بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
Terjemah Kitab
Fathur-Rabbany
wal
Faidhur-Rahmany
Karya
Syeikh Abdul Qadir Al-Jailany ra.
Majelis ke 37.
MEMBESUK ORANG
SAKIT
Jum’at pagi tanggal 5 Rajab tahun 545 di Madrasah,
Beliau berkata:
Nabi saw. bersabda :
“Besuklah si sakit dan antarkanlah jenazahnya, karena hal itu suatu
jalan mengenang akhirat.”
Tujuan Rasulullah saw. sehungan dengan sabda tersebut adalah agar kamu
ingat akhirat, sedang saat ini kamu menjauhi peringatan itu, sebaliknya terlalu
cint dunia. Tidak lama lagi di antaramu pasti diuji – tanpa perkaramu – yaitu
pengambilan dunia dari genggamanmu sebagai pengganti keriangan. Wahai orang
lalai, ingatlah, kamu bukan dicipta untuk dunia, tetapi dicipta untuk akhirat.
Wahai orang lalai, jika kamu tetap cenderung dunia, berarti himmahmu
hanya menghantar pada syahwat, kelezatan, dan segala dunia terukur menurut
uang. Di pihak lain, organ tubuhmu sibuk bermain dengannya. Jika kau diingatkan
akhirat atau mati, kamu berkata : “Ah kuno, terlalu sempit!.” Tegakkan kepala
untuk demikian dan demikian, peringatan mati telahdatang, seperti : “pemutihan rambut;
tetapi kamu tetap ingin mengelak yaitu dengan jalan memotong atau menyemirnya.
Jika mati benar-benar datang mana amalmu? Jika Malaikat Pencaut Nyawa datang,
bagaimana bisa kau menolak? Jika sumber penghasilanmu tertutup, bagaimana kau
menolak. Tinggalkan kegilaan ini, dunia itu terbangun di atas amal, itu baru
benar, jika kamu beramal di sana tentu kelak diberi pahala, tapi jika kamu
tidak beramal apa yang bisa diberikan? Dunia adalah sebuah gedung tempat
meneguk, dan akhirat adalah gedung khusus untuk beristirahat. Orang beriman
ketika di dunia giat meneguk tugasnya tentu ia akan leluasa beristirahat di
akhirat. Tapi bagimu ama tsuka beristirahat sekarang, mengulur-ulur taubat;
dari hari ke hari; dari bulan ke bulan bahkan dari tahun ke tahun; sampai habis
masa taubatmu, dalam waktu dekat tentu saja kau menyesal; bagaimana aku tidak
menerima nasihat, bagaimana aku tidak bangun dan membenarkan; maka akupun tidak
mengenal kebenaran !.
Celaka, pelepah atap kehidupanmu pecah. Wahai orang yang terrperdaya, kehidupanmu
telah tiba, inilah tempat yang kau sukai sekarang hancur, carilah kedamaian
akhirat, alihkan pijakanmu ke sana! Apakah pijakan iu? Adalah berupa amal baik,
mendahulukan sesuatu keperluan untuk akhirat, sampai dirimu menemukan kala
sampai ke sana. Wahai orang yang terperdaya dunia, wahai penyibuk tanpa hasil,
wahai orang yang menghasilkan sirr untuk bersibuk jadi pelayan dunia !
Sadarlah, akhirat itu tidak bisa dipadukan dunia, karena orang tidak
dibenarkan melayani dunia, singkirkan ia dari lubuk hati, tentu kau menyaksikan
akhirat. Bagaimana agar ia datang tanpa menguasai hatimu, jika ini sempurna
kamu dapat panggilan untuk mendekat Allah, ketika itu akhirat jadi sunyi sedang
kamu mencari-Nya, maka di sanalah kesempurnan hati yang besih dan kejernihan
sirri.
Anak-anak muridku, jika hatimu bersih syuhud (menyaksikan Allah) para
Malaikat dan orang-orang berilmu tetap berpihak padamu, jika kamu menyaksikan
Dia, maka tidak lagi butuh penyaksian dengan kebenarannya untuk dirimu, jika
ini sempurna atasmu jadilah gunung tidak digetarkannya, keuntungan tidak
dikuranginya, dan pandangan terhadap ciptaan yang ada dalam jiwamu tidak
membekas, tidak ada goresan yang sampai menggores hatimu dan kejernihan sirrmu
tidak terkotori.
Anak-anak muridku, carilah maqam ini, impikanlah, jadikan himmahmu
untuk-Nya, tinggalkan mencari dunia, karena hal itu tidak bakal membuat
kepuasan kecuali, selain Allah tidak akan pernah memuaskanmu, karena itu
rapatkanlah dirimu dengan-Nya, dengan cara itulah kamu bisa memuaskan hati,
jika berhasil tentu bisa mencapai kecukupan dunia akhirat. Wahai orang lalai,
butuhkan orang yang membutuhkanmu, carilah orang yang mencarimu, cintailah
orang yang mencintaimu, sibukkan bersama orang- yang bermusytaq kepadamu. Kau
dengan firman Allah :
“Dia mencintai mereka dan mereka mencinta-Nya.” (Qs.V:57)
Sesungguhnya kamu diciptakan hanya untuk menyembah Dia, karena itu
jangan mempermainkan. Aku ingin agar kamu menjalin hubungan dengan-Nya, maka
kamu jangan bersibuk diri untuk yang lain, jangan mencintao-Nya merangkap
ciptaan; jika kamu mencintai yang lain cintailah atas dasar kasih sayang dan
kelembutan, kalau itu yang kamu kehendaki tidak mengapa, tapi jika cintamu
berdasar lubuk hati; jangan lakukan karena termasuk cinta sirri, dan yang
demikian tidak diperkenankan.
Nabi Adam a.s. kala hatinya hanyut mencintai taman sorga beseta taman
keindahannya membawa dampak keterpisahan antara Allah dan surga – setelah diuji
– lalu ia diusir dari surga dengan ujian memakan buah terlarang yang disukai
Hawa, akibatnya ia dan Hawa terpisah dalam waktu yang tidak pendek, yaitu
kurang lebih 3000 tahun, ia berada di Sarandib dan Hwa di Jeddah.
Nabi Ya’kub manakala hanyut pandang kepada anaknya “Yusuf” a.s. dan
selalu dekat dengannya berakibat membawa perpisahan yang cukup lama. Dan Nabi
Muhammad saw. ketika pandangannya hanyut kepada Aisyah – dengan berbagai
perasaan – berakibat membawa cobaan menimpanya, yaitu tuduhan berbuat zina dari
orang-orang munafiq yang dusta, sehingga untuk beberapa hari beliau tidak ingin
melihat Aisyah. Oleh karena itu hanyutkanlah pandanganmu untuk Allah semata,
bukan yang lain, kamu tak perlu berjinak-jinak untuk yang lain, taruhlah
ciptaan ini di luar hati, sedang segala penjuru hati itu sendiri terpenuhi
oleh-Nya.
Wahai pembaut batil, wahai pemalas, wahai orang yang enggan menerima
ini, jika kamu besedia amenerima petuah-petuah dariku lalu melaksanakan apa
yang daku katakan, maka laksanakanlah sepenuh jiwa, jika kau tidak bisa
menundukkan kepongahan jiwa, maka yang ada hanya kebencian dan keharaman.
Firman Allah :
“Berguna kepadanya apa yang diusahakannya dan yang mencelakakannya pun
hasil usahanya pula.” (Qs. II: 286).
“Kalau kamu membuat kebaikan, kebaikan itu untukmu sendiri, dan kalau
kamu membuat keburukan, maka keburukan itu untuk dirimu juga.” (Qs.XVII : 7).
Yang demikian ini tentu akan terwujud – besok – untuk balasan amal
ditempatkan di surga, dan siksa di neraka. Nabi saw. bersambda :
“Terimalah makananmu untuk orang-orang yang bertaqwa, dan berikanlah
seperca kainmu kepada orang yang beriman.”
Jika kamu menyerahkan makanan kepada orang bertaqwa dan memberikan dunia
kepadanya, berarti kamu menjadi teman sejawat dalam penghasilan dunia
kepadanya, pahalanya sedikitpun tidak berkurang, karena kau menjadi teman
(penolong)nya dalam mencapai tujuan, dan kau juga yang meringankan beban dan
mempercepat mencapai garis finis menuju Tuhan. Tapi bila makanmu kau berikan
kepada orang munafik yang riya’ lagi maksiat dan keberuntungannya terleteak
pada perkara dunianya berarti kamu jadi teman sejwat munafik itu, maka apa
yang dikerjakan oleh munafiq itu berarti siksa yang tak terkurangi
sedikitpun, karena kamu telah membantu dalam memperlancar kemaksiatan kepada
Allah, oleh karenanya keburukan itupun kembali untukmu.
Wahai orang tolol, pelajarilah ilmu, karena ibadah tanpa ilmu tidak baik
dan yaqin tanpa ilmu tidak sempurna, belajarlah dan amalkan niscaya
membawa bahagia dunia akhirat, jika kamu tidak sabar untuk mencapai
ilmu dan beramal dengannya, maka bagaimana bisa bahagia, ilmu jika diberikan seluruhnya
niscaya menarik sebagiannya.
Ada di katakan kepada ulama : “Bagaimana kamu bisa memperleh ilmu ini?
Jawab : dengan menggunakan metode burung gagak, jika mencari mangsa
berangkat di pagi-pagi benar, dengan kesabaran onta, dengan metode kerakusan babi
hutan dan dengan metode kecemburuan anjing; sedang aku pagi-pagi benar
mendatangi ulama seperti burung gagak dalam mencari mangsanya, aku sabar atas
beban berat seperti kesabaran onta ketika membawa beban berat, aku lebih rajus
mencari ilmu seperti kerakusan babi pada makanan apa pun – mana ada kamanan
tampak di matanya tentu disantap, dan aku lebih menjaga mereka seperti
kecemburuan anjing ketika menjaga rumah tuannya sampai ia diberi makan.
Wahai pencari ilmu, dengarkan penjelasan sistem mencari ilmu seperti
ini, amalkan jika kamu ingin memperoleh ilmu dan beruntung. Ilmu it lambang
hidup, dan bodoh itu lambang mati. Oang berilmu yang beramal lagi ikhlas dalam
amalnya dan bersabar dalam masa pencariannya – demi Tuhan – tidaklah tertimpa
kematian (berorientasi), karena manakala kematian telah nyata mengembalikan
bentuk keberadaan dirinya kepada Tuhan, berati ia kekal hidup bersama-Nya.
Wabai Allah berikanlah ilmu kepada kami dan ikhlas dalam mengembannya.
Silahkan Bagikan Artikel ini
Mohon Maaf, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih. Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar (Cara Download) dibawah postingan. apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.
Related Posts :