بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
Kesholehan yang Total
Oleh: A. Mustofa Bisri
Akhir-akhir ini sering kita mendengar dari kalangan kaum muslim, sementara
orang yang mempersoalkan secara dikotomis tentang kesalehan. Seolah-olah dalam
Islam memang ada dua macam kesalehan: “kesalehan ritual” dan “kesalehan
sosial”.
Dengan “kesalehan ritual” mereka menunjuk perilaku kelompok orang yang hanya
mementingkan ibadat mahdlah, ibadat yang semata-mata berhubungan dengan Tuhan
untuk kepentingan sendiri. Kelompok yang sangat tekun melakukan sholat, puasa,
dan seterusnya; namun tidak perduli akan keadaan sekelilingnya. Dengan ungkapan
lain, hanya mementingkan hablun minallah.
Sedangkan yang mereka maksud dengan “kesalehan sosial” adalah perilaku
orang-orang yang sangat peduli dengan nilai-nilai Islami, yang bersifat sosial.
Suka memikirkan dan santun kepada orang lain, suka menolong, dan seterusnya;
meskipun orang-orang ini tidak setekun kelompok pertama dalam melakukan ibadat
seperti sembayang dan sebagainya itu. Lebih mementingkan hablun minan naas.
Boleh jadi hal itu memang bermula dari fenomena kehidupan beragama kaum Muslim
itu sendiri, dimana memang sering kita jumpai sekelompok orang yang tekun
beribadat, bahkan berkali-kali haji misalnya, namun kelihatan sangat bebal
terhadap kepentingan masyarakat umum, tak tergerak melihat saudara-saudaranya
yang lemah tertindas, misalnya. Seolah-olah Islam hanya mengajarkan orang untuk
melakukan hal-hal yang dianggapnya menjadi hak Allah belaka. Sebaliknya juga,
sering dijumpai orang-orang Islam yang sangat concern terhadap masalah-masalah
ummat, sangat memperhatikan hak sesamanya, kelihatan begitu mengabaikan “ibadat
pribadinya”.
Padahal semuanya tahu tentang hablun minallah dan hablun minan nas. Semuanya
membaca ayat, “Udkhuluu fis silmi kaffah !” tahu bahwa kesalehan dalam Islam
secara total !” Masak mereka ini tidak tahu bahwa kesalehan Islam pun mesti
komplit, meliputi kedua kesalehan itu.
Dan bagi mereka yang memperhatikan bagaimana Nabi Muhammad saw. Berpuasa,dan
saat beliau memberi petunjuk bagaimana seharusnya orang melaksanakan puasa yang
baik, niscaya tak akan ragu-ragu lagi akan ajran yang memperlihatkan kedua
aspek tersebut sekaligus. Dengan kata lain, takwa yang menjadi sasaran puasa
kaum Muslim, sebenarnya berarti kesalehan total yang mencakup “kesalehan
ritual” dan “kesalehan sosial”. Kecenderungan perhatian sesorang terhadap salah
satunya, tidak boleh mengabaikan orang lain.
Silahkan Bagikan Artikel ini
Mohon Maaf, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih. Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar (Cara Download) dibawah postingan. apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.
Related Posts :