بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
Terjemah Kitab
Fathur-Rabbany
wal
Faidhur-Rahmany
Karya
Syeikh Abdul Qadir Al-Jailany ra.
Majelis ke 29
Jangan
menyanjung orang kaya karena kekayaannya
Tanggal 11 Jumadil Akhir 545 Hijriyah di Madrasah,
Beliau berkata: dengan mensitir Hadis Nabi saw :
“Barangsiapa menjunjung (menyanjung) orang kaya karena terdorong ingin
memperoleh apa yang ada padanya, maka hilanglah sepertiga agamanya.”
Dengarlah, wahai orang munafiq, demikian akibat perendahan diri di hadapan
orang kaya, maka bagaimana hasil shalat, puasa dan haji orang yang berbuat
seperti ini, bahkan mereka menerima cerca mereka. Wahai pemusyrik Allah,
tidakkah kau terima berita Dia dan rasul-Nya; Islamlah, taubatlah dan ikhlaslah
dalam bertaubat hingga imanmu kembali dan keyakinanmu terjunjung, tauhidmu
tumbuh maka cabang-cabangnya pun naik ke arasy.
Anak-anak muridku, bila kau pelihara iman, kau tumbuhkan (persubur)
batangnya tentu diperkaya Allah untuk dirimu sendiri dari segala ciptaan Allah
menghias jiwa, hati dan sirrimu lalu menempatkanmu pada pintu-Nya, memperkaya
pikirmu dengan ingat dekat dan berjinak bersama-Nya; ketika itu kamu tidak
peduli lagi terhadap orang gyang bersimbah dunia atau tersibukkan olehnya; juga
tidak memperdulikan orang-orang yang haus menguasai dunia.
Wahai orang yang mengaku berilmu, sedang ia giat mencari dunia tanpa
perduli dengan atau jatuh untuk mereka, sungguh kamu disesatkan Allah karena
ilmu itu; lenyaplah keberkahan ilmumu; lenyap akalmu tinggal kulut saja. Dan
kamu, wahai pengaku ahli ibadah, sedang hatimu giat menyembah ciptaan, takut
mereka dan mengharap mereka; secara lahiri kamu memang penyembah Allah, tapi
batinmu menyembah ciptaan; setiap apa yang kau cari atau yang kau tuju semata
dari mereka termasuk kepingan-kepingan mutiara, uang dan dunia; kau mengharap
pujian mereka tapi takut cela dan pemalingan mereka, rupanya kau takut jika
subsidi dari mereka tertutup, karena itu mereka selalu kau harapkan; bahkan kau
tak malu-malu bicara lembut di hadapan mereka.
Celaka kamu; menurut pengamatanku kau termasuk pemusyrik, munafik bahkan
zindik. Sungguh celaka; kau lakukan shalat, mulutmu
mengucapkan Takbir (Allahu Akbar), tapi ucapan itu kau dustai
sendiri;sebenarnya kedudukan ciptaan di hatimu itu lebih besar daripada Allah;
bertaubatlah kepada Allah; kau jangan beramal baik kecuali untuk-Nya; jangan
peruntukkan dunia atau akhirat; jadilah seperti orang yang berhasrat kepada-Nya
semata; berikan hak Ketuhanan-Nya – harus kau sembah – janganlah beramal untuk
mencari pujian; karena diberi atau dicegah; sadarlah rizkimu itu tidak
bertambah juga tidak berkurang; sesuatu yang telah diputus untukmu – kebaikan
atau keburukan – pasti datang; persempitlah lobamu dan perpendek punyamu;
jadikanlah mati sebagai rujukan penglihatanmu; niscaya beruntung jika bersedia
menerapkan syarat dalam segala aktivitas.
Wahai manusia, bukankah syara’ sudah ditetapkan untukmu, dan kau
tetapkan pada sikap lahiri dan batini, lalu kau jual nafsu, hawa dan kau
perdayakan kebesaran Allah, suatu saat sikssa dan belenggu jiwa tentu tersembul
darimu; segala sifatmu niscaya diperlihatkan semua lalu mencengkeram dan
menyerangmu, berakhir dengan kematian yang pedih, di sana (kubur);
dirimu dipersempit dan disiksa oleh-Nya sampai kiamat sambil menunggu
keputusan Mahkamah Agung; di sana kau diperhitungkan meliputi segala aktivitas
hidup; kamu diminta untuk mempertanggungjawabkan berbagai masalah
besar atau kecil; jika demikian gambarmu, maka tak jauh berbeda dengan patung
yang tak bernyawa, kulit kering mengisut tidak berarti yang sama artinya tidak
berkekuatan lagi; di saat itu tiada balasan terbaik untukmu kecuali neraka;
karena ibadahmu di dunia tidak ikhlas, maka tiada balasan baik kecuali luapan
api neraka.
Kembalilah kepada Allah dengan pembaruan Islam taubat yang baik serta
ikhlas di dunia sebelum mati menjemputmu; sebab, jika satu perkara itu sudah
tertutup pintunya berati kau tidak bisa bertaubat lagi; kembalilah kepaa-Nya
dengan kelurusan hati sehingga pintu keutamaan tidak tertutup untukmu.
Celaka, mengapa kau tidak malu kepada Tuhan, sedang kau jadikan
kepinga-kepingan uang sebagai Tuhan, hari-harimu sebagai tujuan akhir dan kau
lupakan Tuhanmu secara umum. Dalam waktu dekat niscaya kau melihat hasil
perbuatanmu.
Serahkan kedai-kedai, hartamu untuk membantu keluarga, untuk kasab
mereka berdasar syara’ sedang hatimu tetap tawakal kepada Allah, carilah
rizkimu dan rizki mereka dari Allah, bukan dari harta atau kedaimu dan
perputaran rizkimu dan rizki mereka.
Jadikanlah fadilah dan kejiwaan bersama-Nya, niscaya kau terkayakan dari
keluargamu dan Dia memperkaya mereka dengan sesuatu yang dikehendaki; dikatakan
pada hatimu ini untuk dirimu dan ini untuk keluargamu; tapi bagaimana kamu bisa
memperoleh perkara ini sedang selama perjalanan hidupmu bercabang-cabang,
tertutup lagi menjauh dari-Nya; janganlah kau berkenyang diri dengan dunia dan
isinya; tutuplah pintu hatimu rapat-rapat; putuskanlah segala keberadaan yang
hendak memasukinya; lalu terapkan di dalamnya kenangan untuk Allah; taubatlah
sebenar-benarnnya; menyesallah atas laku dan adabmu yang buruk sepenuh
penyesalan; orang beriman yang yakin dengan perselisihan dunia dan akhirat
tidaklah menjadi bakhil.
Nabi Isa a.s.; berkata kepada iblis : “Siapakah di antara sekian banyak
manusia yang kau sukai?” Jawab Iblis : “Orang beriman yang bakhil.” Kata Nabi
Isa a.s.; : “Siapa pula di antara mereka yang kau benci?” Jawab iblis : “Orang
fasiq yang mulia.” Kata Nabi Isa a.s. kepada iblis : “Mengapa demikian?” Jawab
Iblis : “Karena aku amat mengharap orang beriman yang bakhil akan menerapkan
bakhilnya dalam laku maksiat; dan aku takut si fasiq yang mulia jika sampai
terhapus sifat buruknya oleh sifat mulianya.
Wahai di mana orang-orang bertaubat yang menekuni taubatnya; mana orang
yang malu dan takut kepada Tuhan dalam segala aktivitasnya; wahai, di manakah
orang yang membersihkan diri dari perkara haram – baik waktu sunyi atau
terangnya; di manakah orang yang mendahulukan sikap malu hati dan memutarnya?
Sabda Nabi saw. : “Sesungguhnya kedua mata tentu diperhias, sedang penghiasnya
adalah melihat hal-hal yang haram.” Berapa kali kau perzinakan
matamu dengan memandang perkara haram – seperti wanita dan lainnya. Padahal
Allah telah berrfirman :
“Katakanlah kepada laki-laki yang beriman supaya mereka menahan sebagian
penglihatan mereka.” (Qs. XXIV : 30).
Anak-anak muridku, selagi dalam hatimu terbersit rasa cinta dunia, kamu
tak bisa melihat sesuatu pun ikhwal orang-orang shalih; selagi kau dusta dan
bersirkah kepada manusia tidak mungkin mata hatimu terbuka; tiada kata yang
mengantarmu hingga berzuhud dari ciptaan; jadilah mujtahid; persibuk dirimu
dengan ddisiplin taubat; kembalikan segala kebutuhanmu kepada-Nya; sesungguhnya
Dia itu lebih utama daripada yang lain; peliharalah hukum-hukum syara’-Nya;
biasakan bertaqwa kepada-Nya dan tinggalkan dunia serta akhirat; karena kedua
masalah yang ada itu akan terus mendatangimu sampai tak ada masalah yang ada
itu ahdap sesuatu selain Dia itu bisa menjernihkan hati dari berbagai keruhnya;
Jika kamu tidak segera menunjukkan hati kepada-Nya, maka sesungguhnya kamu
seperti hewan – tak berakal.
Wahai, rizkimu tidak dimakannya selain kamu sendiri; tempatmu di surga
dan neraka – tidak di tempatnya selain kamu; tapi sungguh kamu dikendalikan
pelupa dan didikte hawa; setiap kali hikmah kau pasang dalam bentuk makanan,
minuman, kawin, tidur dan tesalurnya sasaran ekonomi, tujuan cenderung kepada
orang-orang kafir dan munafik, setelah kau peroleh kepuasan barang halal atau
haram, masih diragukan apakah dalam hatimu terbersit rasa agama atau tidak.
Wahai para miskin, tangisilah jiwamu; jika anakmu mati di hari kiamat
akan bangkit untukmu, tetapi kalau agamamu padam tak ambil pdeuli dan kau tidak
menangisinya; maka para Malaikatlah yang mewakilimu sama memangisi dirimu
karena menyesal melihat kerendahan semangat agamamu. Kamu ternyata tak berakal;
seandainya akau berakal tentu akan menangisi kelenyapan agama bersama
sumber-sumber kekayaan, sedang kau tidak kena coba; inilah akal dan
kemalu-maluan; keduanya itulah sumber kekayaan yang benar; ilmu tidak berguna
dan akal tidak bermanfaat untuknya; hidup tidak berfaedah; rumah tak terhuni;
harta benda tak diketahui dan makanan tak termakan bila kau tak mengetahui
sesuatu yang ada pada diri sendiri sungguh aku mengetahui; aku bersama
pengacara syara’, yang dengannya menjadi hakim lahiri, dan pengacara ilmu Allah
yang ia sebagai ilmu batin; bangunlah dari ketertiduran pelupa; basuhlah
wajahmu dengan air pembangun, lalu lihatlah, apakah kamu Muslim atau kafir,
beriman atau munafik, bertauhid atau pemusyrik, periya’ atau pemukhlis, penyama
atau pembeda, ridla atau benci; Allah tidak akan ambil peduli dirimu atas
kerelaan atau kebencian itu; karena kduanya itu sendiri berada di antara dlar
dan naf’ (sengsara atau manfaat) sama-sama kembali untuk dirimu sendiri.
Mahasuci Dzat yang Mulia; yang Halim; yang Utama; segala keberadaan bagaimana
pun juga berada di bawah kelembutan-Nya; seandainya Dia tidak berlembut kepada
kita, niscaya kita terlantar binasa.
Anak-anak muridku, kau berharap kepada Allah melalui ibadah, tetapi kau
iringai syahwat, riya’ dan munafiq, bahan kamu benci mencari kemuliaan-Nya;
engkau perumpil orang-orang shalih beserta kerusakanmu; apa yang kau andalkan,
padahal dzikir mereka punya; pengajak untuk mengikuti pengetahuan mereka juga
merreka punya; wahai pelari dari Tuhan; wahai manusia sesat; wahai penjauh dari
lingkungan orang shalih! Celaka kamu, mana sesuatu yang keua perhatikan; mana
sesuatu yang mampu merangsangmu untuk berakal; pada siapa kau mengadu; pada
siapa kau minta tolong; bersama siapa kau hanyut; kala kau tertimpa derita
dengan siapa kau berteguh hati?; ceritakan padaku, karena aku sudah tahu
kedustaan dan munafiqmu; kau dan manusia lainnya bagiku laksana kepinding; jika
di antaramu terdapat orang-orang yang benar, aku tetap mengetahui dan aku juga
yang sanggup menjadi pelayannya; kalaupun ia hendak membawaku ke pasar, lalu
menjual kau atau menjadikan daku sebagai tanggungan hutang, silahkan; Jika ia
hendak mengambil busanaku atau apa saja yang aku miliki, atau ia hendak memerintah
aku hingga aku jadi peminta, silahkan; tapi nyatanya kamu tak punya kebenaran
tahid atau iman yang menunjang tujuan itu; mana kau punya amal; kau tak berbeda
seperti kayu bakar yang tidak pantas kecuali untuk dijadikan santapan api.
Manusia itu sama, sukan menjadikan tujuan pertama utuk dunia;
bebaskanlah hatimu dari apa pun dan tempatkan di sana satu masalah yang tidak
berbentuk seperti keberadaan ini; bersihkanlah ibadah dari riya; nifaq dan
sum’ah; luruskanlah ibadah hanya untuk Tuhan semata; tapi ternyata kau masih
suka menyembah ciptaan, pembawa riya’, hawa nafsu dan pujian; tiada di antaramu
yang benar mampu beribadah kecuali yang dikehendaki Allah; tapi sebagian besar
di antara mereka suka menyembah dunia, dan takut jika sampai lenyap; inilah penyembah
surga yang mengharap memperoleh kenikmatannya dan tidak mengharap Penciptanya;
dan inilah penyembah neraka yang takut darinya tapi tidak takut Penciptanya :
siapakah sebenarnya manusia; apakah sebenarnya surga itu; apakah sebenarnya
neraka dan apa pula sebenarnya selain-Nya itu?
Firman Allah :
“Dan mereka hanya diperintahkan supaya menyembah Allah dengan tulus
ikhlas beragama untuk Allah semata-mata.” (Qs.VIIIC :5)
Orang-orang arif lagi beriman tentu sama menghamba Allah bukan yang
lain; berikanlah hak penuhanan dan penyembahan sebagaimana mestinya; sembahlah
dia dengan mengikuti segala perintah-Nya, cintailah tapi tidak menurut arti
lain dan tinggalkan apapun selain Dia; rupanya kau berupa patung-patung tak
bernyawa; kau seperti bangunan-bangunan sedang orang lain isinya; kamu tampak
sedang mereka sirr; orang shalih adalah para pejuang Nabi; penguat tangan kanan
atau kirinya; muka atau belakang, sisa makanan para Nabi itu hanya terlimpah
untuk mereka; mereka beramal menurut ilmu mereka, maka praktis mereka sebagai
pewarisnya.
Sabda Nabi saw. :
“Ulama adalah pewaris nabi-nabi.”
Kala mereka beramal berdasar ilmu mereka, maka menjadi pengganti
Nabi-Nabi, sekaligus mewarisi kenabian mereka.
Janganlah kau datang hanya untuk membawa sepucuk ilmu lalu merasa cukup;
yang demikian tak berbeda seperti dakwah yang tidak disertai niat, tentu tidak
bermanfaat; halnya ilmu tidak bermanfaat tanpa disertai amal. Nabi Muhammad
saw. bersabda :
“Ilmu itu hanya terpanggil dengan amal, kalau sesuai ia bersambut, kalau
tidak ia berpisah.”
Artinya berpindah barakahnya sedang pemelajarannya tetap; kulitnya tetap
tapi akalnya lenyap.
Wahai para penjual amal dengan ilmu, di antaramu terdapat orang yang
pandai berpantun disertai ibarat-ibarat dan kebenaran-kebenaran meliputi Balaghohnya,
namun ia tidak beramal bahkan tak punya rasa ikhlas; seandainya kau mau melatih
hati; niscaya terlatih pula organ tubuhmu, karena hati itu sentral organ tubuh
yang ada; karena itu jika kau melatihnya tentu kerucuknya terlatih pula.
Ilmu itu diumpamakan kulit dan amal sebagai kerangka; hanyalah kulit itu
bisa terpelihara jika kerangkanya juga terpelihara; hanyalah melalui penjagaan
kerangka jika mengharap pelumas keluar darinya; maka bila tidak ada kerangka
dalam kulit itu apa yang akan kau perbuat untuknya; jika kerangka itu tidak
berminyak lalu apa yang akan kau perbuat untuknya; ilmu telah lenyap, karena
bila amal tidak ada, maka ilmu pun pergi dengan sendirinya; mana mungkin
bermanfaat bagimu atau pemeliharaan itu sedang pelajaranmu tidak kau sertai
amal; wahai orang berilmu, jika ku ingin baik di dunia dan akhirat amalkanlah
ilmumu, ajarilah manusia; wahai orang kaya, jika kau ingin baik di dunia dan
akhirat, peringanlah beban orang-orang fakir. Nabi saw. bersabda :
“Manusia itu adalah keluarga Alah dan manusia yang paling dicintai Allah
Adalah mereka yang mau menafkahkan (hartanya) untuk keperluan keluarga.”
Bahwa Ibrahim a.s.; bila mengetahui orang kafir yang sedikit sabarnya,
beliau segera berkata : “ Wahai Allah, lapangkanlah pada diri kami di dunia dan
zuhud kami di dalamnya, janganlah Engkau mencabutnya, maka hancurkanlah
kebatilannya.
Wahai Allah, lembutkanlah untuk kaji dalam ketentuan dan ketetapan-Mu.
Silahkan Bagikan Artikel ini
Mohon Maaf, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih. Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar (Cara Download) dibawah postingan. apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.
Related Posts :