بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
Terjemah Kitab
Fathur-Rabbany
wal
Faidhur-Rahmany
Karya
Syeikh Abdul Qadir Al-Jailany ra.
Majelis ke 47.
Membenci Makhluk ketika membahayakan
Selasa pertengahan Sya’ban tahun 545 Hijriyah di
Madrasahnya, Beliau berkata:
Belajarlah,
kemudian beramal, ikhlas, sunyikan jiwamu dari ciptaan.
“Katakan
(yang menurunkan itu) Allah!, kemudian biarkanlah mereka main-main dengan
percakapan kosong (Qs. VI:91).
Katakan
seperti perkataan Ibrahim as,. Sebagaimana tesebut dalam Al-Qur’an :
“Sesungguhnya
pujaan-pujaan itu musuhku, kecuali Tuhan semesta alam.” (Qs. XXVI :77).
Singkirkan
ciptaan dan bencilah mereka, selagi di hadapanmu hanya membawa bencana. Jika
Tauhid bersih, dalam arti keburukan, syirik lepas dari hati tujulah mereka,
seperti transfertasi ilmu dan penujukan pada pintu kebenaran.
Ketidak
butuhan al-Khowash itu ketidak butuhannya terhadap ciptaan; dalam bentuk
kematian kehendak dan ikhtiar, siapa bersih dari ketidakbutuhan ini maka
bersihlah kehidupannya secara abadi bersama Allah. aPabila kamu ingin hal ini
kamu harus menjaga perolehan ketajaman ma’rifat, dekat dan terlena pada tangga
Allah, hingga kamu tercabut oleh tangan rakhmat dan kelembutan, ketika itu,
niscaya kamu bisa hidup secara abadi, makanan tertolak dan sirri menjadi
makanan. Karena itu Nabi bersabda :
“Aku
bernaung di sisi Tuhanku, maka Dia memberi makanan daku dan meminumi daku.”
Artinya;
memberi makanan sirri berupa ma’ani, memberi makanan ruh berupa ruhaniyat,
memberi makanan yang khusus.
Pertama
kali perubahan sikap disertai hati, lalu ketetapan perubahan itu dan terjadilah
pengangkasaan hati dan sirrinya. Ketika itu ia hadir di tengah-tengah manusia.
Nah, demikian kaitan kebenaran orang yang meneyatukan antara ilmu dan amal,
ikhlas dan pengajaran.
Wahai
manusia, makanlah sisa-sisa orang berilmu, minumlah sesuatu yang masih tertinggal
dalam cawan-cawan mereka. Wahai pengaku berilmu, tiada teladan dengan ilmumu.
Barangsiapa tidak sedia berteladan dengan ilmunya, tanpa ikhlas, sesungguhnya
laksana tubuh tanpa nyawa. Di antara tanda-tanda ikhlas dalah, bahwa kamu tidak
mencari pujian orang atau cela mereka, juga tidak mengharapkan sesuatu yang ada
pada mereka bahkan ia menyodorkan konsepsi Ketuhanan sebagai
haknya. Beramallah untuk sang pemberi nikmat, bkan untuk nikmat untuk sang
pengausa (Allah) bukan untuk yang dikuasai, untuk kebenaran bukan kebatilan.
Jika kebenaranmu telah sempurna, ketika itu telah telanjang dari segala
keberadaan selain Dia. Telanjang itu pada hati, bukan apda tubuh, zuhud itu
apda hati bukan untuk tubuh, berpaling itu untuk sirr bukan pada lahir,
penglihatan itu pada ma’ani bukan untuk bangunan, padangan itu pada Allah bukan
untuk ciptaan, ketidakadaan dunia-akhirat tanpa sesuatu selain-Nya. Orang yang
dicintai Allah yaitu orang yang diberi kekhususannya agar diberi nikmat berupa
cobaan pada fisiknya, yaitu menjadi syahid di ujung pedang orang kafir.
Maka,
bagaimana dengan para syuhada yang mati di ujung pedang diliput cinta. Bahwa
pnghancuran itu diproyeksikan mengarah bangunan-bangunan yang digunakan untuk
bermaksiat. Jika kamu lihat pusat-pusat maksiat menghancurkan penghuninya,
hancurkanlah ia, karena maksiat itu bisa menghancurkan negara dan merusak
ibadah. Nah, demikian seharusnya niatmu; jika mengetahui di mana ada negara
bermaksiat hancurkanlah, tapi jika dirimu yang bermaksiat, tentu kehancuran
melummat dirimu sampai merusak jiwa, menjalar kemudaian merusak konstruksi
agama sampai kebutaan hati menyelimutimu berakhir dengan kelenyapan iman. Di
samping itu berbagai penyakit menyerang, fakir datang, maka ludeslah
perbendaharaan, akhirnya kamu butuh kepada teman-teman sejawat dan
musuh-musuhmu.
Celaka
kau munafik, jangan menipu Allah, kau beramal sesuatu amal sembari
memperlihatkan kepada manusia, padahal amal itu untuk Allah. Rupanya kamu ahli
beriya’, ahli pengibul dan lupa Tuhan. Tidak lama kau akan terlempar dari dunia
dengan kemiskinan. Wahai pengidak penyakit dalam, peliharalah pengobatanmu –
inilah terapinya – yaitu kamu jangan bergaul sesama ciptaan kecuali dengan
orang-orang shalih, ambillah terapi dari mereka dan amalkanlah tentu kesembuhan
segera mendekatimu selamanya; meliputi kesehatan ma’ani, hati, sirr bahkan kamu
dapat bersembunyi bersama Tuhan; Kala mata hati di buka, kamu melihat Tuhan,
kini kamu berarti tergolog orang yang dicintai Allah yang selalu siaga di
pintu-Nya – tanpa melihat – sesuatu selain Dia. Tapi bila hati berisi bid’ah
bagaimana bisa digunakan untuk melihat Allah?
Wahai
manusia, beritba’lah (Mengikuti perilaku Nabi saw. dalam kehidupan sehari-hari)
jangan berbid’ah, bersesuailah jangan bersyirik, Esakan Allah jangan tinggalkan
pintunya, pintalah Dia jangan pinta yang lain, pintalah pertolongan dengan-Nya
jangan yang lain, tawakallah kepada-Nya jangan kepada yang lain. Wahai khowash,
serahkan jiwa ragamu untuk-Nya, relakan apa yang ditentukan Dia, padati
hari-harimu dengan mengenang bukan memohon. Pernah kamu dengar firman Allah :
“Barangsiapa
memadati hari-harinya dengan mengenang Aku meliputi masalah yang Kubawa, tentu
ia Kuberi sesuatu yang lebih baik daripada yag Kuberikan kepada peminta.”
Wahai
orang yang sibuk mengenang Allah dan meluluhkan hati karena Dia, jika kamu rela
atas pemberian Allah, tentu Dia menjadi teman dudukmu. Allah berkata :
“Aku
menjadi teman duduk orang yang mengenang (dzikir) kepada-Ku.”
Juga
katanya :
“Aku
di samping orang yang luluh hati karena Aku.”
Anak-anak
muridku, kenanglah Dia tentu memperekat hati kepada-Nya dan membawamu masuk ke
pesanggrahan yang dekat dengan-Nya, dan memperlakukanmu sebagai tamu, sedang di
mana saja tamu pasti dimuliakan, apalagi sebagai tamu sang Maha Raja (Allah).
Kamu
jangan membuat masalah baru (bid’ah) dalam agama Allah, ikutilah para ssaksi
yang adilm berdasar Kitab dan Sunnah, karena keduanaya itu bisa mempertaut
kepada Allah, tapi jika kamu berbid’ah, maka saaksimu (syahid) adalah hawa dan
nafsu, yang berarti mempertaut diri dengan neraka secara pasti, di sana kamu
akan dipertemukan Fir’aun, Haman beserta bala tentaranya.
Jadikan
lakumu untuk mencari ilmu dan amal, jangan jadikan untuk mencari dunia. Dalam
waktu dekat lakumu akan terputus, karena itu jadikan ia dalam hal yang membawa
ma’rifat.
Anak-anak
muridku, menghadaplah dan jalinlah sesuatu untuk mencari ridla Tuhan, karena
bila Dia berkenan meridlaimu niscaya Dia menyintaimu. Himmahmu adalah apa yang
menjadi tujuanmu, jika himmahmu dunia berarti kamu penyertanya, bila himmahmu
akhirat berarti kamu bersamanya, bila himmahmu ciptaan berarti kamu pengiring
mereka, dan jika himmahmu Allah berarti kamu bersama Dia, baik dunia atau
akhirat.
Silahkan Bagikan Artikel ini
Mohon Maaf, Kepada Semua Sahabat, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih.**** Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar(Cara Download) dibawah postingan. Apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada, kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.