بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
Terjemah Kitab
Fathur-Rabbany
wal
Faidhur-Rahmany
Karya
Syeikh Abdul Qadir Al-Jailany ra.
Majelis ke 51
Dunia
seluruhnya adalah hikmah
Tanggal 20 Sya’ban tahun 545 Hijriyah,
Beliau berkata :
Dunia
seluruhnya adalah hikmah, amalan akhirat semuanya adalah kemampuan, ia dibangun
di atas hikmah, begitulah bangunan di atas kekuasaan, maka jangan tinggalkan
amal untuk negeri hukum (akhirat) dan jangan kau anggap sepele kekuasaan-Nya di
negeri itu, beramallah untuk negeri hukum dengan menggunakan hukum-Nya,
janganlah merasa berat terhadap ketentuann-Nya, jangan menjadikan ketentuan itu
sebagai alasan untuk memperingan diri, karena ia justru membutuhkan-Nya.
Orang
beriman jangan menggenggam dunia, tapi ambillah dari bagiannya yang diberikan
dan menetapkan hati bersama Tuhan. Berhentilah di sana sampai cahaya dunia
tersingkir; memanggil hati untuk memasukinya, pertalian sirri menghasilkan sirr
tertuju hati, dan hati menuju jiwa yang tenang dan organ-organ
tubuh yang tunduk.
Ketika
hal itu terjadi ternyata memperkaya keluarga dan menerapkan antara dirinya
dengan keluarga cukup memuaskan, bahkan mereka mematuhi-Nya – maka teraturlah
antara hati dan keluarga. Sekarang ia pribadi tetap bersama Allah seakan
makhluk tidak dicipta untuk bersandar kepadanya, seakan tiada makhluk lain
untuk Tuhan selain ia sendiri – bersama Allah Dzat Maha berbuat – dan ia
terkenai perbuatan-Nya. Tetaplah yang dicari sedang ia pencarinya, tetaplah
sumbernya dan ia cabangnya, ia tidak melihat yang lain selain Dia, ia terlipat
dari ciptaan :
“Sesudah
itu apabila dikehendaki-Nya dibangkitkan-Nya.” (Qs.LXXX:22).
Wahai
Tuhanku, sesungguhnya daku orang bisu, maka bicarailah aku, jadikan bicaraku
berguna bagi manusia, sempurnakan mereka dengan baik; melalui usahaku, jika
tidak kembalikan daku pada kebisuan semula.
Wahai
manusia, sesungguhnya aku mengajakmu menuju kematian yang merah; yaitu
menentang nafsu, hawa, tabiat, setan dan merdeka dari ikatan ciptaan,
tinggalkan semua itu selan Al-Haq, bermujahadahlah dalam keberadaan ini,
janganlah putus asa. Allah berfirman :
“Setiap
masa Dia dalam berkehendak.” (Qs. LV : 29).
Di
penghujung zaman ini banyak terjadi perubahan meliputi pergeseran pribadi,
itulah zaman fatrah (seggang), zaman kaum munafiq tumbuh menjamur
bersama kemunafikannya. Wahai munafiq rupanya kau penghamba dunia, hanya
ciptaanlah yang kau lihat, justru kau beramal untuk mereka tetapi
mengesampingkan pandangan kepada Allah, tampka kau beramal untuk akhirat,
padahal segala amalmu tertuju untuk dunia.
Sabda
Nabi Muhammad saw. :
“Apabila
orang berhias diri dengan amal akhirat, sedang ia tidak menghendakinya dan
tidak pula mencarinya, sungguh terlaknat oleh penduduk langit melalui nama dan
nasabnya.”
Sesungguhnya
aku memahamimu, wahai munafiq – dari jalur hukum dan amal – hanya aku sengaja
menutumu dengan tabir Allah. Celaka, apa kamu tidak malu dengan organ tubuhmu
yang tidak pernah bersih dari maksiat dan najis lahir. Kamu mendewakan orang
suci, batu, kesucian hati, namun bagaimana bentuk kebersihanmu, bagaimana
sirrmu, di hadapan manusia kamu tidak pernah beradab; malah mengaku beradab di
hadapan Allah. Bagi pengajar betapa rela atas tingkahmu sedang kamu tidak sudi
menaruh kesopanan di hadapan-Nya apalagi sampai menerima perintah-Nya, kamu
duduk di kantor dan kembali lagi, tiada kata berarti hingga tauhidmu tegak dan
tegar di hadapan Allah.
Anak-anak
muridku, menerima ketentuan Allah itu lebih bagus daripada memperoleh dunia
disertai nazi’ah (pencabutan)nya, kemanisannya lebih manis jika berada dalam
hati orang benar. Barang siapa memperoleh syahwat dan kelezatan ini, bagi
mereka itu lebih manis daripada dunia seisinya, karena ia pembagus kehidupan,
dalam jumlah besar meliputi kondisi menurut perbedaan janisnya.
Bicaralah
kepada manusia secara ilmiah disertai amal, ikhlas dan jangan bciara kepada
mereka dengan ungkapan ilmiah anpa disertai pembuktian amal, karena hal itu
tidak membawa hasil bagimu juga orang yang menerima bicaramu.
Nabi
bersabda :
“Kelembutan
ilmu itu dengan cara pegamalan jika diterimanya, dan jika tidak maka ia beralih
darinya.”
Yakni
beralih barakahnya, yang masih hanya hujjahnya saja. Bila kamu jadi ilmuwan
yang suka berfitnah dengan ilmu yang kamu kantongi, niscaya batangnya tetap ada
sedang buahnya lenyap darimu.
Perintah
Allah agar melimpahkan rizki, bertempat di hadapan-Nya, Apabila Dia berkenan
melimpahkan rizki pintalah bagaimana cara penyembunyiannya -- kalau
pun kamu tidak suka penampakan sesuatu dari-Nya – jika kamu suka suka
penampakkan apa yang ada di antaramu dan Dia, itu menjadi pertanda akan
kehancuranmu.
Peliharalah
diri dari rasa ujub meliputi segala gerak, dan tunduk karena hal itu sebagai
satu tindakan yang melampau batas dan oangnya amat dibenci; menurut pandangan
Allah. Peliharalah kecintaan bicara kepada manusia dan menggantungi mereka,
karena yang demikian membawa mudlarat bagimu; tidak bermanfaat, jangan bicara
satu kalimat pun sampai urusanmu termuat dan menyampaikanmu – dari jalur hati,
suatu urusan wajib dari Allah. Apa perlunya kamu mengajak manusia pergi ke
rumahmu kalaupun mereka tidak kamu suguh. Nah, inilah suatu permasalahan yang
membutuhkan asas; baru kemudian bangunan bisa berdiri.
Galilah
nuranimu sampai memancarkan sinar hikmah, kemudian bangunlah dengan ikhlas,
mujahadah dan amalan-amalan baik, sampai mercusuarmu menjuang tingi, lalu
serulah manusia menujunya. Wahai Allah perhiduplah kerangka amalku dengan
pancaran ikhlas. Bermanfaatkah kesendirianmu dengan ciptaan sedang di hatimu
terdapat ciptaan itu. Tidak, sekali-kali tidak bahkan tak ada mulia bagimu atau
kesendirianmu. Bila kamu menyendiri tapi ciptaan tetap tegar dalam hati,
berarti kamu berdiam sendiri tanpa hias berjinak bersama Allah, bahkan yang
menguntitmu adalah nafsu, setan dan hawa. Namun jika hatimu berjinak bersama
Allah keluarga. Jika di hatimu tetap terisi kejinakan bersama Dia hancurlah
dinding-dinding keangkuhan dan sorot pandang yang mengarah kepada kebenaran,
maka tinggal kamu melihat keutamaan dan perbuatan-Nya. Dari sini kamu mantap
rela kepada-Nya bukan yang lain. Barangsiapa setiap keberadaannya bersama
ketentuan syara’ tanpa ada rasa tamani; apa yang lebih tinggi atau yang lebih
rendah, atau kelenyapan dan ketetapannya, maka sungguh ia
menghasilkan persyaratan rela, bersesuaian dan penghambaan.
Kendati
iman dan i’tikadmu baik sesungguhnya Dia tetap melihatmu, dekat denganmu dan
mengawasimu; kenapa tidak malu kepada-Nya. Sungguh aku berkata benar, aku tidak
takut kamu, aku tidak berharap kamu. Bagiku kamu dan seluruh penduduk bumi
hanya seperti kepinding dan semut, kaerna aku tahu mudlarat dan manfaat datang
dari Allah, bukan dari kamu. Kekuasaan dan penguasa bagiku sama seperti yang
aku conthkan, ingkari dirimu dan yang lain dengan ketentuan syara’ bukan dengan
hawa nafsu atau tabiat. Betapa tenang syariat darinya, maka ikutilah dalam
ketenangannya, betapa ia bicara dengannya, maka ikutilah dalam pembicaraannya.
Camkanlah,
dunia boleh kamu genggam, boleh kamu kantongi, jika suatu sebab boleh kamu
simpan asal disertai niat baik, tapi jika sampai di hati setoplah, berhentinya
apda pintu silahkan, tapi jika ingin masuk dari pintu belakang jangan. Sebab
hal itu tidak membawa kemuliaan bagimu. Bila seseoarng sepi dari permasalahan
ini atau ciptaan lain, seakan dirinya sepi lagi tehapus dari padangan dunia
itu, kala bencana datang batinnya tetap tegar tidak bergetar, bahkan kalau
ketentuan Allah datang ia segera melaksanakannya, ketika larangan yang datang
ia segera menahannya. Janganlah bertamanni sesuatu atau loba atsnya, kehendak
aka keberadaan yang sempat masuk diterima hati bisa membakhilkan padangan.
Di
mana kalian, wahai penghianat ilmu dan amal, wahai musuh Allah dan Rasull-Nya,
wahai pemutus penghambaan kepada Allah; sungguh kalian dalam kepekatan yang
jelas munafiq, sedemikiankah sifat munafiqmu, sampai kapan sandiwara ini akan
berakhir. Wahai Ulama, wahai zuhud, rupanya kalian senjata bagi pemunafiq dan
para penguasa, sampai kalian tak malu-malu lagi mencomot barang-barang mereka
yang tak laku di dunia meliputi syahwat dan keenakannya. Kalian dan sebagian
penguasa di zaman ini sebagai tipe-tipe manusia penganiaya, penghianat atas
kekayaan Allah yang diperuntukkan buat hambanya.
Wahai
Allah, belahkanlah pengaduan orang-orang munafiq, rendahkanlah atau Engkau
mengampuni mereka, hinakan laku aniaya mereka dan hapuskan bumi ini dari mereka
atau mereka Engkau perbaiki, Aamiin...
Silahkan Bagikan Artikel ini
Mohon Maaf, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih. Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar (Cara Download) dibawah postingan. apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.
Related Posts :