بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
Terjemah Kitab
Fathur-Rabbany
wal
Faidhur-Rahmany
Karya
Syeikh Abdul Qadir Al-Jailany ra.
Majelis ke 49
Memberi pada Peminta/pengemis
Jum’at
tanggal 9 Sya’ban tahun 545 Hijriyah di Madrasah, Beliau berkata:
Diceritakan,
bersumber dari Abdullah bin Al-Mubarrak r.a. bahwa suatu hari ia kedatangan
seorang peminta, ketika itu ia tidak mempunyai apa-apa kecuali hanya 10 biji
telur, kendatipun ia menyuruh pembantunya agar memberikan 10 butir telur itu
kepada peminta. Tetapi si pembantu hanya memberikan 9 butir telur saja dan
menyembunyikan yang satu. Menjelang mentari menuju tempat peraduannya,
seseorang berkunjung kepada Abdullah, seraya mengetuk pintu. Kata pendatang itu
: “Terimalah bakul ini”. Maka Abdullah pun menerima bakul itu dan meneliti
isinya, ternyata di sana menjumpai telur-telur yang tempo hari diberikan kepada
pengemis, kini dikembalikan lagi, bahkan berjumlah 90 biji telur. Kata Abdullah
kepada si pembantu : “mana telur yang lain?, berapa yang kamu berikan kepada
peminta?” Jawab si pembantu : “yang kuberikan hanya 9 biji dan
kuselisihkan satu, karena pecah.” Kata Abdullah : “berarti yang sepuluh lagi
terlepas dariku.”
Nah,
demikian muammalah mereka kepada Tuhan. Mereka sama beriman dan bersedekah
menurut perintah yang tercantum dalam Kitab Allah dan Sunnah Nabi. Mereka tidak
menentang Al Qur’an baik dalam gerak atau ketenangannya, mreka mencomot ajaran
dari kedua konsepsi itu lalu mengeluarkan menurut isinya. Karena itu beramallah
untuk Allah, biasakanlah, tentu kamu beruntung.
Anak-anak
muridku, lepaskan situasi kebingungan yang mencengkeram dirimu dan ikutilah
ulama’, kamu jangan mencari penyambung yang mempertaut dengan Allah melalui
pengakuan dusta. Bersabarlah akan uji seperti mereka bersabar bersama-Nya
sampai menghasilkan pertalian sejati. Seandainya tidak ada uji, tentu seluruh
manusia beribadah dan zuhud, berhubung bala’ mendatangi mereka akhirnya mereka
tidak sabar bersama Allah, tentu tiada pemberian untuk mereka. Jika kamu tidak
punya sabar dan ridla maka hal itu menjadi sebab terlemparnya diri dari
penghambaan kepada Allah. Sabda Allah dalam haits Qudsi :
“Barang
siapa tidak rela atas ketentuan-Ku dan tiak sabar atas cobaan-Ku, maka carilah
Tuhan selain Aku.”
Terimalah
ketentuan Allah atasmu, kokohkan Islam hingga mengkait iman, lalu perkokoh iman
sampai mengkait yaqin, maka ketika itu kamu bisa melihat-Nya yang tidak pernah
kau lihat sebelum datang yaqin, juga kamu lihat sesuatu sebagaimana bentuknya –
menjadi beita ma’ani – ia menghentikan hati kepada Allah lalu melihat sesuatu
dari Dia. Apabila hati berhenti pada pintu Allah menghasilkan kekuasaan mulia
(keramat) maka ia pun menjadi mulia terbawa sampai kepada ciptaan dan tidak
berakhir. Hati yang baik itu adalah hati yang diperbaiki Allah, jadi mulia dan
sirr yang dijernihkan oleh Allah dari keruh maka jadi mulia.
Janganlah
mengadu kepada manusia, karena jika kamu suka mengadu Allah berarti gugur dari
pandangn-Nya, di samping itu apa yang ada di sisimu tidak tersingkir karena
pengaduan itu. Kami tak perlu berujub dalam beramal, karena ujub itu bisa
merusak amal dan bahkann menghapusnya. Barangsiapa mengetahui taufiq Allah
terrlimpah pada dirinya berarti ternafikan dari ujub. Jadikan tujuan kepada
Allah karena Dia menjadikan rakhmat untukmu. Namun, bagaimana kamu membawa
tujuan itu kepada-Nya sedang kamu masih suka berdusta; padahal setiap jalan
Allah itu benar adanya. Golongan ulama adalah tipe orang-orang benar, yaitu
benar-benar tanpa ditampakkan, tindakan mereka sebagian besar timbul dari
nurani sendiri, mereka itulah orang-orang yang suka bertaubat. Sedang kamu,
wahai munafik, sekali-kali bukan seperti mereka, karena itu kamu jangan padati
mereka dengan kemunafikan. Wahai Allah jadikanlah kami termasuk orang-orang
benar.
Beliau
berkata: ajarlah nafsu, hawa dn tabiat dengan memperbanyak puasa, shalat dan
menerapkan sabar, jika seseorang telah sukses mengolah anfsu, hawa dan tabiat,
tinggalh ia berssama Allah tanpa dimasuki unsur lain, tinggal hati dan sirr
bersama Allah secara komplek tanpa menyempit, sehat tanpa sakit, jadilah orang
berakal, belajar dan beramal disertai ikhlas.
Anak-anak
muridku, belajarlah dari makhluk, baru kemudian dari Allah. Sabda nabi :
“Barangsiapa
beramal dengan sesuatu yang diketahui, maka Allah mewariskan ilmu yang belum
diketeahui (sebelumnya).”
Tentu,
pertama kali orang belajar kepada orang lain adalah perihal hukum, untuk yang
kedua kali belajar dari Allah tentang ilmu laduni, yaitu khusus ilmu yang
membahas masalah batin (hati), yag dikhususkan lagi adalah tentang sirr. Tapi
bagaimana kamu mampu belajar ilmu-ilmu tanpa guru, sebenarnya kamu berdomisili
dalam hikmah.
Carilah
ilmu, karena mencari ilmu itu termasuk wajib, sabda Nabi : “Carilah ilmu
kendati di negeri Cina.”
Anak-anak
muridku, pergaulilah orang yang menolongmu dalam melenyapkan nafsu, jadi bukan
orang yang membangkitkan nafsu itu. Jika kamu bergaul dengan orang tua yang
jahil lagi munafik, sama artinya mempergauli tabiat hawa. Sebenarnya para guru
(syuyuh) itu tidak menjalin persahabatan dengan dunia, mereka menjalin hubungan
dengan akhirat, jadi bisa diketahui jika ada guru yang menjalin hubungan dengan
tabiat dan hawa berarti ia menjalin pertalian dengan dunia, jika mempergauli
hati berarti ia bergaul dengan akhirat.
Wahai
orang yang berguru, memadati lakunya dengan tindak guru yang ikhlas, selagi kau
mencari dunia berdasar nafsu dan hawa berarti terbilang belia, yang demikian
suatu tabiat ganjil di atas keganjilan, jiwa yang menolak dunia dan
meninggalkannya dengan ikhtiar sekali-kali tidak membawa kerugian, atau keadaan
jiwa yang tenang lalu berbalik ddrastis itu suatu keganjilan di atas
keganjilan, jauh dari segala yang jauh. Hanya saja hak dunia jadi baik bila
dirimu membuta dari dunia, akhirat atau apa pun selain Allah. Kala hamba dekat
dengan Allah banyaklah kenangannya dan takutnya bertambah. Karena itu orang
yang banyak ingat kepada pemimpinnya ia diangkat menjadi menterinya, karena ia
memang dekat dia.
Bagi
orang yang beriman, tidak mungkin hal itu di dapat kecuali dengan laku ikhlas,
jika ikhlas terlaksana ketika itu berada dalam pemikiran. Sedang para Ulama
dalam pemikiran yang luar baisa, ketakutan mereka tidak pernah terhenti sampai
berjumpa Allah. Barangsiapa mengenal Allah, maka bertambahlah takutnya. Karena
itu Nabi bersabda :
“Aku
adalah orang yang paling mengenal Allah daripada kamu, dan aku lebih takut kepada-Nya
dariapda kamu.”
Dan,
kamu, wahai pelupa, suka menampakkan diri di hadapan Allah dengan laku maksiat
lagi menetang, lalu kamu berlindung kepada-Nya. Tiada lagi keamananmu akan
terganti jadi ketakutan, masamu menyempit, sehatmu jadi sakit, muliamu jadi
hina, ketinggianmu terbanting, kayamu jadi miskin. Ketahuilah bahwa
ketenanganmu di hari kiamat berupa siksa Allah menurut ukuran takutmu di dunia,
dan takutmu di akhirat menurut ketentramanmu di dunia. Namun karena kamu
sebagai penyelam samudera dunia berakibat ketenteramanmu berada dalam perigi
kelupaan yang dalam, tentu jalan hidupmu seperti kehidupan binatang, mereka
tidak mengenal sesuatu kecuali makanan, minuman, kawin dan tidur. Tingkah
lahirmu mengekor penghulu hati menunjukkan loba dunia dan cenderung mencari isi
perut saja. Sudah barang tentu hal itu menutup diri dari jalan Tuhan. Wahai
orang yang tersedot keaiban dunia dan lobanya, seandainya kamu dikumpulkan
bersama penduduk bumi untuk memperoleh sesuatu tentu kamu tidak kebagian.
Janganlh
menganiaya sesama, karena perbuatan itu akan dipertanggungjawabkan di akhirat.
Beralkulah adil sehingga kamu dipertimbangkan menuju jalan surga, tapi untuk
penganiaya bagaimana tanpa pertimbangan, mereka akan diadili di negeri
keadilan. Tinggalkan apa saja dalam tempatnya hingga menempatkan dirimu di sisi
Allah. Nah, demikian situasi akhir masa. Aku lihat kamu telah berubah dari
keberadaanmu semula, dengan mengganti laku yang lain, sungguh aku jadi khawatir
jika kamu sampai tergulung dalam perubahan ini.
Wahai
makhluk Allah, aku mencari keaiban dan manfaatmu dalam segala kondisi, aku
harap pintu neraka tertutup dan meniadakannya dengan segala keberadaan ini dan
agar tidak dimasuki seseorang pun, dan pintu surga dibuka agar tiada seseorang
pun menolak untuk memasukinya, demikianlah harapanku agar Allah menunjukkan
rakhmat dan belas kasih-Nya. Marilah duduk bersama aku demi kebaikan hatimu dan
pengolahannya, janganlah lari dari kesesatan bicaraku, tiada yang kupelihara
kecuali jiwa militan dalam agama Allah. Bicaraku keras, makananku keras,
barangssiapa lari dariku atau membuat-buat perumpamaan diriku ia tidak akan
bahagia, jika kamu berburuk sikap yang menjurus dalam agama aku tidak akan
meninggalkanmu, aku tidak akan berrkata; lakukan itu, dan aku tidak akan mencari
pendamping kecuali Allah, dari Dia bukan dirimu.
Ikutilah
para Nabi, para Rasul dan orang-orang terdahulu yang shalih, jangan sekali-kali
lepas dari mereka, bertaubatlah atas dosa-dosa dan keburukanmu. Taubat itu sutu
tanaman hati, bangunan yang kau dirikan itu mampu merobohkan bangunan setan.
Karena itu bangunlah suatu bangunan Ar-Rakhman (Allah) susullah berserta
Tuhanmu, sesungguhnya aku berdiri pada pijakan akal bukan kerangka.
Jangan
temani aku jika untuk dunia, tapi temanilah aku untuk akhirat semata; tentu
dunia amendatangimu secara sukarela mengikut dan menjamin, kendatipun ambillah
scukupnya (zuhud) dan aku menjaminmu – tentu kamu tidak memperhitungkan hal
itu. Dahulukan akhirat atas dunia, batin atas lahir, kebenaran atas batil, yang
tetap atas fana, tinggalkan lau ambil, tinggalkan pengambilan melalui tabiat,
hawa, nafsu dan ambillah melalui hati dan sirr.
Jadilah
penerima perintah Allah dan Rasul-Nya; menderita ketika terhalang darinya,
berserah kala datang ketentuan dan keputusannya; sejalan dengan itu pergauilah
manusia dengan budi luhur, kamu jangan mencari sesuatu dari Allah tanpa
menggunakan ilmu-Nya; patuhi hukum dan ketentuan-Nya. Sabda Nabi saw. :
“Ketika
Allah mencipta Qalam, Dia berkata kepadanya : “Tulislah”, jawab Qalam : “apa
yang hamba tulis? Kata Allah : “tulislah hukum-hukum-Ku untuk makhluk sampai
kiamat.”
Wahai
orang berhati mati, wahai pembangkit nafsu, hatimu telah mati berarti dirimu
berada dalam bencana pertama. Tiada bencana bagimu selain kematian hati, yaitu
lupa Allah dan tidak mengenang-Nya. Siapa ingin membangkitkan hati, maka
tetapkan dalam hati itu kenangan untuk Allah dan berjinak kepada-Nya, lihatlah
keagungan dan kebesaran-Nya, dan bagaimana pemberian-Nya kepada ciptaan.
Anak-anak
muridku, kenanglah Allah – pertama kali – dengan hati, baru dengan lahirmu
untuk yang kedua. Kenanglah Dia seribu kali dengan hati dan sekali dengan
lisan, kenanglah Dia kala afat menimmpamu dan sabar atau kalau dunia datang dengan
meninggalkannya, tetapi jika akhirat yang datang terimalah dan kala datang
kebenaran dengan tauhid. Mengenang mati itu bisa menjernihkan hati, memadamkan
dunia ciptaan juga membuka penutup hati hingga bisa melihat; bahwa ciptaan itu
akan binasa, mati, dan lemah; tidak membawa penyakit atau manfaat.
Silahkan Bagikan Artikel ini
Mohon Maaf, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih. Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar (Cara Download) dibawah postingan. apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.
Related Posts :