بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
HIKMAH 217-218
217-218.
“ANWAR
SUPAYA MASUK DALAM HATI”
٭ اَنْوَارٌ اُذ ِنَ
لهاَ فى الوُصُولِ وَاَنوارٌ اُذ ِنَ لهاَ فِى الد ُّخُولِ ٭
217. “ Anwar( beberapa nur Ilahi) itu ada dua
macam : Nur yang di izikan Alloh hanya
sampai pada hati (luar hati), dan Nur yang di izinkan Alloh bisa masuk kedalam
Hati.”
Ada kalanya Nur itu hanya sampai dihati(luar
hati), tidak masuk kedalam hati, mereka bisa melihat Alloh dan melihat dirinya,
melihat dunia dan akhiratnya, masih cinta dunia dan cinta Akhiratnya, masih
bersama dirinya dan bersama Alloh.
Apabila Nur itu sudah masuk kedalam hatinya, dalam pandangannya hanya
ada Alloh, sehingga tidak ada yang dicinta, diharap, dan disembah melainkan
Alloh semata-mata.
٭ رُبَّمَا وَرَدَ
تْ عليكَ الاَنْوَارُ فَوَجَدَ تِ القَلْبَ مَحْشـُوًّابِصُوَارِالاٰثاَرِ فَاَرْ
تَحلَتْ من حَيثُ نزَلَتْ ٭
٭ فَرِّغْ قَلبَكَ
منَ الاغْيَارِ يَملَءُوهُ بِالمَعَارِفِ وَالاَسرَارِ ٭
218. “ Terkadang Nur Ilahi itu datang
kepadamu, tetapi ketika didapati dalam hatimu penuh dengan gambar makhluk, maka
ia kembali lagi ketempat asalnya.
kosongkanlah hatimu(dari makhluk),
niscaya Alloh akan memenuhinya dengan makrifat dan asror(ilmu).”
Sebagaimana keterangan hikmah sebelumnya yaitu, nur yang diizinkan
hanya sampai kehati, dan tidak bisa masuk kedalam hati, dilanjutkan dengan
keterangan hikmah ini bahwa nur Ilahi (makrifat) itu datang kehati hamba, tapi
berhubung dalam hati itu penuh dengan gambaran makhluk dan kotor sebab dosa dan
maksiat, maka nur tersebut tidak bisa masuk kehati karena sudah tidak ada
tempat lagi. Keterangan hikmah ini sudah diterangkan pada hikmah ke 13
terdahulu, yaitu : Bagaimana hati bisa terang, sedang gambar-gambar
dunia/makhluk masih melekat dalam cermin hati.
Maka supaya Nur Ilahi
bisa diizinkan masuk dan menetap kedalam hati dan ilmu makrifat dan asror bisa
bercahaya dalam hati, haruslah mengkosongkan hati dari keduniaan dan segala
sesuatu selain Alloh (makhluk).
Bila cermin hati itu
bersih dari kotoran dan gambar-gambar dunia, maka Nur/cahaya Ilahi itu bisa
ditangkap oleh cermin itu.
٭
لاَتَسْتَبْطِىءْ منهُ النَّوَّالَ ولٰكِنِ استَبْطىِءْ من نَفْسِكَ
وُجُودَالاِقبالِ ٭
219. “ Jangan merasa/menganggap lambat
datangnya karunia pemberian Alloh, tetapi hendaknya merasakan kelambatan
dirimu(hatimu) dalam menghadap kepada Tuhanmu.”
Janganlah menganggap Alloh memperlambat pemberiannya
kepadamu, tidak segera mengabulkan do’a dan hajat-hajatmu, tapi rasakan
lambatnya dirimu dalam menghadap kepada Alloh.
Syeih Ma’ruf Al-Karkhi ra berkata : Mencari/berharap masuk surga tanpa
amal(kebaikan), itu dosa dari beberapa dosa, mengharap syafa’at (pertolongan)
tanpa melalui sebab, itu bagian dari ghurur (mengada-ada), dan mengharap rahmat
tanpa ketaatan itu perbuatan bodoh dan sia-sia.
Sedang kan menghadap
kepada tuhanmu itu berarti : menunaikan hak/kewajiban, hak-hak/kewajiban itu
ada dua bagian, sebagaimana hikmah ini:
Silahkan Bagikan Artikel ini
Mohon Maaf, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih. Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar (Cara Download) dibawah postingan. apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.
Related Posts :