بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
Terjemahan Kitab
Tajul ‘Arus
Alhawiy
li tahdzibin Nufus
Karya
Syeikh Ibnu ‘Atho’illah as Sakandari
Bekas
maksiat secara lahir dan batin
Ketahuilah bahwa maksiat itu
mengandung arti merusak janji, dan melepaskan ikatan cinta dengan mengalahkan
Tuannya (Alloh) dan mengikuti kesenangan hawa nafsunya, melepaskan tutupnya
rasa malu, dan cepat cepat menuju Alloh dengan mengerjakan perkara yang tidak
diridhoi oleh Alloh. Selain itu semua:
Bekas maksiat yang dhohir/nyata
seperti: pada diri orang yang maksiat terlihat suram, dimatanya kelihatan
keras, malas berkhidmat kepada Alloh, tidak bisa menjaga kehormatan, berusaha
keras menuruti keinginan hawa nafsunya,
dan tidak bisa mengerjakan ketaatan.
Bekas maksiat yang batin seperti:
kerasnya hati, memenuhi dadanya dengan syahwat, hilangnya rasa manis/nikmatnya
taat, banyaknya penghalang dari makhluk yang selalu menghalangi terpancarnya
Nur, selalu dikalahkan oleh kekuasaan hawa nafsu, dan selain itu semua masih
ada seperti hati selalu ragu-ragu, lupa kalau nanti kan kembali menghadap
Alloh, dan lamanya penghitungan amal.
Sudah cukup menunjukkan jeleknya maksiat dengan
bergantinya nama, karena bila kamu menjadi orang yang taat, kamu disebut orang
yang mengerjakan kebaikan, sedangkan bila kamu maksiat, maka akan berubah dan
disebut orang durhaka. Itulah artinya berpindahnya sebutan/nama. Lalu bagaimana
kalau yang berganti itu atsar/labet?, yaitu dari atsar rasa manisnya taat
berubah menjadi manisnya maksiat.
Atsar nikmatnya mengabdi kepada
Alloh berganti menjadi nikmatnya syahwat. Begitulah bergantinya atsar, lalu
bagaimana kalau yang berubah/berganti itu sifat? Yaitu setelah kamu memiliki
sifat yang baik dihadapan Alloh ta’ala,
lalu berganti menjadi orang yang memiliki sifat yang buruk. Itu yang
berhubungan dengan pergantian sifat, lalu bagaimana kalau yang berubah itu
kedudukan?, yaitu setelah kamu menjadi orang yang sholih/baik dihadapan Alloh,
lalu menjadi orang yang rusak dihadapan Alloh, setelah kamu menjadi orang yang
berhati-hati dihadapan Alloh berubah menjadi orang yang ingkar dan khianat
kepada-Nya.
Maka apabila macam-macamnya dosa
itu sudah terbuka dihadapanmu, maka segeralah minta pertolongan kepada Alloh
ta’ala, dan mengungsilah kapada-Nya dan taburi tanah dikepalamu(merasa hina)
dan berdo’a: “Ya Alloh, pindahlah kami dari hinanya maksiat menuju kemuliaannya
taat kepada-Mu”.
Dan berusahalah kamu untuk bisa
berziarah kemakam-makam para Auliya’ dan sholihin, dan bacalah “Yaa
Arhamar-roohimiin” (Wahai Dzat yang sangat belas kasih, belaskasihi kami).
Apakah kamu termasuk orang yang
ingin memerangi nafsumu? Sedang nafsumu kamu kuatkan dengan menuruti kesenangannya(syahwat).
Sehingga kamu dikalahkan nafsumu. ketahuilah, sungguh kamu termasuk orang yang
bodoh.
Hati itu seperti pohon yang
disirami dengan ketaatan. Dan buahnya yaitu apa-apa yang menempel pada pohon
tersebut.
Mata, buahnya bisa mengambil
I’tibar/contoh(tepotulodo).
Telinga, buahnya bisa
mendengarkan Al Qur’an.
Mulut, buahnya bisa berdzikir
kepada Alloh.
Kedua tangan dan kaki, buahnya
bisa berjalan menuju kebaikan.
Jadi apabila hati kering, maka
akan rontok buah-buahnya. Apabila hatimu kering maka perbanyaklah dzikir kepada
Alloh.
Kamu jangan seperti orang yang
sakit dan berkata, “aku tidak akan berobat sehingga ada obatnya.” Maka katakan
padanya, “kamu tidak akan menemukan obat/sembuh kalau kamu tidak mau berobat”.
Dalam jihad/perang itu tidak ada
rasa manis/enaknya, yang ada hanya ujungnya tombak. Maka dari itu perangilah hawa nafsumu, itu
termasuk perang yang besar.
Ketahuilah, wanita yang
kehilangan anak itu tidak punya hari raya, tapi yang punya hari raya itu orang
yang bisa mengalahkan nafsunya. Yang punya hari raya itu orang yang bisa
mengumpulkan masalah yang berbeda-beda yakni, bisa menghadapi semua persoalan.
Seorang ulama lewat didepan rumah
seorang pendeta, lalu ulama itu bertanya, “hai pendeta? Kapan hari rayanya
orang/kaum itu? Pendeta itu menjawab, “ hari rayanya itu pada hari dia mendapat
ampunan dari tuhannya”.
Sifat antara
dirimu dan nafsumu itu seperti orang yang menemukan istrinya di warung
minuman(khomr) lalu istri tersebut diberi pakaian yang bagus, dan diberi
makanan yang enak-enak. Jadi apabila kamu meninggalkan sholat itu berarti kamu
memberi makanan nafsumu dengan bubur harisah (harisah: makan yang terbuat dari
tepung dan telur/daging) dan macam-macam makanan(yang dirasa enak menurut
nafsu).
Ada sebagian ulama yang selama
empat puluh tahun tidak pernah mengikuti sholat berjamaah, karena merasa tidak
kuat mencium bau busuk(tidak enak)nya hati orang-orang yang lupa kepada Alloh.
Sungguh mengherankan! Kamu
mengerti perkara yang menjadikan kebaikan duniamu, tapi kamu bodoh tentang
perkara yang menjadikan kebaikan akhiratmu.
Contoh sifat dunia pada dirimu
itu seperti seorang yang keluar menuju pekarangannya, dan giat bekerja. Setelah
berhasil lalu ditimbun menjadi bahan makanan, lalu dia mendapat manfaat dari
bahan yang ditimbun pada waktu dibutuhkan.
Sedangkan kamu menimbun
syahwat/keinginan nafsumu yang seperti ular dan maksiatmu yang seperti
kalajengking, sehingga kamu menjadi rusak/binasa. Itu cukup menunjukkan
kebodohanmu. Para manusia menyimpan bahan makanan untuk persiapan diwaktu
butuhnya, sedang kamu menyimpan perkara yang menjadikan bahaya dirimu yaitu
maksiat.
Bagaimana pendapatmu, ada orang
yang datang membawa ular dan dipelihara didalam dirumahnya. Dan ketahuilah,
kamu itu yang mengerjakan seperti itu.
Silahkan Bagikan Artikel ini
Mohon Maaf, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih. Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar (Cara Download) dibawah postingan. apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.
Related Posts :