بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
Al-Ta-aruf li-Madzhabi Ahl Al-Tashawwuf
{AJARAN KAUM SUFI}
Karya:
Ibn Abi Ishaq Muhammad Ibn Ibrahim Ibn Ya’qub Al-Bukhari Al-Kalabadzi
73.
KARUNIA TUHAN KEPADA MEREKA
KETIKA MEREKA MENINGGAL DN SESUDAHNYA
Abu’l-Hasan,
yang disebut sebagai Qazzaz, berkata : “Kami sedang ada di Fajj, ketika seorang
pemuda tampan mendatangi kami dengan mengenakan pakaian dari kulit kambing yang
sudah terlalu usang. Dia menyalami kami dan berkata : “Adakah tempat yang besih
di sini untukku menanti ajal?” Kami sangat terkejut tapi mengtataakan bahwa
temapt itu ada, dan menunjukkan baginya jalan ke sebuah sumur di dekat situ.
Dia pergi dan membersihkan dirinya, dan berdoa sebentar. Kami menunggu dia
selama satu jam, dan ketika dia tidak balik lagi kami mendatanginya, dan
mendapai tdia telah meninggal dunia. Para sahabat Sahl ibn Abdillah menuturkan
bahwa ketika Sahl sedang disucikan di atas tandu jenazah, dia melihat jari
telunjuknya yang di tangan kanan menegang dan menunjuk-nunjuk. Abu Amr
al-Istakhri berkata : “Aku melihat Abu Turab al-Nakhsyabi di padang pasir,
berdiri, mati, tanpa sesuatu pun menopangnya.” Ibrahim ibn Syaiban berkata :
“Seorang murid datang ke rumahku dan sakit di sana, lalu mati. Setelah dia
dimasukan ke kubur, aku ingin membuka pipinya dari kain yang menyelubunginya
dan menempatkannya di atas tanah sebagai suatu tanda akan kesederhanaan,
sehingga mungkin Tuhan akan berbelas kasihan terhadapnya. Dia tersenyum
memandang wajhku dan berkata : “Apakah engkau merendahkan diriku di hadapan Dia
yang menghabiskan waktu berssamaku?” Aku menjawab : “Tidak, kawanku; apakah
memang kehidupan sesudah kematian itu ada? Dia menyahut : “Tidakkah engkau tahu
bahwa karib-karib-Nya tidak mati, melainkan dipindahkan dari satu tempat ke
tampat lain? Ibrahim ibn Syaiban juga berkata : “Aku mengenal seorang pemuda di
kampungku, yang saleh dan tidak pernah meninggalkan masjid, dan aku senang
sekali kepadanya. Suatu hari dia jatuh sakit. Pada suatu hari Jum’at aku pergi
ke kota untuk berdoa; dan sudah menjadi kebiasaanku, setiap kali aku pergi ke
kota, melewatkan waktu siang malam bersama saudara-saudaraku. Setelah tengah
hari aku merasa gelisah, maka aku kembali ke kampung ketika senja menjelang.
Aku mencari pemuda itu dan orang-orang berkata, “Kami kira dia sedang
kesakitan. “Aku pergi mendatanginya lalu menyaaminya, dan berjabat tangan
dengannya; dan ketika kami sedang berjabat tangan dia meninggal. Lalu aku
mendahului orang lain untuk menyucikan dirinya, dan tanpa sengaja menuangkan air
ke tangan kirinya, bukannya tangan kanannnya; tangannya dijauhkan dari diriku
dan daun bunga seroja yang ada di atasnya jatuh. Orang-orang di dekatku
pingsan. Dia membuka matanya dan memandang kepadaku, dan aku sangat terkejut,
lalu berdoa untuknya. Lalu aku memasuki kuburan untuk menutupi tubuhnya; dan
ketika aku membuka wajahnya, dia membuka matanya dan terrsenyum, sampai
gigi-gigi geraham dan gigi serinya kelihatan. Maka kami menutupkan tanah
rapat-rapat ddi atasnya dan menaburkan debu di atasnya.”
Bahwa ini
merupakan suatu fenomena yang asli, dipersaksikan oleh kisah berikut ini :
“Al-Rabi’ ibn Khirasy telah bersumpah bahwa dia tidak akan tertawa lagi, sampai
dia tahu apakah dia da di surga atau neraka. Maka begitulah dia menunaikan
sumpahnya dan tak seorang pun melihatnya tertawa, ssampai dia meninggal. Mereka
menutupkan matanya dan menutupi tubuhnya; kemudian mereka memerintahkan gara
kubur digali dan kain pembungkusnya di bawa ke situ. Saudaranya, Rab’i berkata
: “Saudara kami selalu berjaga sepnjang
malam, dan berpuasa sepanjang hari yang panas.”
Ketika mereka duduk di
sekitarnya, kain itu dibukakan pada wajhnya, dan dia menyapa mereka dengan
sebuah senyumman. Saudaranya, Ra’i bertanya : “Saudaraku, adakah kehidupan
sesudah kematian? Dia menyahut : “Ya, aku telah bertemu Tuhanku, dan Dia
menerima ku dengan tenang dan ridha, dan Dia bukanlah Tuhan yang pemrah. Dia
telah memakaikan bagiku baju dari sutera dab brokat, dan aku telah menemukan
bahwa hal itu lebih mudah daripada yang kalian sangka, maka janganlah kalian
tertipu. Dan sekrang kawanku, Muhammad, menantiku untuk berdoa bagiku, oleh
karena itu bercepatlah, segerakanlah! Lalu, ketika dia telah selesai berbicara,
nafasnya putus, bagaikan suara batu koral yang dilemparkan ke dalam air.
Kisah
ini dituturkan kepada A’isyah, Ummul Mukminin (Ibu orang-orang beriman); dan
dia berkata : “Seorang saudara dari pura-putra suku Aibs, semoga Tuhan berbelas
kasih terhadap jiwanya. Akumendengar Nabi berkata : “Seseorang di antara umatku
akan berbicara setelah dia maninggal, salah seorang dari pengikutku yang
terbaik.”
(Untuk
kitab asli bahasa Arab silahkan Download Disini)
Silahkan Bagikan Artikel ini
Mohon Maaf, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih. Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar (Cara Download) dibawah postingan. apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.
Related Posts :