بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
Risalah Adab Sulukil Muriid
Muqoddimah
بسم الله الرحمن الرحيم
ولا حول
ولا قوة إلا بالله العلي العظيم
Dengan Menyebut Nama Allah Yang
Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Tiada daya upaya menghindar dari
kemaksiatan dan tiada kekuatan melakukan kebaikan dan ibadah, melainkan dengan
izin Allah yang Maha Tinggi dan Maha Agung.
الحمدُ
لله الذي يَقِذفُ إذا شاء في قلوب المُريدين لَوْعَة الإرادة، فيُزعِجُهُم إلى
سُلوك سَبيل السّعادة، التي هي الإيمانُ والعِبادة، وَمَحْوُ كلّ رَسمٍ وعَادة، و
صلَّى الله و سلَّم على سيِّدنا مُحمَّدٍ سَيِّد أهلِ السِّيادة، وعلى آله و صحبهِ
السَّادة القَادة.
Segala
Puji Bagi Allah Dzat yang menempatkan –ketika Ia menghendaki- kesemangatan di
hati para muriid,[1] kemudian Allah menggerakkan mereka menuju jalan kebenaran
yaitu iman, ibadah, menghapus seluruh tanda dan kebiasaan (ikhlas). Dan semoga
Allah memberi rahmat dan ta’dzim-Nya kepada junjungan kita Muhammad selaku
pemimpin dari para tuan dan juga kepada keluaga dan sahabat-sahabatnya yang
menjadi pemimpin dan penuntun.
أمّا
بعدُ: فَقد قال الله تعالى وهُو أصدقُ القائلين: ( مَنْ كَانَ يُرِيدُ العَاجِلَة
عَجَّلْنا لَهُ فِيها ما نَشاءُ لِمَنْ نُريدُ ثُمَّ جَعَلْنا لَهُ جَهنَّمَ
يَصْلاها مَذمُوماً مَدْحوراً وَمَنْ أرادَ الآخِرَةَ وَسَعى لَها سَعيَها وَهُوَ
مُؤمنٌ فَأولئكَ كانَ سَعْيُهُم مَشْكوراً). الاسراء: ١٨-١٩
Amma
Ba’du: Allah Dzat Yang tidak terbantahkan telah berfiman: “Barang siapa
menghendaki kehidupan sekarang (duniawi), maka Kami segerakan baginya di
(dunia) ini apa yang Kami kehendaki bagi orang yang Kami kehendaki. Kemudian
kami sediakan baginya (di akhirat) neraka Jahannam; dia akan memasukinya dalam
keadaan tercela dan terusir. Dan barang siapa menghendaki kehidupan akhirat dan
berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh, sementara dia orang yang beriman,
maka mereka itulah orang yang usahanya dibalas dengan kebaikan” . QS. al-Isra’
18-19.
والعاجِلة
هي الدنيا، فإذا كانَ المُريدُ لها فضلاً عن السّاعي لِطلبها مَصيرُهُ إلى النار
مَعَ الَّلوم و الصّغار، فما أجدَرَ العاقِلَ بالإعراضِ عنها، والاِحتراسِ مِنها
Kata
al aajilah adalah (bermakna) dunia. Ketika seorang muriid mengutamakan berusaha
mencari dunia maka tempat kembalinya adalah menuju neraka dalam kondisi hina
dan rendah. Untuk itu, betapa pantasnya bagi orang yang berakal berpaling,
menjaga diri dari dunia.
و
الآخرةُ هي الجنة. ولا يَكفي في حُصُولِ الفوزِ بها الإرادَة فقط بَل هي معَ
الإيمان والعَملِ
الصّالح
المُشار إليه بِقوله تعالى: (وَسَعى لَها سَعْيَها وَهُوَ مُؤمِنٌ) الاسراء:١٩
Dan
kata al Akhirah adalah (bermakna) surga. Tidak cukup untuk memperoleh
keberuntungan masuk surga hanya dengan keinginan saja. Namun, -untuk memperoleh
keberuntungan masuk surga harus dengan- keinginan disertai iman dan amal sholih
yang diisyaratkan oleh firman Allah ta'ala: “berusaha ke arah itu (menuju
akhirat) dengan sungguh-sungguh, sementara dia orang yang beriman” QS. al-Isra’
19.
والسَّعي
المَشكور هو العملُ المَقبول المُستوجِبُ صاحبُه المدحَ و الثناء و الثّواب العظيم
الذي لا ينقَضي ولا يفنى بِفضل الله ورَحمته
Dan
arti dari assa’yu al masykur adalah amal yang diterima yang menjadikan
pelakunya mendapatkan pujian, penghargaan dan pahala yang besar. Yang hal
tersebut tidak akan pernah habis dan sirna sebab anugerah Allah dan kasih
sayang-Nya
و
الخاسِرُ مِن كلِّ وجهٍ مِن المُريدين للدنيا الذي يتحقَّقُ في حقِّه الوعيدُ
المَذكور في الآية هو الذّي يُريد الدنيا إرادةً ينسى في جَنبِها الآخرة فلا يُؤمن
بها، أو يُؤمن و لا يعملُ لها. فالأوَّل كافرٌ خالدٌ في النار، و الثاني فاسقٌ
موسومٌ بِالخَسار.
Dan
orang yang rugi dari berbagai aspek dari para pendamba (kehidupan) dunia adalah
oran yang telah diwujudkan haknya yakni ancaman yang telah disebutkan di dalam
ayat al Qur’an. Dia (orang yang rugi) adalah orang yang benar-benar
menginginkan kehidupan dunia seraya melalaikan akhirat dan tidak mempercayai
kehidupan akhirat. Atau dia beriman seraya tidak mau beramal sholih. Yang
pertama disebut Kafir yang abadi di Neraka dan yang kedua disebut Fasik yang
telah dicap sebagai orang yang merugi.
وقال
رسُولِ الله صلّى الله عليه وسلّم "إنّما الأعمالُ بِالنِّياتِ وإنِّما
لِكُلِّ اِمرِئٍ ما نَوى فَمَن كانَت هِجرَتُهُ إلى الله ورَسُولِه فَهجرتُه إلى
الله ورَسولِه وَمَن كانت هِجرَتُه إلى دُنيا يُصيبُها أو امرأةٍ يَنكِحُها
فَهجرتَه إلى ما هاجَرَ إليه".
Rasulallah
-shallallahu alaihi wa sallam- telah bersabda: “Sesungguhnya segala amal
perbuatan tergantung pada niat. Dan hanya yang diniatkan itulah bagi tiap-tiap
orang. Oleh karena itu, barang siapa yang hijrah-nya menuju (keridhaan)
Allah dan Rasul-Nya maka hijrah-nya tersebut menuju Allah dan Rasul-Nya. Dan
barang siapa hijrah-nya karena dunia yang akan diperolehnya atau hijrah-nya
karena perempuan yang akan ia nikahi maka hijrah-nya menuju (mendapatkan)
apa yang ia tuju.)”
أَخبَر
صلّى الله عليه و سلَّم أنَّه لا عملَ إلا عن نيّة، وأنَّ الإنسان بحسبِ ما نوى
يُثاب ويُجزى إن خيراً فخير، وإن شرّاً فشر، فمن حسنت نيّتهُ حسن عمله لا محالة،
ومن خَبُثت نِيّته خَبُثَ عمله لا محالة، وإن كان في الصورة طيّباً كالذي يعمل
الصّالحات تصنّعاً للمخلوقين.
Rasulallah
-shallallahu alaihi wa sallam- telah memberitahukan bahwa tidak ada (nilai)
amal sedikitpun kecuali dengan (tergantung) niat. Dan sesungguhnya manusia
berdasarkan apa yang ia niatkan itulah akan diberi pahala dan dibalas. Apabila
baik maka akan dibalas baik. Jika perbuatannya buruk maka akan dibalas buruk.
Oleh karena itu, barang siapa baik niatnya maka perbuatannya (juga) baik secara
pasti. Dan barang siapa niatnya buruk maka amal perbuatannya juga buruk secara
pasti. Walaupun bentuk amal perbuatannya baik seperti halnya seseorang yang
beramal baik karena ditujukan untuk makhluk (tidak ikhlas).
وأخبرَ
عليه الصَّلاة والسلام أنّ من عمل لله على وِفقِ المُتابعة لِرسولِ الله صلّى الله
عليه وسلّم كان ثوابُه على الله وكان مُنقلبه إِلى رِضوانِ الله وَجنّته، في
جِوارِ الله وخيرته،
وأنَّ
مَن قَصدَ غير الله وعمل لِغيرِ الله كان ثوابُه وجزاؤُه عند من تصنَّعَ له و راءى
له مِمَّن لا يملك له ولا لِنفسه ضرّاً ولا نفعاً ولا موتاً ولا حياةً ولا نُشوراً.
Dan
Rasulullah ‘alaihi ashalatu wassalaam memberitahukan bahwa: “Sesungguhnya orang
yang beramal karena Allah dengan berlandaskan mengikuti (ajaran) Rasulallah
-shallallahu alaihi wa sallam-, maka Allah akan mengganjarnya dan tempat
kembalinya adalah menuju keridhaan Allah dan surga-Nya. Dan (termasuk) dalam
tetangga Allah dan pilihan-Nya. Dan sesungguhnya orang yang berniat dan beramal
untuk selain Allah maka pahala dan balasannya dari sisi orang yang ia maksud
dan orang yang melihat amalnya, yakni orang yang tidak memiliki otoritas
(wewenang) memberi kerugian, kemanfaatan, mematikan dan menghidupkan serta
kelak di Hari Kebangkitan bagi si Pengamal dan dirinya sendiri.
وخَصَّ
الهِجرةَ عليه الصّلاةُ والسَّلام مِن بينِ سَائِرِ الأَعمال تَنبِيهاً على
الكُلِّ بِالبعضِ لأنَّ مِن المعلومِ عند أُولي الأَفهام أنَّ الإِخبارَ ليسَ
خاصّاً بالهجرَةِ بل هو عامٌّ في جميعِ شرائِعِ الإِسلام.
Rasulullah
‘alaihi ashalatu wassalaam mengkhusukan “Hijrah” diantara seluruh amal
perbuatan karena (beliau) mengingatkan seluruh perkara dengan menyebut
sebagiannya saja. Karena telah diketahui di sisi orang yang cerdas bahwa;
Hadits Nabi tidak tertentu pada “Hijrah”, akan tetapi hadits tersebut bersifat
umum yang mencakup seluruh perundang-undangan Islam (Hukum Islam).
ثمّ
أًقولُ : اِعلَم أَيُّها المُريدُ الطالِبُ، والمتوجه الرَّاغبُ أنَّك حين
سأَلتَني أَن أَبْعثَ إِليكَ بِشيءٍ مِنَ الكلامِ المنسوبِ إليَّ لم يَحضُرني منه
ما أَراهُ مُناسباً لما أنتَ بِسبيلهِ. وَقَد رأيْتُ أَنْ أُقَيِّدَ فُصُولاً
وَجِيزةً تَشتملُ على شيءٍ مِن آدابِ الإِرادةِ بِعبارةٍ سَلِسةٍ
Kemudian
aku berkata: “Ketahuilah, wahai muriid yang mencari, menghadap dan menyukai
(jalan menuju Allah) bahwa; saat kau meminta kepadaku untuk memberi pembahasan
(kajian) yang dinisbatkan padaku (kajian dan laku pada setingkat Syaikh
Abdullah al Hadad, penerj.), belum aku temukan sesuatu yang aku yakini sesuai
pada jalan yang kau tempuh. Dan aku berpandangan untuk membatasi dengan
pasal-pasal yang ringkas yang mencakup tatakrama menginginkan (menuju Allah)
dengan penulisan yang mudah.
والله
أسألُ أن ينفعني و إيَّاك وسائِر الإِخوانِ بما يُوردُهُ عليَّ مِنْ ذَلِك
ويُوصِلُهُ إِليَّ مِمَّا هُنالِك، فهو حَسبي ونِعمَ الوَكيلُ.
Hanya
kepada Allah aku memohon untuk memberikan kemanfaatan padaku, kepadamu dan
seluruh para saudara dengan apa yang Allah berikan dan sampaikan padaku dari
hal tersebut. Dia lah kecukupanku dan Sebaik-baiknya Wakil.
-------------------
[1] Secara bahasa adalah orang yang tidak ada keinginan apapun yakni hanya karena Allah semata. Menurut Syaikh Muhyiddin Ibnu Arabi Murid adalah orang memutus -untuk menuju Allah- dari pandangan apapun dan ingin dilihat serta membersihkan dari kehendak diri. Lihat kitab at-Ta’rifaat, hlm. 206
Untuk Kitabnya Download Disini
<Daftar Isi>
<<Kajian Sebelumnya
Kajian Selanjutnya>>
Silahkan Bagikan Artikel ini
Mohon Maaf, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih. Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar (Cara Download) dibawah postingan. apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.
Related Posts :