بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
Syeikh Ibnu ‘Athaillah As-Sakandary
“Janganlah pencarianmu (doa-doamu) sebagai sebab untuk diberi sesuatu dari
Allah Swt, maka pemahamanmu kepadaNya menjadi sempit. Hendaknya pencarianmu
(doa-doamu) semata untuk menampakkan wujud kehambaan dan menegakkan Hak-hak
KetuhananNya.”
Pencarian merupakan arah yang
menjadi sebab terwujudnya kehendak yang harus ada. Pencarian, usaha, doa,
ikhtiar merupakan rangkaian sebab-sebab menuju apa yang ingin diraih. Termasuk
disini adalah berdo’a
Umumnya orang berdoa agar terwujud
apa yang diinginkan. Berikhtiar agar tercapai apa yang dicita-citakan. Padahal
dimaksud Allah Swt memerintahkan kita berdoa dan berupaya, semata-mata agar
eksistensi kehambaan kita yang serta fakir, serba hina, serba tak berdaya dan
lemah muncul terus menerus di hadapanNya. Bukan, agar kita bisa mewujudkan apa
yang kita kehendaki, karena hal demikian bisa memaksa Allah Swt menuruti
kehendak kita.
Pemahaman yang sempit tentang Allah
Swt, akan terus menerus berkutat pada sikap seakan-akan Allah-lah yang
mengikuti selera kita, bukan kehendak kita ini akibat kehendakNya, perwujudan
yang ada karena kehendakNya, bukan disebabkan oleh kemauan kita.
Ketika manusia berdoa seluruh
kehinaan dirinya, kebutuhan dirinya dan kelemahannya serta ketakberdayaannya
muncul. Itulah hikmah utama dibalik berdoa. Ketika kita berikhtiar, pada saat
yang sama kita menyadari betapa tak berdayanya kita. Sebab kalau kita berdaya,
pasti tidak perlu lagi ikhtiar dan berjuang.
Di sisi lain, kita dituntut untuk
terus menerus menegakkan Hak-hak KetuhananNya, bahwa Allah berhak disembah,
berhak dimohoni pertolongan, berhak dijadikan andalan dan gantungan, tempat
penyerahan diri, berhak dipuji dan dipatuhi, berhak dengan segala sifat
Rububiyahnya yang Maha Mencukupi, Maha Mulia, Maha Kuasa dan Maha Kuat. Semua
harus terus tegak di hadapan kita. Dan itu semua bisa terjadi manakala
kehambaan kita hadir.
Ironi-ironi dalam ikhtiar dan doa
kita sering terjadi. Kita lebih memposisikan sebagai “tuhan”, dengan banyak
memerintah Tuhan agar menuruti kehendak kita, kemauan kita, proyeksi-proyeksi
kita. Diam-diam kita menciptakan tuhan dan berhala dalam jiwa kita, agar
dipatuhi oleh Allah Sang Pencipta. Inilah piciknya iman kita kepadaNya, yang
sering memaksaNya sesuai dengan pilihan-pilihan kita, bukan pilihanNya.
Karena itu hakikatnya, menjalankan
perintah doa itu lebih utama dibanding terwujudnya doa kita (ijabah). Ikhtiar
kita hakikatnya lebih utama daripada hasil yang kita inginkan. Perjuangan kita
hakikatnya lebih utama dibanding kemangan dan kesuksesannya. Ibadah lebih utama
dibading balasan-balasanNya. Karena taat, doa, ikhtiar itu menjalankan
perintahNya. Sedangkan balasan, ijabah, sukses, kemenangan, bukan urusan
manusia dan tidak diperintah olehNya.
Banyak orang berdoa, beribadah,
berikhtiar, tetapi bertambah stress dan gelisah. Itu semua disebabkan oleh niat
dan cara pandangnya kepada Allah Swt yang sempit. Sehingga, bukan
qalbunya yang menghadap Allah Swt, tetapi nafsunya.
Syeikh Abul Hasan asy-Syadzily, ra
berkata: “Janganlah bagian yang membuatmu senang ketika berdoa, adalah
hajat-hajatmu terpenuhi, bukan kesenangan bermunajat kepada Tuhanmu. Hal
demikian bisa menyebabkan anda termasuk orang yang terhijab.”
Bahwa kita ditakdirkan bisa
bermunajat kepadaNya, seharusnya menjadi puncak kebahagiaan kita. Bukan pada
tercapainya hajat kebutuhan kita. Kenapa kita bisa terhijab? Karena kita
kehilangan Allah Swt, ketika berdoa, karena yang trampak adalah kebutuhan dan
hajat kita, bukan Allah Tempat bermunajat kita.
Silahkan Bagikan Artikel ini
Mohon Maaf, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih. Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar (Cara Download) dibawah postingan. apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.
Related Posts :