بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
 
Khutbah Idul Fitri 
KHUTBAH PERTAMA
 
اللهُ اَكْبَرْ (3×) اللهُ اَكْبَرْ (3×) 
اللهُ اَكبَرْ (3×) اللهُ اَكْبَرْ كُلَّمَا هَلَّ هِلاَلٌ وَاَبْدَرَ اللهُ 
اَكْبَرْ كُلَّماَ صَامَ صَائِمٌ وَاَفْطَرْ اللهُ اَكْبَرْكُلَّماَ تَرَاكَمَ 
سَحَابٌ وَاَمْطَرْ وَكُلَّماَ نَبَتَ نَبَاتٌ وَاَزْهَرْوَكُلَّمَا اَطْعَمَ 
قَانِعُ اْلمُعْتَرْ. اللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ لاَ اِلَهَ 
اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ وَ للهِ اْلحَمْدُ. اَلْحَمْدُ للهِ 
الَّذِى جَعَلَ لِلْمُسْلِمِيْنَ عِيْدَ اْلفِطْرِ بَعْدَ صِياَمِ رَمَضَانَ 
وَعْيدَ اْلاَضْحَى بَعْدَ يَوْمِ عَرَفَةَ. اللهُ اَكْبَرْ (3×) اَشْهَدُ اَنْ لاَ 
اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ لَهُ اْلمَلِكُ اْلعَظِيْمُ 
اْلاَكْبَرْ وَاَشْهَدٌ اَنَّ سَيِّدَناَ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ 
الشَّافِعُ فِى اْلمَحْشَرْ نَبِيَّ قَدْ غَفَرَ اللهُ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ 
ذَنْبِهِ وَمَا تَأَخَّرَ. اللهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى 
اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ الَّذِيْنَ اَذْهَبَ عَنْهُمُ الرِّجْسَ وَطَهَّرْ. اللهُ 
اَكْبَرْ. اَمَّا بَعْدُ. فَيَا عِبَادَاللهِ اِتَّقُوااللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ 
تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
 
Jama'ah sholat Idul Fitri rahimakumullah
Sejak tadi 
malam telah berkumandang alunan suara takbir, tasbih, tahmid dan tahlil sebagai 
bentuk ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT atas kemenangan besar yang kita 
peroleh setelah menjalankan ibadah puasa Ramadhan selama satu bulan penuh. 
Sebagaimana firman Allah SWT:
وَلِتُكْمِلُوااْلعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُاللهَ 
عَلَى مَا هَدَاكُمْ ولَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
 
“Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu 
mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu 
bersyukur.”
Rasulullah SAW bersabda:
زَيِّنُوْا اَعْيَادَكُمْ 
بِالتَّكْبِيْر 
 
“Hiasilah hari rayamu dengan takbir.”
Takbir kita 
tanamkan ke dalam lubuk hati sebagai pengakuan atas kebesaran dan keagungan 
Allah SWT sedangkan selain Allah semuanya kecil semata. Kalimat tasbih dan 
tahmid, kita tujukan untuk mensucikan Tuhan dan segenap yang berhubungan 
dengan-Nya.
Tidak lupa puji syukur juga kita tujukan untuk Rahman dan 
Rahim-Nya yang tidak pernah pilih kasih kepada seluruh hambanya. Sementara 
tahlil kita lantunkan untuk memperkokoh keimanan kita bahwa Dia lah Dzat yang 
maha Esa dan maha kuasa. Seluruh alam semesta ini tunduk dan patuh kepada 
perintah-Nya.
اللهُ اَكْبَرْ (3×) وَ للهِ 
اْلحَمْدُ
Jamaah Idul Fitri rahimakumullah 
Setelah satu bulan penuh kita 
menunaikan ibadah puasa dan atas karunia-Nya pada hari ini kita dapat berhari 
raya bersama, maka sudah sepantasnya pada hari yang bahagia ini kita bergembira, 
merayakan sebuah momentum kemenangan dan kebahagiaan berkat limpahan rahmat dan 
maghfiroh-Nya sebagaimana yang tersurat dalam sebuah hadis Qudsi:
اِذَا 
صَامُوْا شَهْرَ رَمَضَانَ وَخَرَجُوْا اِلىَ عِيْدِكُمْ يَقُوْلُ اللهُ تَعَالىَ: 
يَا مَلاَئِكَتِى كُلُّ عَامِلٍ يَطْلُبُ اُجْرَهُ اَنِّى قَدْ غَفَرْتُ لَهُمْ 
فَيُنَادِى مُنَادٌ: يَا اُمَّةَ مُحَمَّدٍ اِرْجِعُوْااِلَى مَنَازِلِكُمْ قَدْ 
بَدَلْتُ سَيِّئَاتِكُمْ حَسَنَاتٍ فَيَقُوْلُ اللهُ تَعَالَى: يَا عِبَادِى 
صُمْتُمْ لِى وَاَفْطَرْتُمْ لِى فَقُوْمُوْا مَغْفُوْرًا 
لَكُمْ
 
Artinya: “Apabila mereka berpuasa di bulan Ramadhan kemudian 
keluar untuk merayakan hari raya kamu sekalian maka Allah pun berkata: 'Wahai 
Malaikatku, setiap orang yang mengerjakan amal kebajian dan meminta balasannya 
sesungguhnya Aku telah mengampuni mereka'. Sesorang kemudian berseru: 'Wahai 
ummat Muhammad, pulanglah ke tempat tinggal kalian. Seluruh keburukan kalian 
telah diganti dengan kebaikan'. Kemudian Allah pun berkata: 'Wahai hambaku, 
kalian telah berpuasa untukku dan berbuka untukku. Maka bangunlah sebagai orang 
yang telah mendapatkan ampunan.” 
اللهُ اَكْبَرْ 
(3×) وَ للهِ اْلحَمْدُ
Jama`ah Idul Fithri yang 
berbahagia
Seiring dengan berlalunya Bulan suci Ramadhan. Banyak 
pelajaran hukum dan hikmah, faidah dan fadhilah yang dapat kita petik untuk 
menjadi bekal dalam mengarungi kehidupan yang akan datang. Jika bisa 
diibaratkan, Ramadhan adalah sebuah madrasah. Sebab 12 jam x 30 hari mulai 
terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari, semula sesuatu yang halal menjadi 
haram. Makan dan minum yang semula halal bagi manusia di sepanjang hari, maka di 
bulan Ramadhan menjadi haram. 
Sementara dari aspek sosial, semua 
orang pernah merasa kenyang tapi tidak semuanya pernah merasakan lapar. Oleh 
karena itu, ada tiga pesan dan kesan Ramadhan yang sudah semestinya kita pegang 
teguh bersama. 
Pesan pertama Ramadhan 
adalah Pesan moral atau Tahdzibun Nafsi
Artinya, kita harus 
selalu mawas diri pada musuh terbesar umat manusia, yakni hawa nafsu sebagai 
musuh yang tidak pernah berdamai. Rasulullah SAW bersabda: Jihad yang paling 
besar adalah jihad melawan diri sendiri. Di dalam kitab Madzahib fît Tarbiyah 
diterangkan bahwa di dalam diri setiap manusia terdapat nafsu/naluri sejak ia 
dilahirkan. Yakni naluri marah, naluri pengetahuan dan naluri syahwat. Dari 
ketiga naluri ini, yang paling sulit untuk dikendalikan dan dibersihkan adsalah 
naluri Syahwat.
Hujjatul Islam, Abû Hâmid al-Ghazâlî berkata: bahwa pada 
diri manusia terdapat empat sifat, tiga sifat berpotensi untuk mencelakakan 
manusia, satu sifat berpotensi mengantarkan manusia menuju pintu kebahagiaan. 
Pertama, sifat kebinatangan (بَهِيْمَةْ); tanda-tandanya 
menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan tanpa rasa malu. Kedua, sifat 
buas (سَبُعِيَّةْ) ; tanda-tandanya banyaknya kezhaliman dan 
sedikit keadilan. Yang kuat selalu menang sedangkan yang lemah selalu kalah 
meskipun benar. ketiga sifat syaithaniyah; tanda-tandanya mempertahankan hawa 
nafsu yang menjatuhkan martabat manusia.
Jika ketiga tiga sifat ini lebih 
dominan atau lebih mewarnai sebuah masyarakat atau bangsa niscaya akan terjadi 
sebuah perubahan tatanan sosial yang sangat mengkhawatirkan. Dimana keadilan 
akan tergusur oleh kezhaliman, hukum bisa dibeli dengan rupiah, undang-undang 
bisa dipesan dengan Dollar, sulit membedakan mana yang hibah mana yang suap, 
penguasa lupa akan tanggungjawabnya, rakyat tidak sadar akan kewajibannya, 
seluruh tempat akan dipenuhi oleh keburukan dan kebaikan menjadi sesuatu yang 
terasing, ketaatan akhirnya dikalahkan oleh kemaksiatan dan seterusnya dan 
seterusnya.
Sedangkan satu-satunya sifat yang membahagiakan adalah sifat 
rububiyah (رُبُوْبِيَّةْ); ditandai dengan keimanan, ketakwaan 
dan kesabaran yang telah kita bina bersama-sama sepanjang bulan Ramadhan. Orang 
yang dapat dengan baik mengoptimalkan sifat rububiyah di dalam jiwanya niscaya 
jalan hidupnya disinari oleh cahaya Al-Qur'an, prilakunya dihiasi budi pekerti 
yang luhur (akhlaqul karimah). Selanjutnya, ia akan menjadi insan muttaqin, 
insan pasca Ramadhan, yang menjadi harapan setiap orang. Insan yang dalam hari 
raya ini menampakkan tiga hal sebagai pakaiannya: menahan diri dari hawa nafsu, 
memberi ma`af dan berbuat baik pada sesama manusia sebagaimana firman 
Allah:
 
وَاْلكَاظِمِيْنَ اْلغَيْظَ وَاْلعَافِيْنَ عَنِ 
النَّاسِ وَاللهُ يُحِبُّ اْلمُحْسِنِيْنَ
 
"…dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan 
(kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan." (QS 
Ali Imran: 134)
Jama`ah Idul Fithri yang 
berbahagia
Pesan kedua adalah pesan 
sosial
Pesan sosial Ramadhan ini terlukiskan dengan indah 
indah justru pada detik-detik akhir Ramadhan dan gerbang menuju bulan Syawwal. 
Dimana, ketika umat muslim mengeluarkan zakat fithrah kepada Ashnafuts 
Tsamaniyah (delapan kategori kelompok masyarakat yang berhak menerima zakat), 
terutama kaum fakir miskin tampak bagaimana tali silaturrahmi serta semangat 
untuk berbagi demikian nyata terjadi. Kebuntuan dan kesenjangan komunikasi dan 
tali kasih sayang yang sebelumnya sempat terlupakan tiba-tiba saja hadir, baik 
di hati maupun dalam tindakan. Semangat zakat fitrah ini melahirkan kesadaran 
untuk tolong menolong (ta`awun) antara orang-orang kaya dan orang-orang miskin, 
antara orang-orang yang hidupnya berkecukupan dan orang-orang yang hidup 
kesehariannya serba kekurangan, sejalan hatinya sebab كُلُّكُمْ عِيَالُ 
اللهِ , kalian semua adalah 
ummat Allah. 
Dalam kesempatan 
ini orang yang menerima zakat akan merasa terbantu beban hidupnya sedangkan yang 
memberi zakat mendapatkan jaminan dari Allah SWT; sebagaimana yang terkandung 
dalam hadis Qurthubi:
 
اِنّىِ رَأَيْتُ اْلبَارِحَةَ عَجَاً رَأَيْتُ 
مِنْ اُمَّتِى يَتَّقِى وَهَجَ النَّارَ وَشِرَرَهَا بِيَدِهِ عَنْ وَجْهِهِ 
فَجَائَتْ صَدَقَتُهُ فَصَارَتْ سِتْرًا مِنَ النَّارِ
 
Artinya: "Aku semalam bermimpi melihat kejadian yang menakjubkan. 
Aku melihat sebagian dari ummatku sedang melindungi wajahnya dari sengatan nyala 
api neraka. Kemudian datanglah shadaqah-nya menjadi pelindung dirinya dari api 
neraka." 
Jama'ah 
sholat Idul Fitri rahimakumullah
Pesan ketiga adalah 
pesan jihad
Jihad yang dimaksud di sini, bukan jihad dalam 
pengertiannya yang sempit; yakni berperang di jalan Allah akan tetapi jihad 
dalam pengertiannya yang utuh, yaitu: 
 
بَذْلُ مَاعِنْدَهُ وَمَا فِى وُسْعِهِ لِنَيْلِ 
مَا عِنْدَ رَبِّهِ مِنْ جَزِيْلِ ثَوَابِ وَالنَّجَاةِ مِنْ اَلِيْمِ 
عِقَابِهِ
 
"Mengecilkan arti segala sesuatu yang dimilikinya demi 
mendapatkan keridhaannya, mendapatkan pahala serta keselamatan dari 
Siksa-Nya."
Pengertian jihad ini lebih komprehensif, karena yang 
dituju adalah mengorbankan segala yang kita miliki, baik tenaga, harta benda, 
atapun jiwa kita untuk mencapai keridhaan dari Allah; terutama jihad melawan 
diri kita sendiri yang disebut sebagai Jihadul Akbar, jihad yang paling besar. 
Dengan demikian, jihad akan terus hidup di dalam jiwa ummat Islam baik dalam 
kondisi peperangan maupun dalam kondisi damai. Jihad tetap 
dijalankan.
Dalam konteks masyarakat Indonesia saat ini, jihad yang kita 
butuhkan bukanlah jihad mengangkat senjata. Akan tetapi jihad mengendalikan diri 
dan mendorong terciptanya sebuah sistem sosial yang bermartabat, berkeadilan dan 
sejahtera serta bersendikan atas nilai-nilai agama dan ketaatan kepada 
Allah. 
Mengingat adanya aliran 
Islam yang mengkampanyekan jihad dengan senjata di negara damai Indonesia ini, 
maka perlu untuk ditekankan lebih dalam bahwa jihad seharusnya dilandasi niat 
yang baik dan dipimpin oleh kepala pemerintahan, bukan oleh kelompok atau aliran 
tertentu. Jangan sampai mengatasnamakan kesucian agama, akan tetapi tidak bisa 
memberikan garansi bagi kemaslahatan umat Islam. Islam haruslah didesain dan 
bergerak pada kemaslahatan masyarakat demi mencapai keridhaan Allah dan kemajuan 
ummat. Pengalaman pahit salah mengartikan jihad menjadikan Islam dipandang 
sebagai agama teroris. Padahal Islam sebenarnya adalah rahmat bagi alam semesta 
(rahmatan lil alamin), agama yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, 
keadilan, kedamaian.
Dalam konteks masyarakat Indonesia saat ini, jihad 
yang kita butuhkan adalah upaya mendukung terbangunnya sebuah sistem sosial yang 
bermartabat, berkeadilan dan sehatera yang bersendikan pada ketaatan kepada 
Allah. Jihad untuk mengendalikan hawa nafsu dari seluruh hal yang dapat 
merugikan diri kita sendiri, terlebih lagi merugikan orang lain. 
Jama`ah Sholat Idul Fitri 
rahimakumullah
 
رُوِىَ اَنَّ بَعْضَ الصَّحَابَةِ قَالُوْا يَا 
نَبِيَّ اللهِ لَوَدَدْنَا اَنْ نَعْلَمَ اَيَّ التِّجَارَةِ اَحَبُّ اِلَى اللهِ 
فَنَتَجَرُّ فِيْهَا فَنُزِلَتْ (يآاَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا هَلْ اَدُلُّكُمْ 
عَلىَ تِجَارَةٍ تُنْجِيْكُمْ مِنْ عَذَابٍ اَلِيْمٍ. تُؤْمِنُوْنَ بِاللهِ 
وَرَسُوْلِهِ وَتُجَاهِدُوْنَ فِى سَبِيْلِ اللهِ بِاَمْوَالِكُمْ وَاَنْفُسِكُمْ 
ذَالِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ. يَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ 
وَيُدْخِلْكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِى مِنْ تَحْتِهَا اْلاَنْهَارُ وَمَسَاكِنَ 
طَيِّبَةً فِى جَنَّاتِ عَدْنٍ ذَلِكَ اْلفَوْزُ 
اْلعَظِيْمُ)
 
"Diriwayatkan bahwa sebagian sahabat mendatangi Rasulullah. 
Ketika berjumpa, salah seorang dari mereka berkata: "Wahai Nabi Allah, kami 
ingin sekali mengetahui bisnis apa yang paling dicintai oleh Allah agar kami 
bisa menjadikannya sebagai bisnis kami". Kemudian diturunkan ayat:
يآاَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا هَلْ اَدُلُّكُمْ 
عَلىَ تِجَارَةٍ تُنْجِيْكُمْ مِنْ عَذَابٍ اَلِيْمٍ. تُؤْمِنُوْنَ بِاللهِ 
وَرَسُوْلِهِ وَتُجَاهِدُوْنَ فِى سَبِيْلِ اللهِ بِاَمْوَالِكُمْ وَاَنْفُسِكُمْ 
ذَالِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ. يَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ 
وَيُدْخِلْكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِى مِنْ تَحْتِهَا اْلاَنْهَارُ وَمَسَاكِنَ 
طَيِّبَةً فِى جَنَّاتِ عَدْنٍ ذَلِكَ اْلفَوْزُ 
اْلعَظِيْمُ
 
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku 
tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih? 
yaitu) kamu beriman kepada Allah dan RasulNya dan berjihad di jalan Allah dengan 
harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. Niscaya 
Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir 
di bawahnya sungai-sungai; dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di 
dalam jannah 'Adn. Itulah keberuntungan yang besar." (QS 
Ash-Shaff:10-12)
Dalam konteks sosial masyarakat kita saat ini, dimana 
masih banyak sektor sosial yang perlu pembenahan lebih lanjut. Maka makna jihad 
harus mengacu pada pengentasan masalah-masalah sosial. Oleh sebab itu, sudah 
selayaknya pada momentum lebaran saat ini, bukan hanya pakaian yang baru akan 
tetapi gagasan-gagasan baru juga harus dikedepankan untuk mengentaskan 
masalah-masalah sosial yang selama ini membelenggu kemajuan umat Islam Indonesia 
pada khususnya dan bangsa dan negara Indonesia pada 
umumnya.
اللهُ اَكْبَرْ (3×) وَ للهِ 
اْلحَمْدُ
Jama'ah Sholat Idul Fithri 
rahimakumullah
Demikianlah tiga pesan yang disampaikan oleh 
Ramadhan. Oleh sebab itu, marilah kita bersama-sama memikul tanggung jawab untuk 
merealisasikan ketiga pesan ini ke dalam bingkai kehidupan nyata. Marilah kita 
bersama-sama mengendalikan hawa nafsu kita sendiri, untuk tidak terpancing pada 
hal-hal yang terlarang dan merugikan orang lain; menjalin hubungan silaturrahim 
serta kerjasama sesama muslim tanpa membeda-bedakan status sosial, serta 
menyandang semangat jihad untuk membangun sebuah sistem sosial yang bermartabat, 
berkeadilan dan sejahtera.
اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. 
وَاَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ ربِّهِ ونَهَيَ النَّفْسَ عَنِ اْلَهوَى فَاِنَّ 
الْجَنَّةَ هِيَ اْلمَأْوَى. جَعَلَنَا اللهُ وَاِيَّاكُمْ مِنَ اْلعَائِدِيْنَ 
وَاْلفَائِزِيْنَ وَاْلمَقْبُوْلِيْنَ وَاَدْخَلَنَا وَاِيَّاكُمْ فِى زُمْرَةِ 
عِبَادِهِ الصَّالِحِيْنَ وَاَقُوْلُ قَوْلِى هَذَا وَاسْتَغْفِرُ لِى وَلَكُمْ 
وَلِوَالِدَيَّ وَلِسَائِرِ اْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرْهُ 
اِنَّهُ هُوَاْلغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ 
 
KHUTBAH KEDUA
 
اللهُ اَكْبَرْ (3×) اللهُ اَكْبَرْ (4×) اللهُ 
اَكْبَرْ كبيرا وَاْلحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ الله بُكْرَةً وَ أَصْيْلاً 
لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَالللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ وَللهِ اْلحَمْدُ. 
اْلحَمْدُ للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ 
وَاِمْتِنَانِهِ. وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ 
شَرِيْكَ لَهُ لَهُ تَعْظِيْمًا لِشَأْنِهِ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا 
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ اللهُمَّ صَلِّ عَلَى 
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا 
كَِثيْرًا. اَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ 
وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَزَجَرَ.وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ 
بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى 
اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ 
آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى 
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ 
مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ 
اللهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍوَعُمَروَعُثْمَان وَعَلِى 
وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ 
بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا 
اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ 
وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَْلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ 
اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ 
وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ 
مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ اَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ 
اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ 
وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا 
وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ 
اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا 
حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا 
اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ 
اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ 
وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ 
وَاْلمُنْكَرِِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ 
اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ 
اللهِ اَكْبَرْ
Silahkan Bagikan Artikel ini
 
 
Mohon Maaf, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih. Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar (Cara Download) dibawah postingan. apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini. 
Related Posts :