بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
Syeikh Maulana Manshurudin Cikaduwen Banten
Syeikh Maulana Manshuruddin dikenal
dengan nama Sultan Haji, beliau adalah putra Sultan Agung Abdul Fatah Tirtayasa
(raja Banten ke 6). Sekitar tahun 1651 M. Beliau menikah dengan gadis dari desa
Cikoromay banten bernama Nyi Mas Ratu Sarinten dan dikarunia anak bernama
Muhammad sholih . Beliau merupakan salah satu ulama yang menyebarkan Islam di
Banten selatan.
Syeikh Maulana Manshuruddin memiliki banyak nama sebutan.
Diantaranya Sultan Abu Nasri, Sultan Abdul Kohar, Abdul Shaleh, dan Sultan
Haji. Sultan Syeikh Manshur adalah putera Sultan Agung Abdul Fatah Tirtayasa.
Pada tahun 1651 M, Sultan Agung Abdul Fatah Tirtayasa berhenti sebagai
kesultanan atau raja Banten ke enam. Lalu digantikan kepada Syeikh Maulana
Manshuruddin sebagai sultan ke tujuh.
Semasa kesultanannya, Syeikh Maulana Manshuruddin telah
mengunjungi beberapa Negara. Setelah dua tahun menjabat, Syekh Maulana
Manshuruddin berangkat ke Iraq untuk mendirikan tanah Banten di Bagdad,
sehingga untuk sementara kesultanannya diserahkan kepada puteranya Adipati
Ishaq atau Sultan Abdul Fadhli. Sebelum keberangkatannya ke Iraq, ayahnya
memberikan wasiat agar ia tidak singgah kemana-mana sebelum pergi ke Iraq,
terkecuali jika ke Mekkah. Namun ternyata setibanya Di Bagdad, Syekh Maulana
Manshuruddin tidak bisa mendirikan tanah Banten. Di dalam perjalanan pulang,
Syekh lupa akan titah ayahnya, sehingga ia mampir ke pulau Menjeli di kawasan
China. Ia pun menetap di sana selama dua tahun dan menikahi Ratu Jin yang
kemudian dianugerahi satu orang putera.
Selama ia berada di China, Sultan Adipati Ishaq di Banten
terbujuk oleh Belanda sehingga ia resmi menjadi Sultan Banten. Tetapi Sultan
Agung Abdul Fatah tidak menyetujui karena Sultan Maulana Manshuruddin masih
hidup dan harus menunggu kepulangannya dari Bagdad, karena adanya perbedaan
pendapat tersebut akhirnya menyebabkan keributan.
Suatu saat, ada seseorang yang baru turun dari kapal mengaku
sebagai Sultan Syekh Maulana Mansyuruddin dengan membawa oleh-oleh dari Mekkah.
Orang-orang yang ada di sekitar kesultanan Banten pun mempercayinya, termasuk
Sultan Adipati Ishaq. Ternyata, orang yang mengaku-ngaku Sultan Maulana
Manshruruddin adalah pendeta keturunan dari Raja Jin yang menguasai pulau
Manjeli di China. Selama menjadi Sultan palsu dan menyebabkan kekacauan,
akhirnya rakyat membenci Sultan dan keluarganya. Termasuk kepada ayahnya Sultan
Agung Abdul Fatah. Untuk menghentikan kekacauan tersebut Sultan Agung Abdul
Fatah dibantu oleh Auliya Allah yang bernama Pangeran Bu’ang yang merupakan
keturunan dari Sultan Maulana Yusuf (Sultan Banten ke dua). Akhirnya kekacauan
dapat dihentikan setelah adanya peperangan antara Sultan Agung Abdul Fatah
melawan Syekh Maulana Manshuruddin palsu. Sultan Agung Abdul Fatah dan Pangeran
Bu’ang kalah sehingga dibuang ke daerah Tirtayasa. Maka dari itu, rakyat
menyebutnya dengan nama Sultan Agung Tirtayasa.
Peristiwa tersebut terdengar oleh Sultan Maulana
Manshuruddin di pulau Menjeli. Akhirnya ia baru sadar dan teringat akan wasiat
ayahnya. Segeralah ia memutuskan untuk pulang ke Banten. Namun sebelum pulang
ke Banten, ia pergi ke Mekkah untuk memohon ampunan kepada Allah SWT karena
merasa telah melanggar wasiat ayahnya. Setelah itu, ia memohon diberi petunjuk
kepada Allah agar ia dapat kembali ke Banten. Dengan izin Allah SWT, Syekh
Maulana Manshuruddin menyelam di sumur zam-zam yang kemudian muncul di daerah
Cimanuk Pandeglang yang sedang mengalami masalah besar karena ada lubang air
yang tidak henti-henti mengeluarkan air. Lalu ia menutupnya lubang itu dengan
alquran (pernah di bahas sebelumnya tentang sejarah Batu Quran). Setelah
membereskan kejadian tersebut, ia memohon ampun kepada Ayahandanya, dan
akhirnya ia kembali menjabat sebagai sultan.
Batu Quran
Menurut cerita Beliau terkenal sakti dan dapat bersahabat
dengan bangsa Jin . Suatu ketika Syech Manshurudin berjalan kesebuah hutan lalu
tiba tiba Beliau mendengar Aungan Harimau yang merintih kesakitan. Ketika
dihampiri oleh Syech Manshurudin Harimau tersebut tengah terjepit pada suatu
pohon besar. Lalu Syech manshurudin menolong Harimau tersebut melepaskan dari
himpitan kayu , setelah dibebaskan harimau tersebut mengaung dan menunduk
dihadapan Syech Manshurudin. Dengan karomah yang beliau Miliki syech
manshurudin dapat bercakap cakap dengan harimau tersebut. Kata Syech
Manshurudin kepada harimau tersebut ‘Engkau atas izin Alloh telah aku
selamatkan , maka aku minta pada engkau dan anak turunanmu untuk tidak
mengganggu keluarga dan anak keturunanku” . Sang Harimau pun menyanggupinya.
Hingga saat ini berkembang cerita bahwa anak keturunan syech Manshurudin dapat
menaklukan harimau .
Syekh Maulana Manshuruddin meninggal
dunia pada tahun 1672M dan di makamkan di Cikaduen Pandeglang Banten. Hingga
kini makam beliau sering diziarahi oleh masyarakat
Silahkan Bagikan Artikel ini
Mohon Maaf, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih. Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar (Cara Download) dibawah postingan. apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.
Related Posts :