بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
ARTI SULUK DAN
TASAWUF
(Imam Ghazaly)
Suluk berarti memperbaiki akhlak, mensucikan amal,
dan menjernihkan pengetahuan. Suluk merupakan aktivitas rutin memakmurkan lahir
dan batin. Segenap kesibukan hamba hanya ditujukan kepada Sang Rabb, bahkan ia
selalu disibukkan dengan usaha-usaha menjernihkan hati sebagai persiapan untuk
sampai kepada-Nya (wusul).
Ada dua perkara yang dapat merusak usaha seorang salik (pelaku suluk), yaitu :
Pertama, mengikuti selera orang-orang yang mengambil
aspek-aspek yang ringan dalam penafsiran dan Kedua, mengikuti
orang-orang sesat yang selalu menurut dengan hawa nafsunya.
Barangsiapa yang
menyia-siakan waktunya,maka ia termasuk orang bodoh. Dan orang yang terlalu
mengekang diri dengan waktu maka ia termasuk orang lalai. Sementara orang yang
melalaikannya, dia adalah orang-orang lemah. Keinginan seorang hamba untuk
melakukan laku suluk tidak dibenarkan kecuali ketika ia menjadikan Allah Swt.
dan Rasul-Nya sebagai pengawas hatinya. Siang hari ia selalu puasa dan bibirnya
pun diam terkatup tanpa bicara, sebab terlalu berlebihan dalam hal makan,
bicara, dan tidur akan mengakibatkan kerasnya hati. Sementara punggungnya
senantiasa terbungkuk rukuk, keningnya pun bersujud, dan matanya sembab
berlinangan air mata. Hatinya selalu dirundung kesedihan (karena kehinaan
dirinya dihadirat-Nya), dan lisannya tiada henti terus berzikir.
Dengan kesimpulan, seluruh anggota tubuh seorang hamba disibukkan demi untuk
melakukan suluk. Suluk dalam hal ini adalah segala yang telah dianjurkan oleh
Allah Swt. dan Rasul-Nya dan meninggalkan apa yang dibenci olehnya. Melekatkan
dirinya dengan sifat wara' meninggalkan segala hawa nafsunya, dan melakukan segala
hal yang berkaitan erat dengan perintah-Nya. Semua itu dilakukan dengan segala
kesungguhan hanya karena Allah Swt., bukan sekadar untuk meraih balasan pahala,
dan juga diniatkan untuk ibadah bukan hanya sekadar ritual kebiasaan. Karena
sesungguhnya orang yang Asyiq dengan amaliahnya, tidak lagi memandang bentuk
rupa zahir amalan itu, bahkan jiwanya pun telah menjauh dari syahwat keduniaan.
Maka satu hal yang benar adalah meninggalkan segala bentuk ikhtiar sekaligus
menenangkan diri dalam hilir mudik takdir Tuhan.
Dalam sebuah syair dinyatakan;
Aku ingin menemuinya,
Namun Dia menghendakiku untuk menghindar
Lalu kutanggalkan semua hasratku
Demi apa yang Kaukehendaki
Sirnakan semua makhluk darimu dengan hukum Allah Swt. dan binasakan hawa
nafsumu atas perintah-Nya. Demikian halnya, tanggalkan seluruh hasratmu demi
perbuatan-perbuatan-Nya (af'al). Dengan demikian, maka kau telah mampu
menangkap ilmu Allah Swt.
Kebebasanmu dari ketergantungan dengan makhluk ditandai dengan perpisahanmu
dengan mereka, kau tidak akan kembali dengan mereka, dan
kau pun tidak akan menyesali semua yang ada dalam genggaman mereka. Adapun
tanda kebebasanmu dari hawa nafsu adalah dengan tidak memasang harapan yang
berlebihan dari semua usahamu, dan tidak pula bergantung dengan urusan
kausalitas untuk meraih sebuah kemanfaatan ataupun untuk menghindari kebinasaan.
Maka kau jangan hanya bergulat dengan dirimu sendiri, jangan terlalu percaya
diri, jangan mencelakan atau membahayakan dirimu sendiri. Namun, pertama-tama
yang harus kau lakukan adalah menyerahkan semuanya pada Yang Berhak, agar Dia
berkenan memberikan kuasa-Nya kepadamu. Seperti kepasrahanmu kepada-Nya saat
kau berada dalam rahim ibumu, atau saat kau masih dalam susuan ibumu.
Sementara, tanggalnya seluruh hasrat iradah-mu. lebur dalam iradah-Nya ditandai
dengan tidak adanya sifat menghendaki dalam dirimu (murid), dalam hal
ini kau hanyalah sebagai obyek yang dikehendaki (murad), bahkan dalam setiap
lakumu ada intervensi aktivitas-Nya maka jadilah kau sebagai obyek yang dikehendaki-Nya.
Adapun aktivitas-Nya menempati semua anggota ragamu, mententramkan jiwa,
melapangkan dada, menyinari wajahmu, dan memeriahkan suasana batinmu. Takdir
menjadi nuansa dalam hatimu, azali senantiasa akan menyerumu. Rabb yang Maha
Menguasai mengajarimu dengan ilmu-Nya, menyematkan pakaian untukmu dari cahaya
hulul, dan memposisikanmu pada derajat generasi orang terdahulu di antara para
ulama yang saleh (ulu al-'ilm).
Mi'raj as-Salikin, Imam Al Gazali
Silahkan Bagikan Artikel ini
Mohon Maaf, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih. Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar (Cara Download) dibawah postingan. apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.
Related Posts :