بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
HIKMAH 132-135
132-135.
“JANGAN MINTA BALASAN ATAS AMALMU”
٭
متى طلبت عواضا على عمل طولبت بوجود الصدق فيه ويكفي المريب وجدان السلامة ٭
132.”Apabila
engkau menuntut upah/balasan atas semua
amal perbuatanmu, pasti engkau akan dituntut oleh Alloh atas kesempurnaan amal
perbuatanmu. Dan bagi orang yang merasa belum sempurna amalnya, harus merasa
cukup puas jika ia selamat dari tuntutan/tidak dituntut atas kekurang
sempurnaan amalnya”.
Hikmah ini menjelaskan kejelekan orang yang
beramal karena mengharap balasan/upah dari amalnya. Padahal seharusnya orang itu
beramal yang baik, bersih hanya karena menghamba pada Alloh.
Karena hanya Allohlah dzat yang wajib
disembah dan diagungkan, dan menjadi
tujuan kita dunia dan akhirat. Hal ini sudah banyak dibahas dalam kitab ini
dengan berbagai bahasan yang berbeda.
Khoir An-nassaj berkata:Timbangan amalmu itu
sesuai dengan perbuatanmu, karena itu mintalah kemurahan karunianya. Dan itu
lebih baik bagimu.
Al-washity berkata: amal ibadah lebih dekat
kepada minta/mengharap ampunan dan maaf, dari pada mengharap pahala dan upah.
Annash-robadzy berkata: Amal ibadah itu bila
diperhatikan kekurangan-kekurangannya, lebih dekat kepada mengaharap maaf dari
pada mengharap pahala dan balasan.
Firman Alloh: “QUL-BI-FADH-LILLAAHI-WA-BIROHMATIHII-FA-BIDZAALIKA FAL-YAF-ROCHUU-HUWA
KHOIRUM-MIMMAA YAJ-MA’UUN”.(“Katakanlah: Hanya karena karunia dan rohmat
Alloh mereka boleh bergembira, sebab itu lebih baik bagi mereka dari segala apa
yang dapat mereka kumpulkan sendiri”
٭
لاتطلب عواضا على عمل لست له فاعلا، يكفى من الجزاءلك على العمل ان كان له قابلا ٭
133.”Jangan
menuntut upah(ganti) tehadap amal perbuatan yang hakikatnya kamu sendiri tidak
ikut berbuat, cukup besar balasan aloh bagimu, jikaAlloh menerima amalmu”.
Firman Alloh: “WAU-LLOOHU-KHOLAQOKUM WAMAA-TA’MALUUN”. (Dan Alloh yang menjadikan
kamu,dan apa yang enkau perbuat(kerjakan). As-shofat 96).”
Jadi
kita hanya menjadi lalulintas qodho’ dan qodarnya Alloh, jadi tidaklah pantas
kalau kita minta balasan/upah sedangkan kita tidak ikut mengerjakan, ya’ni
semua pekerjaan yang kita kerjakan itu yang buat Alloh, ini hukum ‘Aqli.
Kalu
menurut hukum syar’iy hamba yang membuat pekerjaan yang
dikerjakannya. Dalilnya: “UDKHULUL
JANNATA-BIMAA-KUNTUM TA’MALUUN”. (“Masuklah kamu semua kesurga sebab amal
yang kau kerjakan”.)
Tapi ketahuilah bahwa makhluk tidak bisa mengerjakan kalau tidak
digerakkan oleh Alloh.
Ibrohim al-laqqony berkata: Dan Alloh yang
menjadikan hamba, dan segala perbuatannya, Dia pula yang memberi taufiq untuk
siapa yang akan sampai (wushul) kepadaNya.
٭ اذا اراد ان يظهرفضله
عليك خلق فنسب اليك ٭
134.” Jika
Alloh akan menunjukkan karunianya kepadamu, maka Alloh membuat amal kebaikan
pada dirimu, dan mengatasnamakan amal perbuatan itu padamu”.
Sebagaimana firman-firman Alloh: Hai hambaKu yang beriman, Hai orang-orang
yang beriman.
Padahal Alloh yang memberikan iman itu,
karena itu jawaban hamba: Engkau ya Alloh yang memberikan karunia iman
kepadaku, sehingga aku berbuat taat, padahal saya sendiri tiada berdaya dan
tidak berkekuatan kecuali semata-mata dengan pertolonaganMu.
Sahal bin Abdulloh ra. berkata: Jika hamba
berbuat kebaikan, lalu ia berkata: Ya Alloh, Engkau yang memberi karunia,taufiq
sehingga aku Engkau jadikan hamba yang berbuat kebaikan. Engkaulah yang member
pertolongan, Engkaulah yang member kemudahan mengerjakan kebaikan.
Niscaya Alloh memuji kepada hamba itu, dengan
sabdanya: Hambaku engkau telah berbuat taat dan taqorrub(mendekatkan diri)
kepadaKu.
Sebaliknya jika hamba itu merasa dia yang
beramal(lupa dengan taufiq dan pertolongan Alloh) lalu berkata: aku telah
beramal,telah bertaqorrub dll, maka Alloh mengabaikan (berpaling) pada mereka
sambil bersabda: Hai hambaku, Aku yang memberi taufiq hidayah padamu, dan Aku
yang member pertolongan padamu,member kemudahan berbuat baik padamu.
Apa bila hamba berbuat kejahatan lalu
berkata: Ya Alloh, Engkau yang telah menaqdirkan aku untuk berbuat kejahatan,
dan Engkau yang telah memutuskan.
Maka
Alloh menjawab: Hai hambaku, kaulah yang salah (berbuat kesalahan/jahat),
kaulah yang bodoh,dan berbuat maksiat.
Sebaliknya jika hamba yang berbuat dosa itu
berkata: Ya Alloh, aku telah berbuat salah, dholim pada diriku sendiri karena
kebodohanku. Maka dijawab oleh Alloh: HambaKu, Aku yang menentukan,menaqdirkan dan
menutupi kesalahanmu serta mengampuni dosa-dosamu.
٭
لانهاية لمذامّك ان ارجعك اليك ولا تفرغ مداءحك ان اظهر جوده عليك ٭
135.”Tiada
batas akhirnya kejelekanmu jika Alloh mengembalikan engkau kepada kekuatan
usaha daya upayamu sendiri, dan tidak ada habisnya kebaikanmu, jika Alloh
memperlihatkan kemurahanNya padamu (pada dirimu)”.
Apabila Alloh mengembalikan amal pada kamu
sendiri artinya Alloh tidak memberi bantuan, taufiq, hidayah dan
pertolongannNya padamu, maka kamu akan selalu (tidak ada akhirnya) melakukan
pekerjaan yang dicela oleh syara’. Sehingga tidak ada amal yang di anggap baik
menurut Alloh, walaupun kelihatannya ibadah dan amal kebaikan.
Rosululloh bersabda dalam do’anya: “ASHLIH-LII-
SYA’NII-KULLAHU, WALAA-TAKILNII- ILAA-NAFSII-THORFATA ‘AINII”. (“Ya Alloh,
perbaikilah urusanku semuanya, dan jangan Kau serahkan urusanku kepada diriku
sendiri walaupun sekejap mata”.)
Silahkan Bagikan Artikel ini
Mohon Maaf, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih. Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar (Cara Download) dibawah postingan. apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.
Related Posts :