapai derajat-derajat yang tinggi.
Dan aku bersaksi bahwa
Sayyidina Muhammad adalah hamba dan rasulNya yang telah diutus Allah untuk
membawa risalah yang terang nan Jelas, agama yang lurus yang datang
menyempurnakaan semua agama yang telah diturunkan sebelumnya.
Ya Allah,
limpahkanlah shalawat, salam dan keberkahan kepada Sayyidina Muhammad Sang
Pemimpin para nabi, Sayyidina Muhammad yang menjadi mahkota orang-orang suci,
Sayyidina Muhammad yang telah diutus membawa ayat-ayat yang terang dan
mukjizat-mukjizat yang agung, Sayyidina Muhammad yang merupakan manusia sejati
dan sebab segala maujud. Ya Allah, sampaikanlah balasan dan terima kasih kami
kepada beliau, balasan yang lebih dari para nabi dari umat-umat terdahulu. Ya
Allah, berilah kami manfaat dari cinta kami kepada beliau saw. yang tersimpan
di dalam hati kami, juga cinta kami kepada keluarga dan para sahabat beliau,
serta cinta kami kepada putra putrinya, istri-istrinya dan orang-orang yang
dicintainya.
Ya Allah, limpahkanlah padanya shalawat dan salam yang kekal,
shalawat dan salam yang senantiasa mengalir dan tidak terputus dengan berlalunya
waktu dan hari-hari.

Amma badu.
Seorang hamba yang fakir dan senantiasa mengharap
ampunan Rabbulalamin, Muhammad Amin al-Kurdi yang dinisbatkan kepada Thariqah
an-Nagsyabandiyyah—mudah-mudahan Allah Ta’ala menguatkan kedudukannya yang
tinggi—berkata, “Salah satu hal yang tidak samar lagi bagi orang yang berakal
cerdas adalah bahwa hamba yang paling tinggi kedudukannya, hamba yang paling
agung dan paling utama adalah hamba Allah yang paling bermanfaat bagi
hamba hamba-Nya yang lain, hamba yang paling banyak mengajak ke jalan Allah.
Dan
di antara mereka yang paling besar manfaatnya serta paling baik karyanya adalah
orang-orang yang mengajak dan membimbing hamba kepada Allah, yang memberikan
petunjuk untuk menempuh jalan-Nya serta mengerjakan amal-amal yang diridhai-Nya.
Betapa tidak, hal itu merupakan kebiasaan Nabi Muhammad saw., manusia paling
mulia, sang pemimpin para nabi. Sungguh, untuk hal itu Allah Ta’ala telah
mengutus dan menugasi para nabi dan rasul, menyemangati dan mendorong mereka.
Pada tugas itu pula para ulama al-‘amilin dan wali-wali yang salih pewaris para
nabi itu mengikuti dan meneladani mereka. Namun sudah maklum bahwa kebanyakan
ulama yang benarbenar mumpuni seperti mereka telah tiada. Dan di zaman sekarang
ini tiada lagi yang tersisa dari mereka selain jejaknya saja, seperti
diungkapkan dalam sebuah syair:
Kemah itu sungguh seperti kemah mereka Tetapi kulihat kaum
perempuan di kemah itu bukan perempuan dari kemah mereka
Maka Anda hanya akan mendapati sedikit sekali orang yang mau
mengingatkan tentang Allah, atau mencegah orang-orang dari perbuatan yang
dilarang syariat, karena amat lemahnya semangat untuk menempuh jalan petunjuk
serta menahan hati untuk tidak melintasi jalan kesesatan.
Karena itu, Anda pun
akan menyaksikan, betapa kebanyakan orang lebih memperhatikan kekurangan
duniawi mereka daripada kekurangan dalam hal keberagamaan dan akhirat mereka.
Anda lihat bagaimana mereka senang memperturutkan hawa nafsu dan hampir tidak
memiliki kesadaran untuk melakukan amal-amal ketaatan. Buktinya mereka larut
mengerjakan berbagai perbuatan haram. rasa takut kepada Allah sudah dilipat,
penghargaan terhadap syariat telah hilang dari hati mereka.
Bencana pun timbul
merata dan kesengsaraan telah demikian dominan, sehingga kebanyakan orang
bahkan hampir tidak tahu apa itu kebenaran, tidak tahu apa itu iman, tidak
kenal akhirat dan tidak paham bahwa kita sedang bergerak menuju Maharaja Yang
akan meminta pertanggung jawaban. Bahkan orang yang mengenal hal-hal itu pun
malah mengenyampingkannya,
lalu sibuk mengurusi harta benda yang pasti akan
segera lenyap, sibuk mencapai berbagai kesenangan dan mengumpulkan harta. Kalau
pun dia berdakwah dan beramal, itu semata-mata untuk tujuan-tujuan duniawi,
untuk kepentingan pribadi dan kesenangan-kesenangan nafsu yang tidak abadi.
Sementara Allah Azza wa Jalla mengetahui apa yang tersimpan dalam hati mereka.
Dia senantiasa bersama mereka di mana pun mereka berada, senantiasa mendengar
dan memperhatikan mereka. Tidakkah mereka sadar bahwa kelak mereka akan
dibangkitkan untuk menerima murka yang amat dahsyat, yang terornya bisa membuat
bayi langsung beruban, karena pada saat itu mereka akan dimintai pertanggung
jawaban atas semua amal perbuatan yang telah mereka kerjakan. Allah Ta’ala
berfirman, “Dan orang-orang yang zalim itu kelak akan mengetahui ke tempat
mana mereka akan kembali,” (QS al-Syu’ara (26): 227) Sudah demikian lama kita mengalami hari-hari penuh bencana ini,
dan sebagian di antaranya telah melemahkan kekuatan Islam. Karena itu aku—yang
telah diberi ijazah yang sah dan jelas untuk memberikan bimbingan oleh pembesar
dan pemuka utama di dalam tarekat agung al-Nagsyabandiyyah, semoga Allah
menyucikan mereka dan menerangi kuburnya—mulai melakukan pembimbingan. Aku
melakukannya sebagai bentuk pengamalan dan pemenuhan akan ijazah yang aku
terima, dengan tetap mengikuti jejak-jejak para guru agung dari
pendahulupendahuluku, sehingga aku mendapat pertolongan kekuatan dari Allah
untuk mengembangkan tarekat ini di wilayah Mesir.
Ketika mulai membimbing para murid di jalan agung ini, aku menulis
satu kitab bagi mereka yang berniat mengikutinya. Kitab itu aku beri nama
al Uhud al-Watsiqah fi al-Tamassuki bi al-Syari’ati wa alHaqiqati, berisi uraian
tentang hal-hal yang wajib diketahui oleh setiap murid.
Di antaranya adalah
masalah ushilluddin (pokok-pokok Aqidah) berikut cabang-cabangnya yang harus
diketahui oleh setiap orang yang sudah akil baligh agar dia terhindar dari
kekeliruan dalam keimanannya.
Uraian dalam buku tersebut kami lengkapi pula
dengan sejumlah hikmah dari jejak para pemuka kaum sufi yang agung, agar
menjadi teladan dan pijakan bagi para peminat Thariqah ini, serta menjadi
peringatan bagi mereka yang sering melanggar perintah Allah.
Segala puji bagi Allah, buku tersebut hadir dengan kadar yang
cukup untuk memenuhi tujuan ini, dengan susunan yang menarik dan makna yang
mendalam. Kitab ini baik untuk disebarluaskan. Selain susunannya sistematis,
juga mudah diperoleh oleh orang yang berminat terhadapnya. Kitab ini cukup
laris hingga orang yang berminat membelinya harus menunggu cetak ulang.
Kitab
ini dicetak ulang karena kami mengharap pahala yang banyak dari Allah dan
manfaat materi yang diperoleh darinya. Setelah pembahasannya diperluas, isi dan
susunannya menjadi lebih lengkap.
Kemudian aku menambahkan uraian dalam kitab ini dengan menjelaskan
berbagai masalah furu’, seperti bab nikah, thalag, fara’idh (ilmu waris), bab
jual beli dan tambahan yang lain. Juga uraian masalah-masalah yang penting
dengan sederhana, tidak terlalu ringkas dan tidak terlalu panjang, agar enak
dipelajari dan dapat memenuhi harapan pembaca. Pada bentuknya yang baru, aku
menamai kitab ini Tanwir alqulub fi Mu amalati Allam al-Ghuyub. Aku susun kitab
ini terdiri dari satu pendahuluan dan tiga bagian isi. Pendahuluan berisi tentang
dakwah kepada Allah dan Rasulnya. Bagian pertama berisi uraian tentang
masalah-masalah pokok agama (ushil). Bagian kedua berisi uraian tentang
masalah-masalah furu’ berdasarkan mazhab Imam Syafi’i. Bagian ketiga berisi
uraian tentang tasawuf. Sekarang kami akan langsung menguraikan satu demi satu
bagian yang sudah kami susun. Aku memohon pertolongan kepada Allah.
Cukuplah
Allah bagiku, Dia sungguh wali terbaik. Hanya Allah yang memberiku petunjuk,
kepada-Nya aku berserah diri dan kepada-Nya aku kembali.
Daftar Isi
Download Terjemah Kitab Tanwirul Qulub
Download Kitab Tanwirul Qulub (arab)
Silahkan Bagikan Artikel ini
Mohon Maaf, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih. Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar (Cara Download) dibawah postingan. apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.
Related Posts :