بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
LEPASKAN
DIRIMU DARI BELENGGU DUNIA!
Orang yang
zuhud sangat memahami kehinaan dan kefanaan duniawi. Baginya, dunia adalah
penjara, sebagaimana hadis Nabi: “Dunia adalah
penjara bagi orang Mukmin dan surga bagi orang kafir.” (HR. Muslim).
Jadi, ketika dia mampu melepaskan diri dari belenggu dunia yang hina,
melalaikan dan menyesatkan, maka sebenarnya dia sedang membebaskan dan
memerdekakan dirinya sendiri.
Seorang yang
zuhud sangat menyadari bahwa harta benda, kedudukan, dan keluarga hanyalah
hiasan dunia. Ini adalah belenggu-belenggu yang hanya membuatnya menjadi budak.
Semua itu tak dapat menyertainya saat menghadap Allah. Karena itu Rasulullah
SAW bersabda, “Mayit diantar (ke kuburan) oleh tiga
hal, yang dua akan kembali sedang yang satu terus menyertainya. Dia diiringi
oleh keluarganya, hartanya dan amalnya. Harta dan keluarganya akan kembali,
sedang amalnya akan terus tetap bersamanya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Karena itu,
Rasulullah SAW sangat khawatir dengan apa yang akan terjadi pada kaumnya nanti
sepeninggalnya. Beliau sangat tahu bahwa kelak umatnya akan terjerumus pada
kehidupan dunia dan materialisme hingga melupakan tujuan hidupnya sebagai
hamba. Rasulullah SAW juga bersabda: “Bergembiralah
dan berharaplah apa yang menggembirakan kalian, demi Allah bukan kemiskinan
yang aku takutkan pada kalian, tapi aku takut dunia dibentangkan untuk kalian
seperti halnya dibentangkan pada orang sebelum kalian, lalu kalian berlomba
mengejarnya sebagaimana mereka berlomba mengejarnya, lalu dunia membinasakan
kalian seperti dia telah membinasakan mereka.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Orang yang
mengaku berzuhud adalah yang selalu ingin bebas dari belenggu dunia dan
berharap serta menyiapkan diri untuk pertemuan dengan Allah. Mereka sangat
merindukan pertemuan dengan-Nya, karena cintanya kepada Allah di atas
cinta-cinta yang lain. Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa
mencintai perjumpaan dengan Allah, Allah juga mencintai perjumpaan dengannya,
sebaliknya barangsiapa membenci perjumpaan dengan Allah, Allah juga membenci
perjumpaan dengannya.” Kontan ‘Aisyah atau sebagian isteri beliau
berkomentar ‘kami juga cemas terhadap kematian! ‘ Nabi lantas bersabda: “Bukan begitu maksudnya, namun maksud yang benar, seorang
mukmin jika kematian menjemputnya, ia diberi kabar gembira dengan keridhaan
Allah dan karamah-Nya, sehingga tak ada sesuatu apapun yang lebih ia cintai
daripada apa yang dihadapannya, sehingga ia mencintai berjumpa Allah, dan Allah
pun mencintai berjumpa kepadanya. Sebaliknya orang kafir jika kematian menjemputnya,
ia diberi kabar buruk dengan siksa Allah dan hukuman-Nya, sehingga tidak ada
yang lebih ia cemaskan daripada apa yang di hadapannya, ia membenci berjumpa
Allah, sehingga Allah pun membenci berjumpa dengannya.” (HR. Al-Bukhari dan
Muslim)
Nafsu dan
syahwat tak akan mampu mempengaruhi tujuan hidup seorang zuhud yang
menginginkan perjumpaannya dengan Allah di surga. Orang zuhud selalu menjaga
panca inderanya dari segala yang menghalangi kesaksiannya kepada Allah.
Syahwatnya terarah dan terkendali dengan baik. Sahl bin Sa’ad r.a. meriwayatkan
bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa dapat
menjamin bagiku sesuatu yang berada di antara jenggotnya (mulut) dan di antara
kedua kakinya (kemaluan), maka aku akan menjamin baginya surga.” (HR.
Al-Bukhari)
Surga bagi
orang zuhud begitu dekat, sangat dekat. Bahkan, dunia ini, seorang zuhud mampu
merasakan surga. Abdullah bin Mas’ud r.a. menuturkan bahwa Nabi SAW bersabda: “Surga lebih dekat kepada salah seorang dari kalian
daripada tali sandalnya, neraka juga seperti itu.” (HR. Al-Bukhari).
Orang yang zuhud pun menyadari bahwa neraka sangat dekat dengan mereka yang
selalu mengumbar hawa nafsu dan syahwatnya. Abu Hurairah meriwayatkan bahwa
Rasulullah SAW bersabda: “Neraka dikelilingi dengan
syahwat (hal-hal yang menyenangkan nafsu), sedang surga dikelilingi hal-hal
yang tidak disenangi (nafsu).” (HR. Al-Bukhari)
Cinta
seorang zuhud kepada Allah begitu besar dan dahsyat. Tak ada cinta dunia yang
tersisa di kalbunya. Nafsunya telah tunduk kepada dirinya. Dia telah berhasil
melumpuhkannya. Dia telah bebas dari belenggu apa pun, demi cinta kepada Allah,
Al-Haqq. Dan, tobatnya benar-benar telah sempurna dan dikabulkan oleh Allah
SWT.
Syekh Abdul
Qadir Al-Jailani dalam kitab Sirrul Asrar mengatakan, “Mahabbah (cinta) kepada
Allah tidak akan tercapai, kecuali setelah engkau melumpuhkan musuh-musuh-Nya
yang ada di dalam wujudmu sendiri.. Seperti halnya, nafsu amarah, lawamah, dan
mulhamah, setelah terlumpuhkan maka lantas membersihkan diri dari sifat-sifat
bahimiyah (binatang jinak) yang tercela, seperti makan, minum, tidur dan
bercanda yang berlebihan. Juga membersihkan hati dari sifat-sifat sabu’iyyah
(binatang buas), seperti marah, mencaci, memukul, memaksa. Juga membersihkan
diri dari dari sifat syaitaniyah (sifat-sifat setan), seperti sombong, ujub,
hasad, dengki, dendam, dan dari sifat-sifat badan dan hati yang tercela
lainnya.Jika engkau sudah bersih dari sifat-sifat tercela tadi, berarti engkau
sudah bersih dari sumber dosa. Maka engkau termasuk orang-orang suci dan ahli
tobat. Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya Allah
mencintai orang-orang yang bertobat dan menyukai orang-orang yang mensucikan
diri.” (QS. Al-Baqarah [2]: 222)
Wallohu
A’lam
Silahkan Bagikan Artikel ini
Mohon Maaf, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih. Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar (Cara Download) dibawah postingan. apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.
Related Posts :