Pidato Rois Akbar Hadratus Syekh Hasyim Asy’ari, pada Saat didirikannya NU pada 16 Rajab 1344 H di Surabaya
Muqaddimah Qanun Asasi
 sebagai Garis Perjuangan dan Jati Diri NU
 =======================================
Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan Al Qur’an kepada hamba Nya
 agar menjadi pemberi peringatan kepada sekalian umat dan 
menganugerahinya hikmah serta ilmu tentang sesuatu yang Ia kehendaki. 
Dan barangsiapa dianugerahi hikmah, maka benar-benar mendapat 
keberuntungan yang melimpah.
Allah Ta’ala berfirman (yang 
artinya): “Wahai nabi, Aku utus engkau sebagai saksi, pemberi kabar 
gembira dan penyeru kepada (agama) Allah serta sebagai pelita yang 
menyinari.” (Q.S. Al Ahzab:45-46)
“Serulah ke jalan Tuhanmu 
dengan bijaksana, peringatan yang baik dan bantahlah mereka dengan yang 
lebih baik. Sesungguhnya Tuhanmulah yang mengetahui siapa yang sesat 
dari jalan Nya dan Dia Maha Mengetahui orang-orang yang mendapat 
hidayah.” (Q.S. An Naml:125)
“Maka berilah kabar gembira 
hamba-hambaKu yang mendengarkan perkataan dan mengikuti yang paling baik
 dari nya. Merekalah orang-orang yang diberi hidayah oleh Allah dan 
merekalah orang-orang yang mempunyai akal.” (Az Zumar:17-18)
“Dan katakanlah: segala puji bagi Allah yang tak beranakkan seorang 
anakpun, tak mempunyai sekutu penolong karena ketidak mampuan. Dan 
agungkanlah seagung-agungnya.” (Q.S. al Kahfi:111)
“Dan 
sesungguhnya inilah jalan Ku (agama Ku) yang lurus, maka ikutilah dia 
dan jangan ikuti berbagai jalan (yang lain) nanti akan mencerai-beraikan
 kamu dari jalan Nya. Demikianlah Allah memerintahkan agar kamu semua 
bertagwa.” (Q.S. Al An’am 153)
“Wahai orang-orang yang 
beriman, taatilah Allah dan ta’atilah Rasul; serta ulil amri diantara 
kamu, kemudian jika kamu berselisih dalam suatu perkara, maka 
kembalikanlah perkara itu kepada Allah dan Rasul kalau kamu benar-benar 
beriman kepada Allah dan hari Kemudian. Yang demikian itu lebih bagus 
dan lebih baik kesudahannya.” (Q.S. An Nisa’:59)
“Maka 
orang-orang yang beriman kepadanya, mereka itulah orang-orang yang 
beruntung.” (Q.S. Al A’raf: 157). “Dan orang-orang yang datang sesudah 
mereka (Muhajirin dan Anshar) pada berdo’a: Ya Tuhan ampunilah kami dan 
saudara-saudara kami yang telah mendahului kami beriman dan janganlah 
Engkau jadikan dalam hati kami kedengkian terhadap orang-orang yang 
beriman; Ya Tuhan kami sesungguhnya Engkau Maha Pengasih lagi Maha 
Penyayang.” (Q.S. Al Hasyr:10) 
“Wahai manusia, sesungguhnya Aku 
telah menciptakan kamu dari seorang lelaki danseorang perempuan dan 
menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling 
mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di sisi Allah adalah 
orang yang paling bertakwa kepada Allah diantara kamu semua.” (Q.S. Al 
Hujurat:13) 
“Sesungguhnya yang takut kepada Allah diantara 
hamba-hamba Nya hanyalah Ulama.” (Q.S. Al Fathir:58) “Diantara 
orang-orang yang mukmin ada orang-orang yang menepati apa yang mereka 
janjikan kepada Allah, lalu diantara mereka ada yang gugur dan diantara 
mereka ada yang menunggu, mereka sama sekali tidak merubah (janjinya).” 
(Q.S. Al Ahzab:23)
“Wahai orang-orang yang beriman, 
bertaqwalah kamu kepada Allah dan beradalah kamu bersama orang-orang 
yang jujur.” (Q.S. At Taubah:119) “Dan ikutilah jalan orang yang kembali
 kepada Ku.” (Q.S. Luqman:15) “Maka bertanyalah kamu kepada orang-orang 
yang berilmu jika kamu tidak mengetahui.” (Q.S. Al Anbiya’:7)
“Adapun orang-orang yang dalam hati mereka terdapat kecenderungan 
menyeleweng, maka mereka mengikuti ayat-ayat yang mutasyabihat dari 
padanya untuk menimbulkan fitnah dan mencari-cari takwilnya, padahal 
tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah. Sedangkan orang-orang
 yang mendalam ilmunya mereka mengatakan, ‘Kami beriman kepada ayat-ayat
 mutasyabihat itu, semuanya dari sisi Tuhan kami.’ Dan orang-orang yang 
berakal saja yang dapat mengambil pelajaran (dari padanya).” (Q.S. Ali 
Imron:7)
“Barang siapa menentang Rasul setelah petunjuk 
jelas padanya dan dia mengikuti selain ajaran-ajaran orang mukmin, maka 
Aku biarkan ia menguasai kesesatan yang telah dikuasainya (terus 
bergelimang dalam kesesatan) dan Aku masukkan ke neraka jahanam. Dan 
neraka jahanan itu adalah seburuk-buruk tempat kembali;” (Q.S. An 
Nisa’:115)
“Takutlah kamu semua akan fitnah yang benar-benar 
tidak hanya khusus menimpa orang-orang dzalim diantara kamu. Dan 
ketahuilah bahwa Allah sangat dahsyat siksa Nya.” (Q.S. Al Anfal:25) 
“Janganlah kamu bersandar kepada orang-orang dzalim, maka kamu akan 
disentuh api neraka.”  
“Wahai orang-orang yang beriman, 
jagalah diri-diri kamu dan keluarga kamu dari api neraka yang bahan 
bakarnya adalah manusia dan batu, diatasnya berdiri Malaikat-malaikat 
yang kasar, keras, tidak pernah mendurhakai Allah terhadap apa yang 
diperintahkan Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang 
diperintahkan kepada mereka.” (Q.S. At Tahrim:6)
“Dan 
janganlah kamu seperti orang-orang yang mengatakan, ‘Kami mendengar’, 
padahal mereka tidak mendengar.” (Q.S. Al Anfal:21). “Sesungguhnya 
seburuk-buruk mahluk melata, menurut Allah, ialah mereka yang pekak 
(tidak mau mendengar kebenaran) dan bisu (tidak mau bertanya dan 
menuturkan kebenaran) yang tidak berpikir.” (Q.S. Al Anfal:22) 
“Dan hendaklah ada diantara kamu, segolongan umat yang menyeru kepada 
kebaikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah kemungkaran. Dan 
mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (Q.S. Ali Imron:104). “Dan 
saling tolong menolong kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa; 
janganlah tolong menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Dan 
bertaqwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah sangat dahsyat siksa 
Nya.” (Q.S. Al Maidah:2)
“Wahai orang-orang yang beriman, 
bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu serta berjaga-jagalah 
(menghadapi serangan musuh diperbatasan). Dan bertaqwalah kepada Allah 
agar kamu mendapat keberuntungan.” (Q.S. Ali Imran:200). “Dan berpegang 
teguhlah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah dan jangan kamu 
bercerai-berai, dan ingatlah ni’mat Allah yang dilimpahkan kepadamu 
ketika kamu dahulu bermusuhan lalu Allah merukunkan antara hati-hati 
kamu, kemudian kamu pun (karena ni’matnya) menjadi orang-orang yang 
bersaudara.”  (Q.S. Ali Imron:103)
“Dan janganlah kamu 
saling bertengkar, nanti kamu jadi gentar dan hilang kekuatanmu dan 
tabahlah kamu. Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang tabah.” (Q.S.
 Al Anfal:46). “Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu bersaudara, 
maka damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertaqwalah kepada Allah, 
supaya kamu dirahmati.” (Q.S. Alhujurat:10)
“Kalau mereka 
melakukan apa yang dinasehatkan kepada mereka, niscaya akan lebih baik 
bagi mereka dan memperkokoh (iman mereka). Dan kalau memang demikian, 
niscaya Aku anugerahkan kepada mereka pahala yang agung dan Aku 
tunjukkan mereka jalan yang lempang.” (Q.S. An Nisa’:66-68). “Dan 
orang-orang yang berjihad dalam (mencari) keridloanku, pasti Aku 
tunjukkan mereka jalan Ku, sesungguhnya Allah benar-benar bersama 
orang-orang yang berbuat baik.” (Q.S. Al Ankabut:69)
“Sesungguhnya Allah dan Malaikat-malaikat bersalawat untuk Nabi. Wahai 
orang-orang yang beriman bersalawatlah kamu untuknya dan bersalamlah 
dengan penuh penghormatan.” (Q.S. Al Ahzab:56). “… Dan orang-orang yang 
mengikuti jejak mereka (Muhajirin dan Anshar) dengan baik, Allah ridla 
kepada mereka.”
Amma Ba’du. Sesungguhnya pertemuan dan saling 
mengenal persatuan dan kekompakan adalah merupakan hal yang tidak 
seorangpun tidak mengetahui manfaatnya. Betapa tidak. Rasulullah SAW 
benar-benar telah bersabda yang artinya: “Tangan Allah bersama jama’ah. 
Apabila diantara jama’ah itu ada yang memencil sendiri, maka syaitan pun
 akan menerkamnya seperti halnya serigala menerkam kambing.” “Allah 
ridla kamu sekalian menyembah Nya dan tidak menyekutukan Nya dengan 
sesuatu apapun.”
“Kamu sekalian berpegang teguh kepada tali 
(agama) Allah seluruhnya dan jangan bercerai-berai; Kamu saling 
memperbaiki dengan orang yang dijadikan Allah sebagai pemimpin kamu; 
Dan Allah membenci bagi kamu, 
saling membantah, 
banyak tanya 
dan menyia-nyiakan harta benda.
“Jangan kamu saling dengki, saling menjerumuskan, saling bermusuhan, 
saling membenci dan jangan sebagian kamu menjual atas kerugian jualan 
sebagian yang lain dan jadilah kamu, hamba-hamba Allah, bersaudara.” 
(H.R. Muslim)
Suatu ummat bagai jasad yang satu.
Orang-orangnya ibarat anggota-anggota tubuhnya.
Setiap anggota punya tugas dan perannya.
Seperti dimaklumi, manusia tidak dapat tidak bermasyarakat, bercampur 
dengan yang lain; sebab seseorang tak mungkin sendirian memenuhi segala 
kebutuhan-kebutuhannya. Dia mau tidak mau dipaksa bermasyarakat, 
berkumpul yang membawa kebaikan bagi umatnya dan menolak keburukan dan 
ancaman bahaya daripadanya.
Karena itu, persatuan, ikatan batin 
satu dengan yang lain, saling bantu menangani satu perkara dan seia 
sekata adalah merupakan penyebab kebahagiaan yang terpenting dan factor 
paling kuat bagi menciptakan persaudaraan dan kasih sayang.
Berapa banyak negara-negara yang menjadi makmur, hamba-hamba menjadi 
pemimpin yang berkuasa, pembangunan jalan-jalan menjadi lancar, 
perhubungan menjadi ramai dan masih banyak manfaat-manfaat lain dari 
hasil persatuan merupakan keutamaan yang paling besar dan merupakan 
sebab dan sarana paling ampuh.
Rasulullah SAW telah 
mempersaudarakan sahabat-sahabatnya sehingga mereka (saling kasih, 
saling menyayangi dan saling menjaga hubungan), tidak ubahnya satu 
jasad; apabila salah satu anggota tubuh mengeluh sakit, seluruh jasad 
ikut merasa demam dan tidak dapat tidur.
Itulah sebabnya mereka 
menang atas musuh mereka, kendati jumlah mereka sedikit. Mereka 
tundukkan raja-raja. Merke ataklukkan negeri-negeri. Mereka buka 
kota-kota. Mereka bentangkan payung-payung kemakmuran. Mereka bangun 
kerajaan-kerajaan. Dan mereka lancarkan jalan-jalan.
Friman 
Allah, “Wa aatainaahu min kulli syai’in sababa.” “Dan Aku telah 
memberikan kepadanya jalan (untuk mencapai) segala sesuatu.” Benarlah 
kata penyair yang mengatakan dengan bagusnya:
‘Berhimpunlah anak-anakku bila
Kegentingan datang melanda
Jangan bercerai-berai sendiri-sendiri
Cawan-cawan enggan pecah bila bersama
Ketika bercerai
Satu-satu pecah berderai.”
Sayyidina Ali karramallau wajhah berkata: “Dengan perpecahan tak ada 
satu kebaikan dikaruniakan Allah kepada seseorang, baik dari orang-orang
 terdahulu maupun orang-orang yang belakangan.”
Sebab, satu kaum 
apabila hati-hati mereka berselisih dan hawa nafsu mereka mempermainkan 
mereka, maka mereka tidak akan melihat sesuatu tempat pun bagi 
kemaslahatan bersama. Mereka bukanlah bangsa bersatu, tapi hanya 
individu-individu yang berkumpul dalam arti jasmani belaka. Hati dan 
keinginan-keinginan bereka saling berselisih. Engkau mengira mereka 
menjadi satu, padahal hati mereka berbeda-beda.
Mereka telah 
menjadi seperti kata orang: “Kambing-kambing yang berpencaran di padang 
terbuka. Berbagai binatang buas telah mengepungnya. Kalau sementara 
mereka tetap selamat, mungkin karena binatang buas belum sampai kepada 
mereka (dan pasti suatu saat akan sampai kepada mereka) atau karena 
saling berebut, telah menyebabkan binatang-binatang buas itu saling 
berkelahi sendiri antara mereka. Lalau sebagian mengalahkan yang lain. 
Dan yang menangpun akan menjadi perampas dan yang kalah menjadi pencuri.
 Si kambingpun jatuh antara si perampas dan si pencuri.
Perpecahan adalah penyebab kelemahan, kekalahan dan kegagalan di 
sepanjang zaman. Bahkan pangkal kehancuran dan kemacetan, sumber 
keruntuhan dan kebinasaan, dan penyebab kehinaan dan kenistaan. Betapa 
banyak keluarga-keluarga besar semula hidup dalam keadaan makmur, 
rumah-rumah penuh dengan penghuni, sampai suatu ketika kalajengking 
perpecahan merayapi mereka, bisanya menjalar meracuni hati mereka dan 
syaitanpun melakukan perannya, mereka kucar-kacir tak keruan. Dan 
rumah-rumah mereka runtuh berantakan.
Sahabat Ali karramallahu 
wajhah berkata dengan fasihnya: “Kebenaran dapat menjadi lemah karena 
perselisihan dan perpecahan dan kebatilan sebaliknya dapat menjadi kuat 
dengan persatuan dan kekompakan.”
Pendek kata siapa yang melihat 
pada cermin sejarah, membuka lembaran yang tidak sedikit dari ikhwal 
bangsa-bangsa dan pasang surut zaman serta apa saja yang terjadi pada 
mereka hingga pada saat-saat kepunahannya, akan mengetahui bahwa 
kekayaan yang pernah menggelimang mereka, kebangggan yang pernah mereka 
sandang, dan kemuliaan yang pernah menjadi perhiasan mereka tidak lain 
adalah karena berkat apa yang secara kukuh mereka pegang, yaitu mereka 
bersatu dalam cita-cita, seia sekata, searah setujuan dan 
pikiran-pikiran mereka seiring. Maka inilah factor paling kuat yang 
mengangkat martabat dan kedaulatan mereka, dan benteng paling kokoh bagi
 menjaga kekuatan dan keselamatan ajaran mereka.
Musuh-musuh 
mereka tak dapat berbuat apa-apa terhadap mereka, malahan menundukkan 
kepala, menghormati mereka karena wibawa mereka. Dan merekapun mencapai 
tujuan-tujuan mereka dengan gemilang.
Itulah bangsa yang 
mentarinya dijadikan Allah tak pernah terbenam senantiasa memancar 
gemilang. Dan musuh-musuh mereka tak dapat mencapai sinarnya.
Wahai ulama dan para pemimpin yang bertaqwa di kalangan Ahlus Sunnah wal
 Jamaah dan keluarga madzhab imam empat; Anda sekalian telah menimba 
ilmu-ilmu dari orang-orang sebelum anda, orang-orang sebelum anda 
menimba dari orang-orang sebelum mereka, dengan jalan sanad yang 
bersambung sampai kepada anda sekalian, dan anda sekalian selalu 
meneliti dari siapa anda menimba ilmu agama anda itu.
Maka dengan
 demikian, anda sekalian adalah penjaga-penjaga ilmu dan pintu gerbang 
ilmu-ilmu itu. Rumah-rumah tidak dimasuki kecuali dari pintu-pintu. 
Siapa yang memasukinya tidak melalui pintunya, disebut pencuri.
Sementara itu segolongan orang yang terjun ke dalam lautan fitnah; 
memilih bid’ah dan bukan sunnah-sunnah Rasul dan kebanyakan orang mukmin
 yang benar hanya terpaku. Maka para ahli bid’ah itu seenaknya memutar 
balikkan kebenaran, memunkarkan makruf dan memakrufkan kemunkaran. 
Mereka mengajak kepada kitab Allah, padahal sedikitpun mereka tidak bertolak dari sana.
Mereka tidak berhenti sampai di situ, malahan mereka mendirikan 
perkumpulan pada perilaku mereka tersebut. Maka kesesatan semakin jauh. 
Orang-orang yang malang pada memasuki perkumpulan itu. Mereka tidak 
mendengar sabda Rasulullah SAW:
“Fandhuru ‘amman ta’khudzuuna 
dienakum.” Maka lihat dan telitilah dari siapa kamu menerima ajaran 
agamamu itu. “Sesungguhnya menjelang hari kiamat, muncul banyak 
pendusta.”. “Janganlah kamu menangisi agama ini bila ia berada dalam 
kekuasaan ahlinya. Tangisilah agama ini bila ia berada di dalam 
kekuasaan bukan ahlinya.”
Tepat sekali sahabat Umar bin Khattab 
radliyallahu ‘anhu ketika berkata: “Agama Islam hancur oleh perbuatan 
orang munafiq dengan Al-Qur’an.”
Anda sekalian adalah orang-orang
 yang lurus yang dapat menghilangkan kepalsuan ahli kebathilan, 
penafsiran orang yang bodoh dan penyelewengan orang-orang yang over 
acting; dengan hujjah Allah, Tuhan semesta alam, yang diwujudkan melalui
 lesan orang yang ia kehendaki.
Dan anda sekalian kelompok yang 
disebut dalam sabda Rasulullah SAW: “Anda sekelompok dari umatku yang 
tak pernah bergeser selalu berdiri tegak diatas kebenaran, tak dapat 
dicederai oleh orang yang melawan mereka, hingga datang putusan Allah.”
“Marilah anda semua dan segenap pengikut anda dari golongan para fakir 
miskin, para hartawan, rakyat jelata dan orang-orang kuat, 
berbondong-bondong masuk Jam’iyyah yang diberi nama “Jam’iyyah Nahdlatul
 Ulama” ini. Masuklah dengan penuh kecintaan, kasih sayang, rukun, 
bersatu dan dengan ikatan jiwa raga.”
Ini adalah jam’iyyah yang 
lurus, bersifat memperbaiki dan menyantuni. Ia manis terasa di mulut 
orang-orang yang baik dan bengkal di tenggorokan orang-orang yang tidak 
baik. Dalam hal ini hendaklah anda sekalian saling mengingatkan dengan 
kerjasama yang baik, dengan petunjuk yang memuaskan dan ajakan memikat 
serta hujjah yang tak terbantah.
Sampaikan secara terang-terangan
 apa yang diperintahkan Allah kepadamu, agar bid’ah-bid’ah terberantas 
dari semua orang. Rasulullah SAW bersabda: “Apabila fitnah-fitnah dan 
bid’ah-bid’ah muncul dan sahabat-sahabatku di caci maki, maka hendaklah 
orang-orang alim menampilkan ilmunya. Barang siapa tidak berbuat begitu,
 maka dia akan terkena laknat Allah, laknat Malaikat dan semua orang.”
Allah SWT berfirman: “Wa ta’awanuu ‘alalbirri wattaqwa”. Dan saling 
tolong menolonglah kamu dalam mengerjakan kebaikan dan taqwa kepada 
Allah. Sayyidina Ali karramallahu wajhah berkata: “Tak seorang pun 
(betapapun lama ijtihadnya dalam amal) mencapai hakikat taat kepada 
Allah yang semestinya. Namun termasuk hak-hak Allah yang wajib atas 
hamba-hamba Nya adalah nasehat dengan sekuat tenaga dan saling bantu 
dalam menegakkan kebenaran diantara mereka.”
Tak seorangpun 
(betapapun tinggi kedudukannya dalam kebenaran, dan betapapun luhur 
derajat keutamaannya dalam agama) dapat melampaui kondisi membutuhkan 
pertolongan untuk memikul hak Allah yang dibebankan kepadanya. Dan tak 
seorangpun (betapa kerdil jiwanya dan pandangan-pandangan mata 
merendahkannya) melampaui kondisi dibutuhkan bantuannya dan dibantu 
untuk itu.
(“Artinya tak seorangpun betapa tinggi kedudukannya 
dan hebat dalam bidang agama dan kebenaran yang dapat lepas tidak 
membutuhkan bantuan dalam melaksanakan kewajibannya terhadap Allah, dan 
tak seorangpun betapa rendahnya, tidak dibutuhkan bantuannya atau diberi
 bantuan dalam melaksanakan kewajibannya itu”. Penterjemah).
Tolong menolong atau saling Bantu pangkal keterlibatan umat-umat. Sebab 
kalau tidak ada tolong menolong, niscaya semangat dan kemauan akan 
lumpuh karena merasa tidak mampu mengejar cita-cita. Barang siapa mau 
tolong menolong dalam persoalan dunia dan akhiratnya, maka akan 
sempurnalah kebahagiaannya, nyaman dan sentosa hidupnya.
Sayyidia
 Ahmad bin Abdillah As Saqqaf berkata: “Jam’iyyah ini adalah perhimpunan
 yang telah menampakkan tanda-tanda menggembirakan, daerah-daerah 
menyatu, bangunan-bangunannya telah berdiri tegak, lalu kemana kamu akan
 pergi? Kemana?”
“Wahai orang-orang yang berpaling, jadilah kamu 
orang-orang pertama, kalau tidak orang-orang yang menyusul (masuk 
jam’iyyah ini). Jangan sampai ketinggalan, nanti suara penggoncang akan 
menyerumu dengan goncangan-goncangan: 
“Mereka (orang-orang 
munafiq itu) puas bahwa mereka ada bersama orang-orang yang ketinggalan 
(tidak masuk ikut serta memperjuangkan agama Allah). Hati mereka telah 
dikunci mati, maka mereka pun tidak bias mengerti.” (Q.S. At Taubah:17)
“Tiada yang merasa aman dari azab Allah kecuali orang-orang yang 
merugi”. (Q.S. Al A’raf:99). Ya Tuhan kami, janganlah Engkau condongkan 
hati kami kepada kesesatan setelah Engkau memberi hidayah kepada kami, 
anugerahkanlah kepada kami rahmat dari sisi Mu; sesungguhnya Engkau Maha
 Penganugerah. ((Q.S. Ali Imron:8)
Ya Tuhan kami, ampunilah bagi 
kami dosa-dosa kami, hapuskanlah dari diri-diri kami kesalahan-kesalahan
 kami dan wafatkan kami beserta orang-orang yang berbakti. (Q.S. Ali 
Imron:193). Ya Tuhan kami, karuniakanlah kami apa yang Engkau janjikan 
kepada kami melalui utusan-utusan Mu dan jangan hinakan kami pada hari 
kiyamat. Sesungguhnya Engkau tidak pernah menyalahi janji. (Q.S. Ali 
Imron:194)
==========================================
Diterjemahkan oleh K.H.A. Musthofa Bisri, Rembang,  Menjelang Muktamar ke 27 di Situbondo