بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
Hikmah 87.
87.TANDA-TANDA ORANG ‘ARIF
٭ماَالعاَرِفُ مَن اذاَ اَشارَ وجدَ الحَق َّ اقرَبَ اليهِ مِنْ اِشارَتِهِ
، بلِ العارفُ مَن لاَ اِشارَة َ لهُ لِفَناءـهِ في وُجُوده وانطِواَءـهِ في شهوُدهِ
٭
87. "Tidak disebut orang arif itu, orang yang bila ia memberi isyaroh
sesuatu ia merasa bahwa Alloh lebih
dekat dari isyaroh-Nya, tetapi orang arif itu ialah yang merasa tidak mempunyai
isyaroh, karena merasa lenyap diri dalam wujud Alloh, dan diliputi oleh pandangan [syuhud] kepada Alloh".
Hikmah
yang lalu menerangkan keadaan orang awam yang dihijab oleh cahaya dunia dan
syaitan sehingga mereka tidak jadi untuk berbuat taat kepada Alloh . Hikmah 87 ini pula
menerangkan keadaan orang yang berjalan pada jalan Alloh dan sudah mengalami
hakikat-hakikat,tetapi cahaya hakikat masih menjadi hijab antara dirinya dengan
Alloh, Pengalaman tentang hakikat menurut istilah tasawuf disebut isyaroh
tauhid. Isyarat-isyarat tersebut apabila diterima oleh hati maka hati akan
mendapat pengertian tentang Alloh. Isyarat-isyarat demikian membuatnya merasa
dekat dengan Alloh . Orang yang merasa dekat dengan Alloh, tetapi masih melihat kepada isyarat-isyarat
tersebut masih belum mencapai makam arifbillah. Orang arifbillah sudah melepas
isyarat-isyarat dan sampai kepada Alloh yang tidak boleh diisyaratkan lagi. Maqom ini
dinamakan fana-fillah atau lebur kewujudan diri dalam Wujud Mutlak dan
penglihatan mata hati tertumpu kepada Alloh semata-mata, yaitu dalam keadaan:
Tiada sesuatu sebanding dengan-Nya.
Tidak ada nama yang mampu menceritakan tentang
Dzat-Nya. Tidak ada sifat yang mampu menggambarka n tentang Dzat -Nya. Tidak
ada isyarat yang mampu memperkenalkan Dzat -Nya. Itulah Alloh yang tidak ada sesuatu apa pun
menyerupai-Nya. Maha Suci Alloh dari apa yang disifatkan.
Yakni, siapa yang masih mempunyai pandangan
kepada sesuatu selain Alloh, maka belum sempurna sebagai seorang [yang mengenal kepada Alloh]. Tetapi seorang arif
yang sesungguhnya, ialah yang merasakan kepalsuan sesuatu selain Alloh, sehingga pandangannya
tiada lain kecuali kepada Alloh.
Seorang ‘arif ditanya tentang apakah fana’
itu? Beliau menjawab, “Fana’ ialah Muncul/terlihatnya sifat keagungan dan
kemegahan Alloh pada hamba-Nya, sehingga hamba tersebut jadi lupa akan dunia, lupa
akhirat, lupa derajat, lupa makom, hal,dzikir. lupa akalnya, lupa dirinya
sendiri, lupa fana’nya sebab tenggelam dalam takdhim kepada Alloh ta’ala.”
Silahkan Bagikan Artikel ini
Mohon Maaf, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih. Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar (Cara Download) dibawah postingan. apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.
Related Posts :